- SEUSAI melakukan persembahyangan terkait perayaan Galungan lalu (8 Juni), masyarakat Antap Delod Sema, berkesempatan menikmati wisata naik jukung di muara Yeh Matan
- Hal serupa pernah ditawarkan pada tahun 90an lalu. Jadi ini menjadi semacam napak tilas bagi generasi tua dan cara lain menikmati keindahan muara Yeh Matan bagi generasi muda
Setelah sukses mengelola kawasan objek wisata Pantai Bulung Daya yang berpasir hitam, kini Desa Adat Antap Delod Sema, Antap, Selemadeg, membuka satu lagi objek bernuansa pantai, yaitu Pantai Yeh Matan. Lokasinya kira-kira 800 meter di sebelah timur.
Apa keunikannya?
Secara geografis, bentangan garis pantainya berhubungan langsung dengan muara Yeh Matan dan Pangkung Celagi. Bila air muara terbendung karena faktor alami kondisi ombak atau laut pasang, kawasan ini berpotensi dimanfaatkan untuk dilayari. Uniknya lagi, muara ini juga seperti sebuah titik yang menghubungkan tiga wilayah, yaitu Antap Delod Sema, Bebali dan Klecung.
Di sisi lain, di masing-masing pinggir pantai ini juga ada sebuah bangsal jukung milik nelayan setempat. Nah, Desa Adat Antap Delod Sema kemudian memanfaatkan potensi nelayannya dengan menawarkan atraksi naik jukung (perahu tradisional) di Pantai Yeh Matan dan menyusuri perairan Pangkung Celagi.
Menurut I Ketut Yudana, Ketua Baga Penggalian Dana dan juga operator jukung, panjang lintasan yang bisa dilayari adalah 1 kilometer dan setelah itu perairannya sudah dangkal. Dengan lebar alur sekitar 7-8 meter hanya memungkinkan satu jukung bercadik yang bisa melintas.
Atraksi naik jukung ini menarik cukup banyak peminat masyarakat karena hal serupa pernah ditawarkan pada dekade 90an lalu. Jadi dengan naik jukung ini, mereka seperti dapat mengenang dan merasakan sensasi berlayar seperti di masa lalu. Penumpang tidak perlu merasa khawatir akan mabuk karena di sini tidak ada ombak. Airnya begitu tenang sehingga laju perahu pun tidak berguncang.
Sepanjang perjalanan penumpang jukung akan disuguhi pemandangan vegetasi khas muara seperti pohon bakau, nipah dan lain-lain. Karena melaju dengan kecepatan rendah, pemandangan di sebelah kiri dan kanan bisa disaksikan dengan santai.
Jero Bendesa Adat, I Made Budiastawa, yang turut dalam pelayaran eksibisi tersebut, menjelaskan ini adalah langkah awal dalam mengelola aset yang dimiliki desa adat yang diselaraskan dengan program pelestarian lingkungan. Ke depannya, atraksi ini akan terus dipromosikan dan dikembangkan walaupun dalam tahap ini hanya beroperasi saat hari raya seperti Galungan, Umanis Galungan dan Kuningan. Sambil menata kawasan secara bertahap, pihaknya akan mengusahakan pembuatan spot selfie, jalan setapak keliling di area tanjung di atas bangsal jukung sesuai kemampuan.
Potensi lain
Muara Yeh Matan ini juga menyimpan potensi ikan atau udang yang cukup besar. Masyarakat atau nelayan setempat memanfaatkannya, khususnya pada musim kemarau, karena air muara terbendung pasir berkat faktor alami ombak. Saat udang sudah dewasa di dalam air muara yang tergenang itu, setiap malam banyak masyarakat menangkapnya dengan membuat alur-alur kecil ke arah laut. Suasananya tidak ubahnya seperti pasar malam karena mereka semua membawa lampu.