- BANYU Pinaruh adalah kelanjutan dari Hari Saraswati atau pemujaan Dewi Saraswati sebagai dewi pengetahuan dan pembelajaran
- Ritual Banyu Pinaruh atau penyucian raga, pikiran dan jiwa ini dilakukan di sumber-sumber air sejak pagi hari
Pada tanggal 22 Oktober 2022, umat Hindu di Bali merayakan Hari Saraswati. Mereka memuja Dewi Saraswati sebagai Dewi Pengetahuan dan pembelajaran. Lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan masyarakat umum juga secara individual melakukan puja Saraswati.
Di rumah masing-masing, mereka melakukan ritual untuk buku sebagai sumber ilmu yang sudah memberi warna pada kehidupan baru,yang menghadirkan pencerahan. Nah, keesokan harinya disebut Hari Banyu Pinaruh. Tepatnya jatuh pada Redite (Minggu) Paing Wuku Sinta.
Ritual ini merupakan bagian dari tradisi umat Hindu di Bali dimana pada acara ini mereka merayakannya dengan berbondong-bondong ke sumber air untuk melakukan ritual penyucian diri seperti sungai, danau, pantai dan lain-lain.
Ada juga masyarakat yang pergi ke pura-pura yang memiliki pancuran untuk melukat atau penyucian diri. Salah satu pura yang ramai dikunjungi untuk perayaan ini adalah Pura Tirta Empul di Tampaksiring, Gianyar.
Acara ini diawali dengan ritual sederhana seperti menghaturkan sesaji canangsari sebelum mandi. Ritual ini dimulai saat fajar sebelum pukul 6 pagi tepat ketika sinar matahari pertama mulai muncul pada awal siklus Tahun Baru pawukon. Wuku pertama dalam perhitungan pawukon adalah Sinta dan dimulai pada hari Minggu dan berlangsung hingga hari Sabtu.
Ritual ini bertujuan untuk memohon kepada Tuhan agar membantu menghilangkan sifat-sifat buruk yang melekat pada tubuh manusia secara spiritual. Secara filosofis, perayaan ini juga berarti bahwa setelah mendapatkan pencerahan ilmu pengetahuan, manusia juga menyucikan jiwa, raga dan pikirannya guna mendapatkan semangat baru dan limpahan inspirasi dalam memasuki kehidupan pada siklus tahun Pawukon berikutnya.
Orang-orang kemudian menceburkan diri ke dalam air untuk mencuci muka dan kemudian mandi. Setelah itu dilanjutkan dengan ritual ‘kum-kuman’ atau yaitu mandi dengan air suci beraroma aneka bunga yang sudah disucikan oleh pendeta di Griya atau rumah brahmana.