- LUKISAN wayang Kamasan sebagai salah satu produk kesenian khas Bali tetap lestari hingga kini berkat adanya regenerasi lewat sanggar-sanggar seni lukis di Desa Kamasan.
- Peran obyek wisata Kertagosa juga tidak bisa dipisahkan karena memromosikan karya lukis ini pada plafon Balai Kertagosa dan Balai Kambangnya.
Kisah pewayangan tidak hanya ditampilkan dalam seni pertunjukan berupa drama, opera, wayang orang atau sendratari. Seniman Bali secara kreatif menampilkannya lewat media visual berupa seni lukis Bali klasik. Salah satu contohnya adalah seni lukis wayang klasik Kamasan.
Desa Kamasan di Klungkung, Bali, memang memiliki keunikan tersendiri. Mengapa? Nah, desa yang hanya berjarak sekitar 2 kilometer sebelah selatan kota Semarapura (ibukota Kabupaten Klungkung) atau obyek wisata Kerta Ghosa ini adalah pusat seni lukis wayang Kamasan Bali.
Menurut sejarah perkembangannya, kegiatan berkesenian ini dimulai pada abad ke-17. Lukisan Kamasan mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Kerajaan Gelgel Dalem Waturenggong, cucu Sri Kresna Kepakisan, karena sang raja memang sangat menyukai kesenian.
Dengan demikian, kesenian menempati posisi yang penting dan dihargai. Jika Anda kebetulan berkunjung ke Kerta Gosa yang merupakan peninggalan Kerajaan Klungkung, Anda bisa menyaksikan lukisan bergaya Kamasan pada langit-langit atau plafon bangunan Kertagosa dan Taman Gili.
Media dan Teknik melukis
Lukisan Kamasan secara konsisten mengangkat tema cerita pewayangan yang diangkat dari wiracarita Ramayana, Mahabharata, Tantri dan Sutasoma. Secara garis besarnya, tema pesan lukisannya kental dengan ajaran-ajaran moral serta filosofi hukum kharma dan reinkarnasi dalam Hinduisme.
Media yang digunakan untuk melukis dibuat dari bahan kasar atau kain belacu yang sebelumnya dicelupkan ke dalam tepung beras. Kemudian dijemur sampai kering untuk menutupi pori-pori dan meratakan permukaan kain.
Setelah segala sesuatunya siap, pelukis kemudian membuat sketsa gambar sesuai dengan tema. Warna dasar yang digunakan adalah coklat muda yang diperoleh dari batu gamping yang dicelupkan ke dalam air. Setelah itu batu gamping digerus hingga menghasilkan butiran bubuk halus yang dapat digunakan sebagai tinta kuning kecoklatan khas, yang merupakan warna dasar khas sebuah lukisan. Sementara kuasnya dibuat dari bambu.
Produk kerajinan
Selain di atas kanvas, lukisan wayang Kamasan juga kini banyak digunakan menghiasi aneka macam cenderamata ata merchandise seperti topi bambu, tas, dompet, kipas, kulit telur, keranjang, suvenir gamelan kecil dan sebagainya.
Di mana bisa mendapatkan produk lukisan wayang Kamasan asli atau merchandise? Silakan datang langsung ke Desa Kamasan. Di sana banyak ada toko seni yang menjual produk lukisan dan sanggar seni melukis yang mengajarkan cara melukis. Di samping membeli lukisan, Anda pun bisa menyaksikan langsung cara melukisnya di sini.
Bila tidak sempat berkunjung ke Desa Kamasan ketika mengunjungi Kertagosa, biasanya di Bale Kambang juga ada demonstrasi melukis yang dilakukan oleh warga Desa Kamasan secara bergiliran.