PAWAI pembukaan Pesta Kesenian Bali 2025 membuat suasana Kota Denpasar, tepatnya di depan Monumen Bajra Sandi, Renon, menjadi amat semarak. Hal ini semakin menegaskan posisi Pulau Dewata sebagai pusat kebudayaan. Ribuan pasang mata, baik warga lokal maupun wisatawan mancanegara, telah memadati area sekitar Monumen Bajra Sandi Denpasar sejak siang hari, sangat antusias menanti pawai pembukaan yang megah tersebut.
Ungkapan harapan pun dilontarkan, menanti penampilan seni yang memukau. Di panggung kehormatan, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, didampingi Gubernur Bali, I Wayan Koster, serta sejumlah pejabat lainnya secara resmi melepas pawai seni terkait pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025 yang mengusung tema: Jagat Kerthi: Lokahita Samudaya (Harmoni Alam Semesta). Kehadiran mereka melambangkan dedikasi pemerintah dalam melestarikan dan mempromosikan warisan tak benda Bali yang tak ternilai harganya. PKB ini akan berlangsung pada 21 Juni-19 Juli 2025.
Diiringi tabuhan kulkul (kentongan), pawai pun dimulai. Satu per satu duta seni dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali berparade, menyuguhkan representasi hidup keragaman dan kekayaan budaya masing-masing daerah sesuai dengan tema tahun ini. Setiap kontingen menampilkan kostum, musik, dan gerak tari yang khas.
Para penari berparade dengan gemulai, sesekali melemparkan senyum kepada penonton. Alunan musik gamelan mengalun syahdu, berpadu dengan tabuhan gendang yang membangkitkan semangat. Aroma bunga dan asap kemenyan dari peragaan ritual menambah suasana magis.
Wisatawan mancanegara terus mengabadikan setiap momen, terhipnotis oleh warna-warni kostum, ketepatan gerakan, dan energi para seniman. Semangat mereka tak luntur meski matahari mulai condong ke barat, seolah terhanyut dalam pesona pawai yang tiada habisnya.
Pawai berakhir menjelang senja dengan gemuruh tepuk tangan, meninggalkan kesan mendalam bagi setiap orang yang menyaksikannya. Pembukaan PKB 2025 bukan sekadar acara, tetapi perwujudan nyata jiwa Bali yang tak pernah pudar: semangat melestarikan, merayakan, dan berbagi keindahan budaya kepada dunia.
Di tengah hiruk pikuk modernisasi, PKB tetap menjadi jangkar yang kokoh, mengingatkan kita akan pentingnya akar budaya dalam membentuk jati diri bangsa. (*)







