- SEBAGAI makanan cepat saji dari Italia, pizza memiliki sejarah panjang, unik dan menarik
- Sekarang pizza menyebar ke pelosok dunia dan bahkan mengalami ‘domestikasi’ atau penambahan bahan-bahan lokal yang khas yang memperkaya khazanah pizza itu sendiri
Mungkin hampir tidak ada generasi sekarang yang tak kenal makanan yang namanya pizza. Makanan cepat saji ternama ini memiliki akar sejarah yang panjang dari asalnya hingga menyebar ke seluruh dunia.
Selain di restoran cepat saji berjejaring internasional, kini pizza itu sudah tersedia luas hingga pedagang kaki lima di pinggir jalan. Paling tidak, itu artinya makanan pizza ini sudah begitu merakyat, berbaur dengan makanan tradisional dan nasional yang kadang dipadukan hingga menghasilkan citarasa baru.
Pizza dibuat dari adonan tepung gandum beragi dengan bentuk bulat dan datar. Kemudian, di atasnya ditambah isian berupa tomat dan keju. Tetapi, koki kreatif biasanya juga menambahkan aneka bahan lain sesuai kekhasan daerah dimana resto itu berada seperti jamur, bawang, ikan teri, zaitun, nanas, daging, bahkan suiran ayam betutu dan lain-lain. Nah, adonan ini kemudian dipanggang pada suhu tinggi secara tradisional dalam oven berbahan bakar kayu.
Setelah matang atau saat akan menghidangkannya, barulah lempengan pizza itu diiris dengan pisau menjadi beberapa bagian sesuai keinginan.
Ada yang mengatakan bahwa kata pizza berasal dari Bahasa Latin ‘pinsa,’ yang berarti roti pipih. Namun, ada juga pendapat lain yang menyatakan jika pizza sendiri berasal dari Bahasa Italia. Untuk pertama kalinya, istilah pizza dicatat pada abad ke-10 dalam sebuah naskah kuno Latin dari kota Gaeta, Italia Selatan.
Pizza untuk siapa?
Pizza awalnya berkembang di Virgil’s Aeneid lalu berlanjut ke Latium and Aeneas. Potongan roti pipih ini dengan toping gurih disajikan sebagai makanan sederhana dan lezat bagi mereka yang tidak mampu membeli piring, atau sebagai bekal ketika bepergian. Sebagai topingnya, mereka menaburkan jamur dan rempah-rempah.
Di bawah raja Bourbon, Napoli pada akhir abad ke-18 sudah menjadi salah satu kota terbesar di Eropa dan berkembang pesat. Lonjakan bisnis ekspor mendorong meningkatnya urbanisasi sehingga populasi perkotaan membludak. Karena perekonomian warga kota tidak bisa mengimbangi, semakin banyak dari mereka yang jatuh miskin. Yang paling hina dikenal sebagai lazzaroni karena penampilannya compang-camping yang mirip Lazarus. Mereka yang ada dalam kondisi ini membutuhkan makanan murah dan mudah dimakan. Dan pizza-lah yang memenuhi pilihan. Ia tidak dijual di toko, tetapi di pedagang kaki lima. Pedagang akan mengiris bagian pizza sesuai anggaran atau selera pelanggan.
Pizza moderen
Pizza moderen juga berkembang di Napoli, dan sejak itu hidangan beserta variannya menjadi terkenal di banyak negara. Akhirnya, pizza menjadi salah satu makanan tersohor di dunia dan makanan cepat saji yang umum di Eropa, Amerika Utara dan Australasia.
Banyak hal yang berubah setelah penyatuan Italia. Nah, ketika berkunjung ke Pizzeria Brandi di Naples pada tahun 1889, Ratu Italia Margherita bersama Raja Umberto I merasa bosan menyantap masakan Prancis yang rumit yang disajikan untuk sarapan, makan siang, dan makan malam.
Terburu-buru karena dipanggil untuk menyiapkan beberapa makanan khas lokal untuk sang ratu, pizzaiolo atau pembuat pizza Raffaele Esposito yang bertugas saat itu kemudian memasak tiga jenis pizza: (1) pizza dengan lemak babi, caciocavallo, dan kemangi; (2) pizza dengan cecenielli; dan (3) pizza dengan tomat, mozzarella putih, dan kemagi hijau nan segar. Ternyata sang ratu sangat menyukai pizza yang terakhir dan kemudian diberi nama pizza margherita untuk menghormati beliau. Apak keunikannya? Ternyata pizza yang ketiga itu mengandung ‘nasionalisme’ berkat kehadiran tiga bahan yang melambangkan warna bendera Italia, yaitu merah, putih dan hijau.
Penamaan sebagai Pizza Margherita dapat mengangkat prestise pizza dari makanan yang hanya cocok untuk kaum lazzaroni menjadi sesuatu yang bisa dinikmati keluarga kerajaan, serta mengubah pizza dari makanan lokal menjadi hidangan yang benar-benar nasional. Lazzaroni adalah tunawisma pemalas Napoli yang hidup dengan mengemis.
Di Amerika pun pizza kemudian menemukan rumah keduanya. Pada akhir abad ke-19, banyak emigran Italia mencapai Pantai Timur. Di sana, tepatnya di New York City, mereka kemudian membuka restoran pizza pertama pada tahun 1905, dengan nama Lombardi’s. Selanjutnya, pizza pun segera menyebar ke pelosok negeri seiring dengan perkembangan urbanisasi dan diadaptasi untuk mencerminkan selera, identitas, dan kebutuhan lokal.
Pada tahun 2009, Italia mendaftarkan pizza Neapolitan ke Uni Eropa sebagai hidangan Kekhasan Tradisional Bergaransi. Lalu pada 2017 seni pembuatannya dimasukkan ke dalam daftar warisan budaya takbenda UNESCO.
Istilah-istilah turunannya
Bila menu cepat saji yang berukuran normal ini dinamai pizza, maka yang berukuran lebih kecil dinamai pizzetta (dimana akhiran –ette atau –etti artinya kecil dalam Bahasa Italia). Kemudian orang yang membuat pizza itu disebut dengan pizzaiolo sedangkan tempat di mana pizza itu dibuat atau dijual dinamai pizzeria.