MENJELANG penutupan tahun 2025, suasana di kawasan Catur Muka hingga Monumen Puputan Badung terasa berbeda. Denpasar Festival (Denfest) ke-18 kembali hadir sebagai magnet utama pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali. Namun, lebih dari sekadar pesta rakyat, Denfest 2025 yang digelar pada 20–23 Desember ini mengusung misi yang mendalam melalui tema “Mulat Sarira: Hening Jiwa, Eling Rasa.”
Introspeksi Diri di Ambang Tahun Baru
Tema “Mulat Sarira” yang berarti refleksi atau introspeksi diri menjadi nafas utama perayaan tahun ini. Di tengah hiruk-pikuk modernitas, Pemerintah Kota Denpasar mengajak masyarakat dan wisatawan untuk sejenak berhenti dan menengok ke dalam jiwa. Festival ini bertransformasi menjadi ruang kontemplasi, di mana seni bukan hanya menjadi tontonan, tetapi juga tuntunan untuk menyongsong tahun baru dengan jiwa yang lebih tenang dan rasa yang lebih peka terhadap sesama serta lingkungan.
Wahana Kreativitas Tanpa Batas
Denpasar Festival 2025 membuktikan diri sebagai laboratorium kreativitas raksasa. Berbagai disiplin ilmu dan hobi bertemu dalam satu ruang publik. Di sudut panggung utama, para desainer lokal berkolaborasi dengan model-model berbakat dalam balutan busana berbahan tenun Endek, menunjukkan bahwa industri fashion dan modeling Denpasar mampu bersaing di level internasional.
Tak hanya seni rupa dan pertunjukan, bidang desain grafis, hingga fotografi juga mendapatkan panggung luas. Kreativitas ini menjadi modal utama bagi Kota Denpasar untuk memajukan ekonomi kreatif yang berbasis pada kekayaan intelektual dan budaya lokal.
Memajukan UMKM dan Ekonomi Kreatif
Salah satu pilar terkuat Denfest tahun ini adalah pemberdayaan UMKM. Ratusan stan yang tertata rapi tidak hanya menyuguhkan kuliner khas Bali yang autentik, tetapi juga produk kriya, fesyen, kuliner dan agro yang inovatif. Pemerintah Kota Denpasar secara strategis memposisikan festival ini sebagai “etalase” bagi pelaku usaha kecil untuk naik kelas.
Melalui promosi yang masif, pelaku UMKM mendapatkan akses langsung ke pasar yang lebih luas, baik domestik maupun mancanegara. Hal ini menciptakan perputaran ekonomi yang signifikan bagi warga kota, sekaligus memperkuat struktur ekonomi kreatif Denpasar yang tahan banting.
Mendorong Pariwisata dan Kelestarian Lingkungan
Sebagai kota kreatif, Denpasar terus berinovasi dalam mengemas pariwisata perkotaan (urban tourism). Denfest 2025 hadir dengan identitas baru sebagai Role Model Zero Waste Festival. Dengan meminimalkan penggunaan plastik sekali pakai dan mengelola sampah di lokasi acara, festival ini mengirimkan pesan kuat kepada dunia: bahwa pariwisata besar bisa berjalan beriringan dengan kelestarian alam.
Denpasar Festival 2025 bukan sekadar seremoni akhir tahun. Ia adalah wujud nyata kolaborasi antara tradisi dan inovasi. Dengan semangat introspeksi, pemberdayaan ekonomi, dan kreativitas yang menyala, festival ini sukses mengukuhkan posisi Denpasar sebagai kota yang tidak hanya hidup dari sejarahnya, tetapi juga tumbuh besar melalui daya cipta rakyatnya. (*)







