INDONESIA kembali menyambut salah satu perayaan budaya terbesar dan paling dinanti tahun ini, yaitu Eksotika Bromo Festival (EBF) 2024. Terletak di kawasan Gunung Bromo yang megah, festival ini menjadi magnet bagi wisatawan lokal dan mancanegara yang ingin merasakan keajaiban budaya dan keindahan alam Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/ Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, membuka Eksotika Bromo Festival 2024 di Lautan Pasir Bromo yang merupakan salah satu perhelatan terbaik dalam Karisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf.
Menparekraf Sandiaga saat membuka perhelatan tersebut sempat membacakan puisi Kidung Tengger yang merupakan salah satu kearifan lokal di sana.
Kidung Tengger yang dibacakan menceritakan tentang latar belakang Peringatan Yadnya Kasada yang bertujuan untuk memanjatkan syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa yang telah menciptakan pasangan Joko Seger dan Roro Anteng sebagai leluhur Bromo dan 25 keturunannya.
Pada EBF 2024 yang berlangsung di Lautan Pasir Bromo, Probolinggo, Sabtu (27 Juli), Menparekraf Sandiaga mengapresiasi pemerintah daerah dan seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam perhelatan Eksotika Bromo Festival yang kemudian berhasil terpilih menjadi salah satu perhelatan terbaik di Indonesia dalam 110 Karisma Event Nusantara yang menyisihkan lebih dari 300 perhelatan lainnya.
“Saya mengapresiasi perhelatan ini karena berkaitan dengan alam yang ada di sekitar kita yang dibalut dengan kearifan tradisi lokal dan atraksi budaya nusantara. Ini merupakan pengalaman unik, terima kasih telah berpartisipasi dalam meningkatkan pariwisata kita,” kata Menparekraf Sandiaga.
EBF 2024 adalah sebuah perayaan budaya yang bertujuan memromosikan kekayaan seni dan budaya masyarakat sekitar, serta menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Eksotika Bromo mengangkat tiga elemen kehidupan manusia, yaitu Tengger dan budayanya, Bromo dan alamnya, Jawa Timur dan keseniannya. Sebagaimana Tengger menjadi budi luhur manusia sederhana yang dapat menghanyutkan segala nyaman yang tak ada di kota lainnya.
Menparekraf menyampaikan perhelatan yang berlangsung 27-28 Juli 2024 ini mampu memberikan pengalaman spiritual melalui ekspresi budaya yang menyatu dengan keindahan alam.
Pemerintah daerah juga didorong agar bisa menggelar perhelatan sejenis Eksotika Bromo, paling tidak sebulan dua kali di Kawasan Bromo. Penyelenggaraan perhelatan semacam itu akan mendorong peningkatan jumlah wisatawan hingga sekitar 20 persen. (Sumber: Kemenparekraf)