Ular Piton dan Perambah Hutan yang Jujur

  • Whatsapp
Ular piton
Ilustrasi seekor piton terjepit di antara akar pohon besar dan perambah hutan. (Image: GwAI/Nusaweek)
banner 468x60

Di sebuah desa kecil di Bali, hiduplah seorang lelaki bernama Wira. Ia bekerja sebagai perambah hutan, mengumpulkan kayu dan hasil hutan untuk dijual di pasar. Meski hidup sederhana, Wira dikenal sebagai orang yang jujur dan tidak pernah mengambil sesuatu yang bukan haknya.

Suatu hari, saat sedang mencari kayu di dalam hutan, Wira menemukan seekor ular piton raksasa yang terjepit di antara akar-akar pohon besar. Ular itu tampak lemah dan kesulitan bergerak. Dengan hati-hati, Wira mendekat dan bertanya, “Wahai ular, apa yang terjadi padamu?”

“Aku terjebak di sini dan tidak bisa melepaskan diri. Jika kau membantuku, aku akan membalas kebaikanmu,” jawab ular dengan suara serak.

Wira yang berhati baik segera membantu melepaskan akar-akar yang menjerat tubuh ular piton tersebut. Setelah beberapa saat, ular itu akhirnya bisa bergerak bebas kembali.

Namun, setelah bebas, ular piton itu berkata, “Aku sangat lapar setelah terjebak begitu lama. Aku harus memakanmu agar bisa mendapatkan kembali tenagaku.”

Wira terkejut dan berkata, “Tapi aku telah menolongmu! Bukankah kau berjanji akan membalas kebaikanku?”

Ular piton itu merenung sejenak, lalu berkata, “Baiklah, kita tanyakan kepada tiga makhluk di hutan ini apakah aku berhak memakanmu atau tidak. Jika dua di antaranya setuju bahwa aku tidak boleh memakanmu, maka aku akan membebaskanmu.”

Mereka lalu bertemu dengan seekor kancil. Wira menceritakan apa yang terjadi. Namun, kancil berkata, “Di dunia ini, kebaikan sering dibalas dengan keburukan. Aku pernah menolong manusia, tetapi mereka justru menangkapku. Aku pikir ular piton berhak memakanmu.”

Wira semakin cemas. Mereka kemudian bertanya pada seekor burung gagak. Burung itu menjawab, “Aku sering melihat manusia menebang pohon dan merusak hutan tanpa memikirkan kehidupan kami. Aku setuju dengan kancil, ular piton boleh memakanmu.”

Kini, Wira hanya memiliki satu kesempatan terakhir. Mereka menemukan seekor kura-kura tua yang bijaksana. Setelah mendengar cerita mereka, kura-kura berkata, “Aku ingin melihat bagaimana ular itu terjebak sebelum Wira menolongnya. Tolong tunjukkan bagaimana kau bisa terperangkap.”

Tanpa curiga, ular piton kembali masuk ke dalam akar-akar pohon dan memperagakan bagaimana ia terjebak. Begitu ular itu kembali terjepit, kura-kura dengan tenang berkata, “Sekarang, biarkan dia tetap di sana, karena dia tidak tahu berterima kasih. Kejujuran dan kebaikan tidak boleh dibalas dengan penghianatan.”

Wira mengucapkan terima kasih kepada kura-kura dan meninggalkan ular piton yang kembali terjebak. Ia kembali ke desanya dengan membawa pelajaran berharga: bahwa kejujuran dan kebaikan harus selalu dipegang teguh, tetapi juga harus disertai dengan kebijaksanaan agar tidak dimanfaatkan oleh yang tamak.

Pesan Moral: Kejujuran dan kebaikan adalah sifat yang mulia, tetapi harus disertai dengan kebijaksanaan agar tidak dimanfaatkan oleh mereka yang tidak tahu berterima kasih. (*)

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *