Temukan 3 Keajaiban Warisan Budaya Dunia UNESCO di Bali

  • Whatsapp
Jatiiluwih
Hamparan sawah berterasering di Desa Wisata Jatiluwih, Penebel, Tabanan. (Foto: Kemenparekraf)
banner 468x60

BOSAN melihat pemandangan pantai-pantai nan eksotis saat berlibur di Bali? Cobalah jelajahi pula warisan budaya dunia UNESCO di Bali yang mengagumkan, tempat dimana tradisi dan alam berpadu sempurna. Dari Sistem Subak yang menjadi jantung kehidupan pertanian Bali, Pura Taman Ayun nan asri hingga Pura Besakih, pura suci di kaki Gunung Agung yang menyimpan sejarah spiritual mendalam.

Sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, ketiga destinasi di atas akan memberikan pengalaman tak terlupakan karena menyatu dengan budaya, dan jelajahi filosofi hidup “Tri Hita Karana” yang mengajarkan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

Read More

Situs-situs ini tidak hanya kaya akan nilai sejarah, tetapi juga menarik ribuan wisatawan setiap tahun. Selengkapnya, berikut adalah ketiga situs yang wajib dikunjungi saat berwisata di Bali:

A, Subak: Sistem Irigasi Tradisional Bali

Sejarah Subak sebagai sistem irigasi tradisional Bali telah ada sejak abad ke-9. Subak tidak hanya sebagai cara mengalirkan air ke sawah-sawah di Bali, tetapi juga sebagai manifestasi budaya dan filosofi Bali.

Menurut data dari Satu Data Indonesia Provinsi Bali hingga tahun 2019, jumlah organisasi subak (sawah/lahan basah) tercatat 1.596 dan subak abian (tegalan) ada 1.130.

Sistem Subak di Bali diakui sebagai UNESCO World Heritage Site karena nilai budaya, ekologis, dan filosofisnya yang luar biasa, serta peran pentingnya dalam kehidupan masyarakat Bali selama berabad-abad. Berikut beberapa alasan utama mengapa Subak diakui oleh UNESCO:

  1. Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Air: Subak adalah sistem irigasi tradisional yang dirancang untuk mengelola pengairan sawah secara efisien, yang telah digunakan sejak abad ke-9. Sistem ini memastikan distribusi air yang adil dan merata di antara petani, meskipun sawah mereka berada di lahan yang berbeda ketinggiannya. Kearifan lokal dalam mengelola sumber daya air ini merupakan contoh luar biasa dari inovasi masyarakat yang selaras dengan lingkungan.
  2. Filosofi Tri Hita Karana: Subak bukan sekadar sistem teknis pengairan, tetapi juga mencerminkan filosofi Bali yang disebut Tri Hita Karana. Filosofi ini mencakup tiga prinsip utama yang menciptakan keharmonisan: hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia dengan alam. Subak mencerminkan bagaimana masyarakat Bali menjalankan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam aktivitas pertanian.
  3. Keberlanjutan Pertanian: Sistem Subak telah membantu petani Bali dalam mempertahankan praktik pertanian yang berkelanjutan selama berabad-abad, sehingga menciptakan ekosistem yang mendukung keseimbangan antara manusia dan alam. Subak melestarikan lahan pertanian Bali, terutama sawah terasering di kawasan Jatiluwih yang terkenal, serta memastikan keberlanjutan sumber daya air.
  4. Struktur Sosial yang Terorganisir: Subak juga merupakan bentuk organisasi sosial di Bali, di mana petani secara kolektif mengelola pengairan melalui pertemuan rutin dan kesepakatan bersama. Ini tidak hanya memperkuat rasa komunitas di antara petani, tetapi juga menciptakan model pengelolaan air yang transparan dan adil.
  5. Warisan Budaya yang Kaya: Subak memiliki nilai budaya yang dalam, mencakup ritual keagamaan yang terkait dengan pengelolaan air. Pura Subak, yang terletak di berbagai lokasi sawah, menjadi tempat petani memberikan persembahan kepada dewa air, Dewi Sri, sebagai tanda syukur atas hasil panen. Kombinasi antara kepercayaan agama dan teknologi pertanian inilah yang menjadikan Subak unik.

Dengan nilai-nilai tersebut, Subak diakui sebagai contoh cemerlang dari sistem pertanian yang berkelanjutan dan terintegrasi dengan budaya dan agama. Warisan ini mencerminkan upaya masyarakat Bali dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungan yang patut dilestarikan.

Daya Tarik:

  • Terasering sawah di Jatiluwih di Kabupaten Tabanan adalah salah satu contoh Subak yang paling terkenal.
  • Pemandangan sawah yang hijau dan berundak-undak menciptakan pemandangan luar biasa, terutama saat matahari terbit dan terbenam.

B. Pura Taman Ayun

Pura Taman Ayun, Mengwi, Kabupaten Badung, termasuk dalam daftar UNESCO World Heritage Site karena mencerminkan harmoni antara arsitektur, budaya, dan alam yang unik serta memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting bagi masyarakat Bali.

Berikut beberapa alasan utama mengapa Pura Taman Ayun diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO:

  1. Sistem Irigasi Subak: Pura Taman Ayun terkait erat dengan sistem irigasi Subak, yang juga diakui oleh UNESCO. Subak adalah sistem pengairan tradisional Bali yang mencerminkan prinsip-prinsip keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan melalui konsep “Tri Hita Karana.” Pura ini dianggap sebagai bagian integral dari sistem Subak yang mengelola air secara berkelanjutan untuk pertanian.
  2. Arsitektur Tradisional yang Unik: Pura ini memiliki desain yang mencerminkan arsitektur khas Bali, dengan pagoda bertingkat (meru), yang simbolis dan sakral. Pura ini dikelilingi oleh kolam luas yang menciptakan ilusi pura yang “mengapung” di atas air, yang menambah keindahan dan keharmonisan dengan alam.
  3. Nilai Sejarah: Pura ini dibangun pada abad ke-17 oleh Raja Mengwi sebagai pura keluarga kerajaan. Sebagai pura kerajaan yang penting, Pura Taman Ayun memiliki nilai sejarah yang dalam, mencerminkan peran spiritual dan sosial pura dalam kehidupan masyarakat Bali sejak ratusan tahun lalu.
  4. Manifestasi Tri Hita Karana: Pura Taman Ayun merepresentasikan filosofi Bali, “Tri Hita Karana,” yang mencakup tiga unsur utama: hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia dengan lingkungan. Desain dan tata letak pura menunjukkan keseimbangan ini dengan jelas.

Pengakuan ini menjadikan Pura Taman Ayun tidak hanya sebagai objek wisata yang menawan, tetapi juga sebagai warisan budaya yang dilestarikan demi kepentingan generasi mendatang.

Daya Tarik:

  • Pura ini terkenal akan pagoda-pagoda bertingkat yang khas Bali, yang dikenal sebagai “Meru.”
  • Pengunjung dapat menikmati suasana tenang, indah, dan spiritual di sekitar pura

C. Lanskap Budaya Bali: Kompleks Pura Besakih

Pura Besakih, yang sering disebut sebagai “Pura Agung,” adalah pura terbesar dan paling penting di Bali. Terletak di lereng Gunung Agung, pura ini menjadi tempat suci bagi umat Hindu Bali.

Pura ini diakui sebagai bagian dari UNESCO World Heritage Site karena perannya yang sangat penting dalam budaya, spiritualitas, dan sejarah Bali. Pura ini dianggap sebagai pura terbesar dan paling suci dalam agama Hindu Bali dan memiliki nilai luar biasa dalam aspek sosial, budaya, serta lingkungannya. Berikut alasan mengapa Pura Besakih diakui oleh UNESCO:

  1. Pusat Spiritual Hindu di Bali: Pura Besakih merupakan kompleks pura Hindu terbesar di Bali, yang terdiri dari 86 pura kecil dan besar yang tersebar di lereng Gunung Agung. Gunung Agung dianggap sebagai gunung suci oleh masyarakat Bali, sehingga Pura Besakih memiliki makna spiritual yang sangat mendalam. Pura ini merupakan tempat ibadah utama bagi umat Hindu Bali, tempat upacara penting dan sakral diadakan.
  2. Simbol Filosofi Tri Hita Karana: Pura Besakih adalah manifestasi dari filosofi Bali, Tri Hita Karana, yang mencakup keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan. Letaknya yang berada di ketinggian lereng gunung melambangkan hubungan erat antara alam dan spiritualitas, di mana Pura Besakih tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga tempat yang memperlihatkan keseimbangan dan harmoni dengan lingkungan sekitar.
  3. Arsitektur dan Tata Letak yang Megah: Kompleks Pura Besakih terkenal dengan arsitektur tradisional Bali yang menakjubkan. Setiap pura dalam kompleks ini dibangun dengan desain yang memadukan keindahan alam dan spiritualitas. Pura-pura bertingkat yang dikenal sebagai “Meru” mencerminkan hierarki kosmos dan menciptakan kesan sakral dan megah. Tata letaknya yang menghadap Gunung Agung menambah kesan monumental dan mistis.
  4. Warisan Sejarah yang Panjang: Pura Besakih telah menjadi pusat spiritual dan budaya Bali selama lebih dari seribu tahun. Pura ini dipercaya telah ada sejak zaman pra-Hindu, dan kemudian diadopsi oleh agama Hindu sebagai tempat ibadah suci. Pura Besakih memiliki nilai sejarah yang sangat penting, menunjukkan kesinambungan keagamaan dan budaya di Bali dari masa ke masa.
  5. Pusat Ritual Keagamaan Besar: Pura Besakih menjadi lokasi berbagai upacara keagamaan besar, seperti Upacara Eka Dasa Rudra yang dilaksanakan setiap seratus tahun sekali. Setiap tahun, pura ini juga menjadi tuan rumah bagi puluhan upacara kecil dan besar yang memperkuat peranannya sebagai pusat spiritual Hindu Bali. Wisatawan dapat menyaksikan prosesi dan ritual yang mempesona, yang memperlihatkan kekayaan budaya dan kepercayaan lokal.

Pura Besakih tidak hanya dianggap sebagai tempat suci, tetapi juga sebagai simbol budaya dan spiritual Bali yang menyatu dengan alam dan tradisi lokal. Pengakuan UNESCO terhadap Pura Besakih menunjukkan pentingnya menjaga dan melestarikan tempat ini sebagai warisan dunia yang berharga.

Daya Tarik:

  • Keindahan pemandangan Gunung Agung yang menjulang di belakang pura.
  • Upacara keagamaan besar seperti Galungan dan Kuningan sering diadakan di sini, menawarkan kesempatan bagi wisatawan untuk menyaksikan ritual Bali yang sakral.

Situs Warisan Dunia UNESCO di Bali bukan hanya sekedar tempat wisata, melainkan cerminan harmoni yang mendalam antara manusia, alam, dan kepercayaan. Dengan daya tarik yang mencakup sejarah, budaya, dan keindahan alam, situs-situs ini menawarkan pengalaman mendalam bagi wisatawan.

Fasilitas pendukung yang ada juga membuat kunjungan ke situs-situs ini nyaman dan menyenangkan. Bagi wisatawan yang mencari lebih dari sekedar liburan pantai, situs-situs UNESCO di Bali menawarkan kekayaan budaya yang layak untuk dijelajahi.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60