Arsitektur dan Bale Kambang Yang Bertutur

  • Whatsapp
Bale Kambang
Bali Kambang di kawasan wisata Kerta Gosa, Klungkung.
banner 468x60
  • BALE Kambang yang berada di kawasan objek wisata Kerta Gosa tidak hanya menyajikan keindahan namun juga bertutur banyak cerita
  • Lukisan gaya khas Desa Kamasan memberi warna khusus dan keunikan pada Bale Kambang ini

Objek wisata bersejarah di Klungkung ini memang unik karena daerah ini menyimpan banyak tinggalan karena dulunya pernah menjadi pusat kerajaan di Bali. Salah satu objek tersebut adalah Taman Gili yang berada di dalam kawasan objek wisata Kerta Gosa.

Mengapa dikatakan unik? Bangunannya menggunakan gaya arsitektur khas Bali dari abad ke-17 dan nampak mengapung karena dikelilingi oleh sebuah kolam. Nah, karena itulah bangunan tersebut dinamai Bale Kambang atau balai mengapung mungkin karena kelihatan mengapung dan kompleks ini dinamai Taman Gili.

Sekilas, tata letak Bale Kambang ini mirip dengan konsep istana air (water palace) yang diterapkan di Taman Ayun (Badung) dan objek wisata Tirtagangga (Karangasem) yang mana bangunan utamanya juga dikelilingi kolam.

Struktur pondasi pertama dan tembok dari bangunan ini menggunakan kombinasi bahan batu padas dan bata merah dengan ornamen khas Bali beserta beberapa patung. Kemudian ada ruang kosong antara tembok pada pondasi pertama dan pondasi kedua. Struktur kedua di sini juga menggunakan bahan serupa dan gaya ornamen Bali. Nah, di atas ini barulah berdiri pilar-pilar bangunan yang berukir. Beberapa patung singa ambara juga menghiasi sebagai kelengkapan dari rangka bangunannya, khususnya di atas pilar.

Sementara itu, deretan karya seni lukis khas Desa Kamasan, Klungkung, yang indah menghiasi seluruh area plafon. Filosofi dari kebijaksanaan lokal yang diangkat seperti epos Mahabharata dan Pan Brayut. Dengan demikian, setiap pengunjung akan bisa menyaksikan kisah-kisah yang penuh pesan moral tersebut lewat lukisan wayang.

Sutasoma

Bagian ini mengisahkan perjalanan Sutasoma dari kerajaan Astina ke pegunungan Mahemeru. Kendatipun banyak rintangan yang menghadang di sepanjang perjalanan, ia berhasil mengatasi semuanya berbekal keteguhan bathin.

Palalintangan

Lukisan Palalintangan atau astrologi versi Bali ini menceritakan adanya pengaruh konstelasi bintang-bintang di langit terhadap kelahiran manusia. Sesi cerita ini memuat 35 (tiga puluh lima) lintang (bintang) yang menggambarkan ragam karakter manusia sesuai hari kelahirannya.

Pan Brayut

Sesi ini berkisah tentang kehidupan Pan Brayut yang memiliki 18 orang anak. Hampir seluruh waktunya terserap untuk mengurus anak-anak tersebut sehingga tak ada waktu baginya untuk mengurus hal-hal lain.

Konsep bangunan terpisah oleh kolam dan berlantai tinggi seperti ini dan akses masuk tunggal akan memudahkan kontrol keamanan dan memberikan privasi yang tinggi sehingga aktivitas di sini tidak terganggu oleh orang lalu-lalang di sekitarnya.

Kemudian, atap Bale Kambang ini menggunakan ijuk, atau serabut enau yang berwarna hitam. Ini menyerupai atap yang biasanya digunakan untuk bangunan-bangunan suci Hindu di Bali seperti pelinggih, bale agung dan sejenisnya. Konon, daya tahan ijuk ini bisa mencapai lebih dari seperempat abad. Di samping itu, bahan ijuk memberi kesan elegan, kokoh dan alami.

Kunjungan ke Bale Kambang cocok untuk wisata edukasi agar memperkaya wawasan serta mengenal dari dekat objek wisata sejarah dan lukisan Bali gaya Kamasan yang sudah mendunia tersebut. Kawasan objek wisata ini juga cukup instagrammable untuk menambah dokumentasi media sosial Anda. Bahkan tamu mancanegara dan mereka yang menyukai suasana Bali Tempo Dulu mengabadikan objek ini untuk foto prawedding mereka.

Nah, untuk mencapai Bale Kambang ini, pengunjung harus melewati jembatan artistik dari batu-bata di atas kolam. Selamat berwisata!

banner 300x250

Related posts

banner 468x60