DI sebuah desa terpencil di Bali, berdiri megah pohon Taru Menyan—berukuran raksasa dan berwarna hijau yang usianya telah melampaui generasi, menyimpan aroma mistis yang menenangkan jiwa. Bagi penduduk desa, pohon ini bukan sekadar simbol, melainkan gerbang harmoni antara dunia manusia dan alam gaib. Namun, di era moderen yang tak mengenal batas, sebuah aplikasi canggih justru membangkitkan sesuatu yang tak seharusnya.
Apa jadinya jika teknologi melintasi garis yang tak terlihat? Ketika yang mistis dan futuristik bertemu, keheningan desa berubah menjadi panggung bagi kisah menegangkan yang memadukan tradisi, roh, dan keberanian. Siapkah Anda masuk ke dalam bayang-bayang Taru Menyan?
Bagian 1: Pohon Taru Menyan dan Aplikasi Mistis
Di sebuah desa terpencil dekat sungai di Bali bernama Desa Manjarika, berdiri megah sebuah pohon Taru Menyan yang sudah berusia ratusan tahun. Pohon ini dikenal bukan hanya karena ukurannya yang besar, tetapi juga karena aromanya yang lembut dan mistis. Bagi masyarakat setempat, Taru Menyan adalah simbol keharmonisan antara dunia manusia dan alam gaib. Mereka percaya bahwa pohon ini mampu menenangkan roh-roh gentayangan dan menjaga keseimbangan spiritual desa.
Ketika pariwisata modern mulai menjamah Desa Manjarika, sebuah startup teknologi pariwisata bernama MysticVision melihat potensi besar di pohon tersebut. Mereka menciptakan aplikasi augmented reality (AR) yang memungkinkan turis melihat “bayangan” dunia mistis di sekitar pohon Taru Menyan. Melalui aplikasi ini, turis dapat merasakan pengalaman interaktif, seperti melihat sosok-sosok roh dan mendengar suara alam gaib yang sebelumnya hanya dikenal dalam mitos.
Putu, seorang programmer muda asal Bali, dipercaya untuk mengembangkan sistem aplikasi tersebut. Ia adalah seorang yang cerdas, tetapi skeptis terhadap mitos dan cerita mistis. Baginya, teknologi adalah jawaban untuk segalanya.
Bagian 2: Keanehan yang Tak Terduga
Saat aplikasi AR MysticVision diluncurkan, antusiasme turis meningkat pesat. Banyak yang kagum dengan visualisasi roh yang terlihat seperti nyata. Namun, Putu mulai menyadari sesuatu yang aneh. Beberapa sosok yang muncul di aplikasi bukanlah bagian dari program yang ia buat. Bayangan-bayangan baru ini tampak berbeda—lebih menyeramkan dan lebih nyata.
Salah seorang turis bahkan mengaku melihat sosok perempuan berambut panjang yang melayang di sekitar pohon. Ketika turis itu mencoba mendekat, ia tiba-tiba pingsan. Penduduk desa pun mulai resah, dan kabar tentang gangguan mistis menyebar dengan cepat.
Putu memutuskan untuk menyelidiki kode programnya. Namun, setelah memeriksa, ia menemukan bahwa tidak ada anomali dalam sistem. Data menunjukkan bahwa “sosok-sosok tambahan” tersebut berasal dari luar program, seolah-olah mereka muncul dari dunia nyata ke dalam aplikasi.
Bagian 3: Portal yang Terbuka
Putu akhirnya meminta bantuan seorang pemangku pura (pendeta) desa setempat yang bernama Mangku Arya. Mangku Arya adalah penjaga tradisi spiritual Desa Manjaraka sekaligus seseorang yang memiliki hubungan mendalam dengan Taru Menyan. Ketika Putu menjelaskan masalahnya, Mangku Arya langsung menyadari bahwa aplikasi AR tersebut telah membuka portal antara dunia manusia dan alam gaib.
Mangku Arya menjelaskan bahwa pohon Taru Menyan adalah gerbang alami yang menjaga roh-roh gentayangan agar tetap tenang. Namun, teknologi AR yang digunakan dalam aplikasi telah mengganggu harmoni tersebut, membuat roh-roh yang terperangkap mulai mencari jalan keluar. Beberapa roh adalah entitas baik, tetapi ada juga roh gelap yang berbahaya.
Bagian 4: Kekuatan Gelap yang Terbangun
Saat Putu dan Mangku Arya mencoba mencari solusi, situasi semakin memburuk. Para turis yang menggunakan aplikasi mulai melaporkan pengalaman mistis yang semakin intens, seperti merasa diikuti atau mendengar suara-suara aneh. Salah satu turis bahkan menghilang di sekitar pohon Taru Menyan, hanya untuk ditemukan dalam keadaan linglung dengan wajah ketakutan.
Mangku Arya menyarankan untuk melakukan ritual penyucian di sekitar pohon. Namun, ritual ini membutuhkan benda khusus yang hanya bisa didapatkan di dalam hutan keramat desa. Putu dengan ragu-ragu setuju untuk membantu, meskipun ia merasa tidak percaya pada hal-hal mistis.
Saat mereka mengumpulkan bahan-bahan ritual, mereka menghadapi gangguan dari sosok-sosok gelap yang muncul di sekitar mereka. Dalam proses ini, Putu mulai memahami bahwa dunia teknologi dan dunia spiritual tidak bisa dipisahkan begitu saja.
Bagian 5: Menutup Portal
Ritual besar dilakukan di bawah pohon Taru Menyan. Mangku Arya memimpin upacara, sementara Putu menghubungkan aplikasi AR ke sistem utama untuk mematikan fitur yang mengganggu. Dalam prosesnya, sosok roh gelap yang paling kuat, seorang raja roh yang disebut “Sang Penunggu Kegelapan,” muncul dan mencoba menggagalkan ritual tersebut.
Dengan bantuan Mangku Arya dan keyakinan baru Putu terhadap harmoni spiritual, mereka berhasil menyelesaikan ritual. Portal antara dunia manusia dan alam gaib akhirnya tertutup, dan aplikasi MysticVision ditutup permanen.
Epilog
Setelah kejadian itu, Putu meninggalkan pekerjaannya di MysticVision dan memilih untuk tinggal di Desa Manjarika. Ia mulai belajar lebih dalam tentang tradisi dan kepercayaan spiritual Bali, menyadari bahwa teknologi harus berjalan selaras dengan kearifan lokal. Pohon Taru Menyan kembali tenang, dan Desa Manjarika kembali menjadi tempat damai bagi manusia maupun roh-roh.
Cerita tentang aplikasi AR dan roh-roh yang muncul tetap menjadi legenda yang diceritakan oleh penduduk desa, menjadi pengingat bahwa ada batasan yang tidak boleh dilanggar, bahkan oleh teknologi tercanggih sekalipun. (*)