- CHADO adalah sebuah tradisi unik yang lestari hingga kini berupa ritual minum teh a la Jepang
- Ritual ini diadakan agar tamu bisa menikmati teh dalam suasana berbeda lewat keramahtamahan sang tuan rumah
Chado atau chanoyu adalah upacara minum teh ala tradisi Jepang. Secara harfiah chado berarti “cara minum teh.” Tradisi Jepang memang kaya akan sejarah.
Tradisi ini merupakan upacara menyiapkan dan minum teh hijau. Ritual ini biasanya diadakan di ruang minum teh tradisional dengan tatami—tikar lantai khas Jepang. Selain menyajikan dan menerima teh, salah satu tujuan utama ritual minum teh ini adalah membuat agar para tamu dapat menikmati keramahan tuan rumah dalam suasana berbeda dari kehidupan sehari-hari yang penuh kesibukan.
Saat ini, ritual minum teh yang unik ini dilakukan sebagai hobi, dan di beberapa tempat tradisi ini juga ditawarkan kepada wisatawan sehingga mereka juga dapat mengalaminya. Upacara minum teh dengan beberapa tingkat formalitas dan keaslian ditawarkan oleh banyak organisasi di seluruh Jepang. Misalnya di taman tradisional, pusat budaya, dan hotel dan dua tempat favorit di Jepang adalah di Kyoto dan Uji.
Latar belakang sejarah
Di Jepang, teh diperkenalkan pada abad ke-8 dan diperoleh dari Cina. Teh diminum sebagai minuman obat terutama di kalangan pendeta dan masyarakat kelas atas. Baru pada Periode Muromachi (1333-1573) minuman tersebut mendapatkan popularitas di dalam masyarakat dari semua kelas sosial. Di antara anggota masyarakat yang makmur, pesta minum teh menjadi populer di mana para peserta akan memamerkan mangkuk teh mereka yang indah dan menunjukkan pengetahuan mereka tentang teh.
Dalam perkembangannya, ada versi pesta teh yang lebih halus dan dikembangkan dengan kesederhanaan yang terinspirasi Zen dengan penekanan yang lebih besar pada spiritualitas. Pertemuan semacam inilah yang menjadi cikal bakal ritual minum teh. Sementara itu, Sen no Rikyu (1522-1591) dikenal sebagai Bapak The Moderen yang menganjurkan kesederhanaan pedesaan yang baku. Sebagian besar sekolah upacara minum teh saat ini, termasuk Omotesenke dan Urasenke, dikembangkan dari ajarannya.
Ritual minum teh
Secara formal, ritual minum yang lengkap adalah acara multi-jam yang dimulai dengan hidangan kaiseki—set makanan tradisional Jepang yang terdiri dari beberapa menu, diikuti dengan semangkuk teh kental dan diakhiri dengan semangkuk teh tipis. Namun, kebanyakan upacara minum teh akhir-akhir ini adalah acara yang lebih dipersingkat yang terbatas pada kenikmatan semangkuk teh tipis.
Aturan ritual minum teh ditentukan hingga gerakan tangan yang tepat dan ada sedikit variasi antara satu sekolah dengan sekolah minum teh lainnya. Dalam kebanyakan kasus, wisatawan reguler tidak perlu mengetahui aturan secara lengkap.
Berikut adalah beberapa pengetahuan dasar tentang ritual minum the a la Jepang: (1) berpakaian sederhana, tidak mencolok atau kasual saja tanpa perhiasan yang dapat merusak peralatan; (2)dilakukan di tempat yang dikelilingi taman agar mendapat ketenangan; (3) minum di ruang tatami, kadang dibuat lebih rendah agar tamu membungkuk yang melambangkan kerendahan hati; (4) peralatan minum dipilih secara cermat sesuai dengan keadaan; (5)sebelum minum teh akan diberikan sebuah manisan, dan setelah minum the beberapa teguk, taruh di atas tatami. Ucapkan terima kasih setelah menghabiskan teh.