Essh… Enaknya Menu Timbungan Ayam

Timbungan
Ilustrasi timbungan bebek. (Foto: Kemenparekraf)
banner 468x60

Pada mulanya istilah ‘timbungan’ bukan mengacu kepada nama jenis ‘masakan’ atau salah satu jenis ‘hidangan khas Bali,’ melainkan lebih mengacu kepada proses mengawetkan makanan agar tidak mudah atau cepat basi. O ya, timbungan itu sendiri berarti ‘memasak di dalam bambu.’

Lalu, bagaimana caranya? Makanan tersebut dimasukkan ke dalam bumbung atau seruas bambu atau bambu yang sudah dipotong-potong. Pada umumnya, cukup menggunakan seruas bambu saja untuk porsi kecil.

Read More

Metode penghangatan ini biasanya dilakukan saat melimpahnya lauk serangkaian adanya peringatan hari raya keagamaan di Bali seperti Galungan dan Kuningan atau perayaan sejenisnya. Nah, pada saat itu persediaan makanan cukup melimpah seperti misalnya lawar daun belimbing atau lawar kelungah (tempurung kelapa muda yang belum ada daging buahnya). Untuk mengawetkan makanan tersebut, dilakukanlah pengawetan dengan menghangatkan di dalam ruas bambu. Cara ini mungkin hanya ditemukan di beberapa daerah tertentu saja di Bali.

Selanjutnya, makanan di dalam ruas bambu tadi dihangatkan atau ditempatkan dekat perapian. Penghangatan ini biasanya dilakukan saat memasak pada pagi, atau sore hari. Nah, proses penghangatan inilah yang dinamai ‘timbungan.’

Sejalan dengan perjalanan waktu, istilah ‘timbungan’ ini memiliki makna meluas. Timbungan kemudian juga diartikan sebagai cara memasak atau menyiapkan masakan dengan bahan dasar seperti daging hewan, unggas, atau ikan yang kemuian dimasukkan ke dalam bambu dan dicampurkan dengan sekitar 15 macam bumbu rempah.

Daging ayam, bebek atau ikan, misalnya, yang sudah dicampur dengan bumbu rempah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ruas bambu yang sudah disiapkan. Bagian bawah bambu ada ruasnya sebagai tutup bawah, sedangkan tutup atas digunakan gulungan daun pisang atau sejenisnya. Kalau keduanya berlubang, cukup ditutup dengan daun atau kertas aluminium foil.

Setelah itu baru dimasak di dalam bara api atau api kecil hingga timbungan ayam atau timbungan bebek tersebut matang dengan merata. Nah, setelah matang bambunya dibelah dan hidangkan di atas piring atau daun.

Dalam istilah dunia masak-memasak sekarang, cara ini dinamakan memasak lambat alias slow cooking. Setelah melalui proses ini, daging ayam atau itik tersebut akan menjadi empuk termasuk tulangnya. Dengan demikian bumbu akan benar-benar meresap secara merata ke dalam daging sehingga dagingnya lezat disantap.

banner 300x250

Related posts