- SELAIN sebagai tempat MICE regional dan dunia, kini Dekranasda bersiap menjadikan Bali sebagai pusat mode dunia.
- Langkah tersebut sudah dirintis melalui perhelatan busana seperti di Paris dan Tokyo beberapa waktu lalu.
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali menyelenggarakan perhelatan Peragaan Busana Adi Warna Wastra Loka 11 Juni lalu di Taman Budaya GWK Ungasan. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, didampingi Ny. Putri Koster. Acara itu ditandai dengan pemutaran payung secara simbolis sebagai penanda berputarnya jantra atau alat pemintal benang tradisional.
Pembukaan peragaan busana Adi Warna Wastra Loka tersebut dihadiri langsung oleh ibu–ibu dari OASE – Kabinet Indonesia Maju, yaitu Ibu Siti Faridah Pratikno, Ibu Endang Budi Karya, Ibu Lilik Umi Abdul Halim Iskandar, Ibu Nanny Hadi Tjahjanto, dan Ibu Ratna Mirah Arifin serta dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra beserta Ibu, hingga Bupati/Walikota se-Bali beserta Ibu dengan menggunakan busana Endek Bali.
Pada malam harinya diselenggarakan acara megah berupa peragaan busana oleh Dekranasda Provinsi Bali yang menampilkan para desainer bertalenta dari anak-anak muda Bali.
Kekayaan, keunikan dan keunggulan tradisi seni, budaya dan kearifan lokal Bali harus dijaga, diwariskan, dilestarikan, dikembangkan dan diberdayakan. Utamanya, ia harus dilestarikan sebagai upaya untuk memuliakan karya adiluhung warisan leluhur Bali. Selanjutnya, ia harus dikembangkan agar terus bisa bertahan dan maju. Kemudian diberdayakan agar warisan tersebut memberi manfaat ekonomis guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali.
Itulah sebabnya pembangunan Bali dengan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru’ sudah menerapkan salah satu program unggulan, seperti penggunaan produk lokal Bali melalui Peraturan Gubernur Nomor 99/2018. Kemudian, ada juga Surat Edaran Gubernur Bali yang mendorong agar menggunakan produk lokal baik pertanian, perikanan maupun industri lokal Bali.
Selama ini, sumber daya manusia bertalenta yang luar biasa yang ada belum mendapat ruang memadai untuk tampil secara berkelas di panggung nasional maupun dunia. Namun pada malam itu mereka didorong agar para talenta muda, baik para perajin, pelaku usaha, para desainer serta para model bisa tampil lewat ruang yang diberikan.
Itulah sebabnya acara yang dilaksanakan di Garuda Wisnu Kencana, sebuah obyek wisata nasional dan dunia, diharapkan akan dapat menyebarkan berita baik acara peragaan busana yang bertajuk Adi Warna Wastra Loka.
Perhelatan yang bertajuk ‘Adi Warna Wastra Loka’ tersebut memberikan ruang panggung untuk menampilkan karya-karya terbaik para desainer yang dibawakan oleh para model. Jadi produknya termasuk produk lokal Bali, yang mendesain juga orang Bali, dan yang jadi model juga orang Bali.
Gubernur Wayan Koster menyatakan bahwa acara tersebut adalah sebuah upaya nyata untuk mendukung pembangunan perekonomian. Karena itu dirinya tidak ragu-ragu lagi untuk membantu kegiatan tersebut sebagai upaya untuk memajukan seni, budaya dan kearifan lokal Bali yang sekaligus menjadi bagian untuk membangun perekonomian masyarakat Bali.
Semetara itu, Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Koster, mengucapkan terima kasih dari ketulusan hati yang paling dalam kepada Bapak Gubernur Bali. Beliau sangat antusias ketika pihaknya menyampaikan gagasan kegiatan semacam itu dengan tujuan untuk mengangkat talenta–talenta muda kita ke depan, sehingga para desainer kita, top model kita, penenun kita dan semua ekosistem yang ada di lingkungannya terangkat dan menjadi sejahtera.
Ditambahkan pula, peragaan busana bertajuk Adi Warna Wastra Loka ini bertujuan untuk menyiapkan wadah bagi para desainer untuk menuangkan kreativitas mereka dengan harapan menjadi trendsetter dunia mode, khususnya yang ada di Bali, nusantara, bahkan suatu saat kelak menjadi salah provinsi di Indonesia yang menjadi Pusat Mode Dunia.
Peragaan busana Adi Warna Wastra Loka menampilkan Body & Mind dari Dayu Karang dengan karya Dewangga, Vinaya Boutique dari Jung Sas dengan karya Nila Angsana, Looka Swarna dari Devi Indah Bestari dengan karya Fairytale from The West, Lusi Damai dari Lusi Damayanti dengan karya Seroja Dahayu, Jineng dari Aditya Wahyudi dengan karya Tridatu Jayaning Singgasana, Tude Togog dengan karya Ayana, SA.GA.RA dari Toni Megantara dengan karya Pangoh Taji, Gede Yudi Design dengan karya Ratna Kanta, Wastara BPD dari Dode Moneko dengan karya Ganika Bina Diksha, Dewi Anyar dengan karya The Earthsian, WIKS BENS dari Subena Putra dengan karya Wana Loka, Shima dari Ni Wayan Sumiati dengan karya Palm & Tropical, Ipong Design dari Ni Made Wirathi dengan karya Bumandhala Dakara, dan TAKSU dari I Ketut Adi Mariana dengan karya Sekar Jagat. (Sumber: baliprov.go.id)