Ketika Paijo Jadi Turis di Bali

  • Whatsapp
Banana boat
Ilustrasi wisata bahari banana boat. (Image: GwAI/Nusaweek)
banner 468x60

SIAPA bilang liburan di Bali selalu penuh ketenangan? Ketika Paijo, warga desa sederhana, memutuskan mencoba wisata bahari untuk pertama kali, yang terjadi malah rangkaian petualangan yang bikin jantung olahraga!

Mulai dari banana boat yang bikin mental kena uji, snorkeling yang berubah jadi ‘survival mode’, hingga wisata kapal selam yang mempertemukannya dengan ‘ikan perompak’—semua pengalaman tak terduga ini bikin liburannya penuh tawa dan adrenalin. Ikuti kisah seru dan lucu Paijo dalam menghadapi keindahan laut Bali dengan keberanian (dan sedikit panik)!”

Read More

Paijo, seorang pria sederhana dari desa, baru pertama kali menginjakkan kaki di Bali untuk berlibur. Berbekal uang tabungan hasil panen, ia berencana menikmati wisata bahari di pulau dewata. Sudah terbayang olehnya keindahan pantai, aktivitas snorkeling, dan serunya naik banana boat. Tapi seperti biasa, apapun yang Paijo lakukan tak pernah berjalan semulus rencananya.

Hari 1: Debut di Pantai Tanjung Benoa

Sesampainya di pantai, Paijo langsung disambut pemandu wisata yang menawarkan aktivitas laut.

Pemandu: “Selamat datang di Bali, Pak! Mau coba banana boat?”

Paijo: (dengan antusias) “Wah, iya dong! Saya udah siap mental dari kampung. Bener ya, bentuknya kayak pisang?”

Pemandu: “Iya, Pak. Ini yang paling seru, pasti langsung jatuh cinta!”

Setelah mengenakan pelampung oranye yang sedikit kebesaran, Paijo naik ke banana boat bersama beberapa turis lainnya. Ia duduk di depan dengan percaya diri, menggenggam tali erat-erat.

Ketika kapal mulai melaju, banana boat itu bergoyang-goyang di atas ombak, makin lama makin cepat. Wajah Paijo berubah dari senyum penuh semangat menjadi pucat. Tepat saat ia berpikir untuk minta berhenti, banana boatnya mendadak membelok tajam!

Paijo: (berteriak panik) “Waduh, ini kayak mau dibanting, kayak naik bajaj!”

Tentu saja, dalam hitungan detik, banana boat itu terbalik, dan semua penumpang tercebur ke laut. Paijo berenang sambil terbatuk-batuk dan memegangi hidungnya.

Paijo: (pada pemandu) “Mas, kok gak bilang-bilang kalau ini latihan nyelam kilat!”

Pemandu: (tertawa) “Nah, seru kan, Pak? Itu baru pemanasan.”

Hari 2: Petualangan Snorkeling

Setelah pulih dari pengalaman banana boat, Paijo penasaran dengan snorkeling. Ia mendengar betapa indahnya pemandangan bawah laut Bali dan ingin melihat ikan-ikan warna-warni yang katanya ramah dengan para turis.

Pemandu pun memberikan perlengkapan snorkeling pada Paijo—masker, snorkel, dan kaki katak. Namun, begitu Paijo memakai masker, ia langsung kaget.

Paijo: “Mas, kok saya gak bisa napas?”

Pemandu: “Pakai snorkelnya, Pak, di mulut, bukan di hidung!”

Setelah beberapa percobaan, Paijo akhirnya berhasil mengapung di air dan mulai melihat ikan-ikan di bawahnya. Tapi baru sebentar, seekor ikan kecil warna-warni berenang mendekatinya. Ikan itu mengira jari Paijo adalah makanan, dan menggigit pelan.

Paijo: (kaget) “Aduh, Mas! Ini ikan-ikan doyan manusia ya? Nggak sopan banget!”

Pemandu: (tertawa) “Tenang, Pak, itu ikan kecil, cuma menggigit lembut. Namanya ikan badut, ramah kok.”

Paijo: “Ya ampun, Mas, kalau begini mah bukan wisata, ini survival di bawah laut!”

Meskipun terkejut berkali-kali, Paijo berhasil menyelesaikan sesi snorkeling dan kembali ke darat dengan pengalaman yang tak terlupakan.

Hari 3: Wisata Kapal Selam

Di hari terakhir, Paijo mencoba tur kapal selam. Ia duduk dengan bersemangat di dalam kapal kecil yang transparan, siap menyelam dan melihat laut Bali dari balik kaca. Saat kapal mulai turun ke dasar laut, pandangannya dipenuhi karang berwarna-warni dan ikan-ikan yang berenang bebas.

Pemandu Kapal: “Nah, Pak, itu ikan pari di sebelah kiri! Dan di depan kita itu terumbu karang yang sudah dilestarikan.”

Paijo memperhatikan dengan kagum. Namun, tiba-tiba seekor ikan hiu kecil lewat dekat jendela kapal.

Paijo: (kaget) “Mas! Itu ikan perompak ya? Ada giginya panjang-panjang!”

Pemandu Kapal: (tertawa) “Pak, tenang, itu ikan hiu kecil. Aman kok, mereka nggak menyerang kapal.”

Paijo: (menghela napas) “Ya ampun… wisata ini bener-bener bikin jantung saya olahraga.”

Di akhir perjalanan, Paijo merasa telah menjalani liburan yang paling menegangkan sekaligus menghibur dalam hidupnya. Ia pulang ke kampung dengan segudang cerita dan janji untuk kembali lagi ke Bali—tentu, kali ini dengan persiapan mental yang lebih matang.

Kisah Paijo di Bali menjadi bahan lelucon keluarga dan teman-temannya selama berbulan-bulan. Meski ketakutan, Paijo bangga bisa menghadapi tantangan wisata bahari Bali, dan tak sabar untuk kembali. Siapa tahu, mungkin kali ini ia akan berani mencoba parasailing!

banner 300x250

Related posts

banner 468x60