Film ‘Eat Pray Love’ dan Aktivitas Wisata Bersepeda

  • Whatsapp
Film ‘Eat Pray Love’ dan Aktivitas Wisata Bersepeda
Ilustrasi wisata bersepeda. (Foto: MA Zimmer/Pixabay)
banner 468x60
  • FILM mampu menginspirasi penonton tentang beberapa hal tergantung sudut pandang mereka, mana yang dianggap lebih menarik perhatian
  • Demikian pula halnya film Eat Pray Love yang diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Elizabeth Gilbert  

Pembaca mungkin masih ingat dengan film lama yang dibintangi aktris Hollywood Julia Roberts yang berjudul Eat Pray Love (2010). Film yang mengisahkan perjalanan sang penulis novel, Elizabeth Gilbert, mengambil lokasi di tiga negara, yaitu Italia, India dan Indonesia (Bali).

Diceritakan, Elizabeth Gilbert (diperankan Julia Roberts) sudah berkeluarga dan sang suami amat mengasihinya. Ia hidup dalam kemewahan dan memiliki karier gemilang. Kondisi itu tidak serta merta membuat hidupnya bahagia. Bagi dirinya, ada sesuatu yang hilang dan kemudian memutuskan untuk bercerai.

Akhirnya, ia berkeliling dunia dan menemukan makna sejati kenikmatan ketika menyantap hidangan di Italia dan mendapat kekuatan doa saat berkunjung ke India. Terakhir, ia berlabuh di Indonesia (Bali) dan menemukan kedamaian cinta sejati.  Setelah beberapa lama di Bali, Elizabeth menemukan cinta sejatinya pada Felipe, seorang pengusaha dari Brazil yang sudah lama bermukim di Bali.

Bersepeda di kawasan Ubud

Di Bali, Elizabeth Gilbert memilih kawasan seni Ubud, Gianyar, dimana ia bertemu dengan Ketut Liyer, seorang peramal dan penyembuh spiritual serta Wayan Nuriyasih, seorang pengobat tradisional. Dalam beberapa kesempatan, ia sangat suka bersepeda sambil menikmati keindahan sudut-sudut Ubud dan pasar tradisionalnya.

Inspirasi

Secara tidak langsung, film ini juga memromosikan beberapa destinasi wisata di Bali, yang kemudian menginspirasi Kementerian Pariwisata untuk meluncurkan paket wisata bersepeda Eat Pray Love pada tahun 2012. Konon, paket wisata ini menyusuri tempat-tempat yang disinggahi Elizabeth Gilbert di Ubud seperti dalam film tersebut. Setelah menyusuri desa-desa di Ubud, peserta kemudian diajak mampir di rumah Ketut Liyer.

Aktivitas bersepeda kini

Sebelum pendemi Covid-19, sudah ada banyak paket wisata bersepeda reguler yang ditawarkan kepada tamu untuk menyusuri kawasan pedesaan. Namun, selama masa pandemi saat tidak ada tamu, kegemaran bersepeda (sepeda gunung atau onthel) oleh masyarakat umum dan komunitas pesepeda marak kembali. Yang jelas mereka ingin mengisi waktu luang atau libur mereka dengan aktivitas yang bermanfaat dan menyehatkan.

Manfaat bersepeda

Kita membutuhkan istirahat dari pekerjaan, kehidupan sehari-hari, dan semua tanggung jawab yang menyertainya. Aktivitas ini diharapkan dapat membantu menghilangkan stres sehingga kembali bersemangat. Dengan demikian, kita mendapatkan kembali motivasi diri yang mulai hilang untuk menjalani hidup.

Petualangan bersepeda juga membuat otak kita berkembang dan memberi efek terapeutik yang luar biasa kepadanya. Ada fakta ilmiah yang menyatakan bahwa latihan aerobik dapat menciptakan sel-sel otak baru. Seperti mungkin semua pesepeda pahami, cara paling menyenangkan untuk mencapai latihan aerobik berkelanjutan adalah dengan bersepeda.

Sedangkan kombinasi jalan-jalan dan bersepeda biasanya akan menghasilkan pengalaman liburan yang menyenangkan.

Dengan bersepeda, kita memasuki banyak daerah dan budaya berbeda, yang membantu meningkatkan berbagai bidang kehidupan pribadi. Menghadapi tantangan dan bekerja keras untuk mencapai tujuan adalah beberapa pelajaran penting yang bisa diambil dari petualangan bersepeda.

Paling tidak kita akan mendapatkan pelajaran hidup yang membantu untuk bertumbuh sebagai pribadi lebih kuat. Pelajaran ini dapat diterapkan pada tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di rumah.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60