- BARIS Memedi adalah salah satu tarian sakral Bali yang dipentaskan terkait prosesi upacara Ngaben
- Seperti namanya, Memedi (mahluk halus), riasan wajah mereka dibuat seram loreng-loreng. Bahkan beberapa penari ada yang kerasukan sehingga harus diberikan ritual khusus agar mereka sadar kembali
Hampir setiap daerah di Bali memiliki tarian tradisional yang khas. Hal ini tidak terlepas dari adanya tradisi unik dan kondisi budaya setempat. Mungkin bisa dikatakan sebagian besar tarian tersebut berkaitan dengan kegiatan upacara keagamaan
Di Kabupaten Tabanan, misalnya, ada yang namanya tarian sakral Baris Memedi. Tarian ini hanya dipentaskan pada rangkaian acara yang terkait dengan upacara pitra yadnya seperti Ngaben massal di Desa Jatiluwih, Penebel.
Dilihat dari kostumnya, para penari Baris Memedi ini mengenakan daun pisang kering (keraras) yang mirip dengan tarian Barong Brutuk dari Trunyan (Bangli), ditambah dengan daun-daunan segar serta membawa tongkat pohon andong yang masih ada pucuknya yang segar atau cemeti. Hiasan kepalanya dibuat dari bahan lentur berwarna keemasan atau ada juga dari daun kelapa hijau yang dianyam sedemikian rupa sehingga menyerupai gelungan (hiasan kepala penari Bali pada umumnya).
Sementara itu, riasan wajahnya dibuat bervariasi seperti ada yang berwarna putih atau loreng-loreng hitam dan merah sehingga kelihatan agak seram. Konon, ini mencerminkan wajah mahluk halus (memedi) seperti nama tariannya. Untuk hiasan kepala, ada versi dengan ikat kepala dari kain kasa putih berukuran pita dan ada pula yang tidak,
Menurut keyakinan masyarakat setempat, tarian Baris Memedi ini mempunyai fungsi simbolik sebagai pengantar roh para mendiang ke alam mereka pasca kematian. Nah, pementasan tarian sakral ini terkadang membuat beberapa penarinya kerasukan. Untuk menyadarkan dan menyudahi pementasan ini, mereka pun menjalani serangkaian ritual agar mereka kembali mendapatkan kesadaran sepenuhnya seperti sedia kala.
Tari baris lainnya
Upacara pasca kematian mendapat penekanan penting di kalangan masyarakat Hindu karena terkait dengan perjalanan dan kebahagiaan sang roh. Selain membuatkan upacara sesuai pedoman sastra agama, prosesinya juga disertai pementasan kesenian, khususnya tarian sakral, yang melengkapi upacara tersebut dengan simbolik-simbolik terkait dengan pangantaran sang roh. Akan tetapi, tarian ini sifatnya opsional, boleh diadakan dan boleh juga tidak, tergantung kemampuan.
Tari-tari baris berikut ini juga memiliki fungsi simbolik sebagai pengantar para roh atau terkait dengan prosesi upacara Pitra Yadnya (Ngaben). Namun, beberapa juga difungsikan dalam upacara non-pitra yadnya.
- Tari Baris Ketujeng juga sama-sama menggambarkan sekelompok roh halus penghuni tempat angker dan fungsi simbolik tariannya juga sebagai pengantar roh.
- Baris Carekuak menggambarkan gerak-gerik sekelompok burung air (carekuak) ketika mencari kekasihnya. Para penari mengenakan kain hingga di atas Iutut. Lalu sekujur tubuhnya hingga kepala dihias dengan daun-daunan.
- Tari Baris Dadap– membawa senjata dadap, atau semacam perisai saat menari. Gerakannya lebih Iembut dari jenis-jenis tari baris lainnya.
- Tari Baris Katekok Jago–membawa senjata tombak poleng yang berwarna hitam-putih. Sementara para penarinya memakai busana serupa yaitu loreng hitam-putih.