Desa Wisata Pinggan, Dijuluki ‘Negeri di Atas Awan’

  • Whatsapp
Desa Pinggan
Pemandangan Gunung Batur dari Desa Pinggan, Kintamani, Bangli. (Image: Kemenparekraf)
banner 468x60
  • DESA PINGGAN di Kintamani, yang dijuluki negeri di atas awan, semakin menarik banyak kunjungan wisatawan, khususnya mereka yang tertarik pada wisata alam
  • Secara historis, desa ini berkaitan dengan kehadiran Kang Cing Wie, puteri saudagar Tionghoa, yang dipersunting Raja Jayapangus

Pernah mendengar nama Desa Pinggan? Ya, desa ini terletak di Kecamatan Kintamani, Bangli. Secara geografis, berada pada ketinggian 1.246 meter di atas permukaan laut. Bisa dibayangkan, udaranya pasti dingin ya.

Desa wisata ini bisa dimasukkan ke dalam itinerari atau rencana perjalanan Anda berikutnya sebagai destinasi saat berkunjung ke Bangli. Destinasi lainnya di Bangli adalah Desa Tradisional Penglipuran, Desa Trunyan, Danau Batur, Gunung Batur Panorama Penelokan dan Museum Geopark.

Nah, saat matahari terbit, wisatwan bisa menyaksikan kabut yang menyelimuti kawasan pedesaaa Pinggan yang berlatar belakang Gunung Batur. Sungguh indah dengan warna-warni matahari terbit. Diliihat dari Desa Pinggan, kabut berada di sebelah bawah sehingga Desa Pinggan dijuluki Negeri di atas Awan.

Sejarah singkat

Diceritakan bahwa pernikahan Raja Jayapangus dan Puteri Kang Cing Wie ditentang oleh salah seorang patih. Sikap itu disertai pengunduran dirinya dari jabatan di kerajaan. Setelah itu, ia memutuskan untuk bertapa dan memohon kepada Sang Penguasa agar rajanya dihukum karena berani menikah dengan Kang Cing Wie, putri seorang saudagar dari Cina dan beragama Budha.

Beberapa waktu setelah itu, entah itu kejadian alam yang terpisah atau ada kaitannya, Gunung Batur meletus. Bencana tersebut disertai pula hujan dan badai selama sebulan lebih di kawasan Kintamani. Banjir lahar dan kondisi cuaca seperti itu berdampak pada buruknya sanitasi lingkungan dan munculnya wabah penyakit campak dan disentri yang menelan banyak korban jiwa.

Merespons kondisi seperti itu, para penasihat kerajaan dan sang patih yang menentang mengklaim bahwa Sang Penguasa pun ‘akhirnya’ menentang perkawinan beda suku dan agama tersebut lewat bencana alam. Karena itulah, sang raja kemudian memanggil para menterinya untuk menyelenggarakan rapat untuk mencari solusi dan mitigasi bencana.

Saat rapat berlangsung, Puteri Kang Cing Wie diizinkan masuk untuk menghadap sang raja. Terkait bencana yang terjadi, Kang Cing Wie membisiki raja agar segera mengungsikan warga di sekitar Gunung Batur ke Desa Ping An yang berarti ‘selamat’ dalam Bahasa Tionghoa.

Entah karena kebetulan atau ada hubungannya, semua warga yang diungsikan ke Desa Ping An berhasil selamat. Nah, sampai sekarang desa itu bernama Pinggan karena warga lokal kesulitan melafalkan ‘ping an’ sehingga lebih mudah mengucapkan Pinggan.

Keputusan raja mengungsikan warga atas bisikan Kang Cing Wie justeru membuat warga semakin menyayangi sang permaisuri. Penghargaan tersebut dibuatkan sebuah tempat suci yang bernama Pura Dalem Balingkang di Desa Pinggan. Ciri mencolok dari pura ini adalah warna ornamen merah dan kuning seperti halnya warna klenteng. Kang Cing Wie dimuliakan di pura tersebut dengan sebutan Ratu Mas Ayu Subandar yang dipuja oleh warga Tionghoa Bali.

Daya tarik wisata

Desa wisata yang berada di dekat Gunung Batur ini memiliki panorama indah. Dari dataran tinggi di sini, wisatawan bisa menyaksikan pemandangan matahari terbit atau sunrise. Waktu yang cocok untuk menyaksikan biasanya pukul 05:00 hingga 06:00 WITA.

Kegiatan bernuansa alami yang cocok diadakan di sini adalah berkemah. Udara yang segar dan bersih di sekitar kawasan hutan lestari bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan pecinta alam. Mereka bisa berkemah di sini sambil mencari ketenangan.

Selain itu, wisatawan juga bisa melakukan pendakian sambil mengabadikan sudut-sudut keindahan Desa Pinggan dengan latar belakang Gunung Batur atau pemandangan matahari terbit atau berswafoto mengabadikan kisah perjalanan.

Bila memerlukan akomodasi, di sini sudah tersedia penginapan yang didukung warung makan dan minum. Nah, salah satu aktivitas kuliner menarik di sini adalah mencicipi dan menyeruput kopi khas Kintamani sambil menikmati pemandangan Gunung Batur.

Negeri di Atas Awan

Keindahan pemandangan matahari terbit atau sunrise di ufuk timur juga dipercantik oleh kehadiran kabut tipis-tipis. Lalu, kabut-kabut tipis itu menyelimuti sebagian rumah warga dan pohon-pohonan di sekitarnya. Nah, kondisi alam ini kemudian membuat Desa Pinggan terlihat sangat luar biasa dan memesona. Inilah yang menyebabkan desa wisata ini dijuluki oleh para wisatawan sebagai Negeri di Atas Awan.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60