- AKTIVITAS budaya di Bali seperti tak ada habis-habisnya. Selain ritual keagamaan, pementasan tari, seni kriya, lukisan dan arsitektur, ada juga aktivitas seni lain yang dipadukan dengan olah raga yaitu seni layang-layang. Seni berlatar belakang agraris ini terus dilestarikan dan dihelat musiman setiap tahun, sekitar bulan Mei-September.
Perhelatan ini biasanya lewat Festival Layang-Layang. Di Bali ini tak hanya sekadar pertunjukan visual yang indah, tetapi juga merupakan alat penting dalam pelestarian budaya Bali yang kaya dan beragam. Melalui perpaduan tradisi dan inovasi, festival ini memainkan peran penting dalam menjaga keunikan budaya, kearifan lokal serta menginspirasi generasi muda untuk mencintai dan memahami warisan nenek moyang mereka.
Secara mitologis, umat Hindu di Bali memiliki kepercayaan tentang Rare Angon atau Dewa Layang-layang. Rare Angon dipandang sebagai penjelmaan Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai anak-anak saat sedang menggembalakan sapi atau kerbau di persawahan.
Kisah ini berkaitan erat dengan kehadiran dewa saat datangnya musim panen. Ketika itu, Rare Angon akan turun ke bumi dengan diiringi alunan seruling yang dimaknai sebagai tanda pemanggil angin. Nah, pada layang-layang ini dipasangi guwangan, yang akan berbunyi seperti seruling bila ditiup angin.
Secara garis besarnya, layang-layang Bali ada yang bernama Bebean (menyerupai ikan). Saat mengudara, layang-layang ini akan tampak seperti ikan yang sedang berenang bebas di air, ke kiri dan ke kanan.
Lalu ada layang-layang Janggan (berbentuk burung) yang merupakan layangan sakral dengan bentuk sangat unik. Ekornya sangat panjang hingga puluhan meter. Karena itu, untuk menerbangkan layangan ini akan membutuhkan bantuan banyak orang.
Berikutnya, layang-layang Pecukan yang berbentuk sederhana (daun). Memiliki empat sudut yang bentuknya menekuk dan tampak seperti daun. Dan terakhir ada layang-layang kreasi yang hadir dalam berbagai bentuk seperti celepuk (burung hantu) dan lain-lain.
Merayakan Warisan Tradisional
Festival Layang-Layang di Bali tidak hanya menghadirkan pertunjukan visual yang luar biasa, tetapi juga memperkuat hubungan antara masyarakat dan warisan tradisional mereka. Layang-layang, yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan agraris sehari-hari masyarakat Bali, dianggap sebagai sarana komunikasi dengan roh leluhur. Festival ini membantu menjaga kesadaran akan nilai-nilai dan tradisi budaya yang mendasari pembuatan dan penerbangan layang-layang.
Menginspirasi Generasi Muda
Festival Layang-Layang di Bali memiliki dampak yang luar biasa pada generasi muda. Selain menjadi hiburan visual yang menakjubkan, festival ini berfungsi sebagai sumber inspirasi bagi anak-anak dan remaja. Dengan melihat para maestro layang-layang beraksi, mereka dihadapkan pada keindahan seni tradisional dan dapat merasakan rasa bangga akan budaya Bali mereka.
Festival ini juga menciptakan peluang bagi para pengrajin layang-layang tradisional untuk memamerkan keterampilan mereka. Namun, festival ini tidak hanya tentang tradisi; elemen modern juga terlibat dalam bentuk desain dan teknologi layang-layang yang semakin inovatif. Ini menciptakan platform di mana tradisi dan kreativitas modern dapat berpadu harmonis, menghasilkan layang-layang yang unik dan menarik.
Pelestarian Lingkungan dan Kearifan Lokal
Selain aspek budayanya, Festival Layang-Layang juga menekankan pentingnya pelestarian lingkungan. Masyarakat Bali yang cinta alam memastikan bahwa layang-layang mereka tidak merusak ekosistem alam. Selain itu, beberapa layang-layang dibuat dengan bahan-bahan alami, mendorong penggunaan sumber daya lokal dan mendukung mata pencaharian lokal.
Festival ini juga berdampak ekonomi dan sosial pada komunitas sekitar. Peningkatan kunjungan wisatawan selama festival memberikan peluang ekonomi bagi warga lokal melalui penjualan makanan, kerajinan, dan layang-layang mereka sendiri. Dengan melibatkan lebih banyak elemen masyarakat dalam persiapan dan pelaksanaan festival, keterlibatan masyarakat dihargai dan semakin memperkaya acara tersebut.
Festival Layang-Layang di Bali adalah gambaran nyata tentang harmoni antara budaya dan modernitas. Sementara tradisi dan kepercayaan tetap utuh, festival ini juga merangkul perubahan zaman dengan elemen-elemen kreatif yang baru. Ini adalah contoh bagaimana warisan budaya dapat terus berkembang dan relevan dalam dunia yang terus berubah.