Keberadaan Periuk dari Zaman Kuno Hingga Kini

Periuk tanah
Penggunaan periuk tanah untuk membawa air dalam sebuah parade budaya terkait Pesta Kesenian Bali. (Dok. Nusaweek)
banner 468x60

KEHADIRAN produk-produk rumah tangga moderen dari plastik dan logam perlahan-lahan menggantikan kehadiran produk tradisional serupa. Salah satu produk  budaya (sistem peralatan–satu dari tujuh unsur universal kebudayaan) yang mengalami ancaman ini adalah periuk tanah. Dulunya, periuk tanah dan variannya ini digunakan secara luas untuk menyimpan air atau menanak nasi sebagai fungsi utamanya.

Saat ini, produk gerabah Bali semacam ini jarang digunakan untuk memasak dan cenderung lebih banyak berfungsi untuk keperluan upacara keagamaan (Hindu) dan karya seni dekoratif.

Keunikan Kerajinan Periuk Tanah Bali

Keterampilan Tangan yang Diwariskan: Periuk tanah di Bali telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Keterampilan ini diwariskan dari generasi ke generasi, dengan setiap pot dibuat dan dibentuk secara tradisional oleh tangan-tangan terampil. Beberapa desa kini masih melastarikan kerajinan produk ini seperti Desa Kapal (Badung) dan Pejaten (Tabanan).

Desain Tradisional yang Memukau: Setiap periuk tanah memiliki desain yang unik, yang mencerminkan identitas budaya Bali. Motif-motif alam, seperti bunga dan daun, kadang digunakan untuk menambah keindahan dan kealamian pada setiap karya.

Penggunaan Bahan Alami: Salah satu keunikan dari kerajinan periuk tanah Bali adalah penggunaan bahan alami. Tanah liat yang digunakan berasal dari daerah setempat, memberikan kesan alami dan organik pada hasil akhirnya.

Fungsi Periuk Tanah

Memasak Tradisional: Periuk tanah masih sering digunakan untuk memasak makanan tradisional Bali, seperti lawar dan bebek atau ayam betutu. Tanah liat memancarkan panas dengan merata serta memberikan cita rasa istimewa pada hidangan.

Pemujaan dan Ritual Keagamaan: Hingga kini periuk tanah masih sering digunakan dalam upacara keagamaan dan ritual. Masyarakat Bali percaya bahwa tanah liat memiliki sifat sakral dan dapat meningkatkan keberkahan dalam setiap upacara.

Kesenian Dekoratif: Selain fungsinya dalam kehidupan sehari-hari, banyak periuk tanah yang dihias secara artistik dan digunakan sebagai objek dekoratif. Ini tidak hanya memperkaya tampilan rumah, tetapi juga menjadi bukti keahlian pengrajinnya.

Pelestarian dan Tantangan

Ancaman Modernisasi: Dengan adanya perkembangan teknologi dan tren moderen, kerajinan periuk tanah menghadapi tantangan untuk tetap relevan. Upaya pelestarian perlu dilakukan untuk mempertahankan keberlanjutan warisan ini.

Pendidikan dan Pelatihan: Mendukung pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda untuk meneruskan keterampilan ini adalah langkah penting dalam pelestarian. Program-program ini dapat membantu menjaga agar keterampilan ini tetap hidup dan berkembang.

Promosi Produk Lokal: Meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap kerajinan periuk tanah melibatkan promosi produk lokal. Inisiatif ini dapat melibatkan pameran, promosi online, dan dukungan dari pemerintah setempat.

Kerajinan periuk tanah di Bali bukan hanya sekadar produk seni, tetapi juga jendela ke dalam kehidupan dan kearifan lokal. Fungsi-fungsinya yang beragam, mulai dari memasak tradisional hingga ritual keagamaan, menambah keunikan dan pentingnya warisan ini. Dengan upaya pelestarian yang tepat, kita dapat memastikan bahwa kerajinan periuk tanah tetap bersinar dan menjadi bagian integral dari kekayaan budaya Bali yang tak ternilai.

banner 300x250

Related posts