- KAWASAN heritage Kota Denpasar menyimpan banyak objek bersejarah serta mencatat perjalanan aktivitas niaga masyarakat lokal di masa lalu
- Tidak ada salahnya bila Anda mampir di kawasan ini ketika berwisata di Bali
Jalan Gajah Mada dan sekitarnya sebagai kawasan Heritage Kota Denpasar, seperti namanya, memiliki banyak sejarah. Dari ujung barat hingga timur di titik nol Kota Denpasar, tepatnya Patung Catur Muka terdapat deretan bangunan kuno yang masih dilestarikan sesuai bentuk aslinya.
Sejarah
Kawasan heritage kota tua yang kaya inspirasi dan menjadi saksi perkembangan pariwisata budaya di Denpasar. Pada tahun 1930-an Kota Denpasar ramai dikunjungi budayawan dan seniman asing seperti Colin McPhee, Walter Spies, Miguel dan Rose Covarrubias dan lain-lain. Mereka menjalin persahabatan dengan seniman Denpasar seperti Made Regog, Gusti Alit Oka dan Nyoman Nyongyong.
Di samping itu, ada juga aktor Charlie Chaplin, tokoh politik seperti Perdana Mentri India Jawaharlal Nehru dan Proklamator RI Bung Karno juga pernah menjejakkan kakinya di kawasan ini.
Sepanjang Jalan Gajah Mada, yang dulu menjadi pusat perdagangan di Kota Denpasar terdapat banyak toko model kuno dengan sentuhan arsitektur khas Bali. Material bangunan khas lokal seperti batu bata merah, batu padas abu-abu, ornamen pilar khas Bali, billboard nama toko yang seragam warna biru dengan tulisan putih, lampu-lampu hias menjadi ciri utamanya.
Sebelum tahun 1990-an, kawasan ini menjadi jalur utama transportasi angkutan perkotaan yang memasuki Kota Denpasar. Jalur angkutan perkotaan dari dan ke terminal Ubung, Kreneng dan Tegal yang menggunakan bemo roda tiga semuanya melintas di sini.
Kegiatan perdagangan di sini didukung oleh masyarakat multietnis seperti nusantara, Tionghoa, Arab dan India. Mereka menyediakan berbagai komoditas berupa kebutuhan sehari-hari, tekstil dan produk turunannya, obat tradisional, perhiasan emas serta aneka produk kuliner.
Peta kawasan heritage
Secara garis besarnya, kawasan heritage Kota Denpasar bisa dilihat di peta berupa lempengan kuningan yang dipajang dekat traffic light simpang Jalan Gajah Mada-Jalan Sulawesi-Jalan Kartini atau sudut timur laut kawasan Pasar Badung.
Uniknya lagi, peta tersebut ditempel pada sebuah lempeng beton persegi yang dipegang oleh dua lelaki berbadan kekar dalam balutan busana tradisional. Di sana ada denah, narasi tiga paragraf tentang Kota Denpasar, ikon kota Denpasar serta siluet tokoh seperti Charlie Caplin, Jawarlal Nehru dan Bung Karno.
Titik apa saja yang tercantum pada peta kawasan heritage tersebut? Di sana ada beberapa objek seperti Museum Bali, rumah jabatan Gubernur Bali, Patung Catur Muka (titik nol Kota Denpasar), Pura Desa, Jalan Kartini, Tukad Badung (termasuk Taman Kumbasari), Lapangan Puputan Badung, Hotel Inna Bali Heritage, Kantor Walikota Denpasar, Pasar Badung, Peken Payuk (Pasar Periuk), Pasar Kumbasari serta Jalan Gajah Mada.
Menejelang tutup tahun 2021, kawasan heritage ini direvitalisasi dengan penambahan plaza Pasar Badung, patung Dewi Mas Melanting, patung Sang Kala Trisemaya. Dengan demikian lengkaplah sudah daya tarik kawasan heritage ini dan menjadi destinasi yang mencerminkan masa lalu dan sentuhan masa kini. Semuanya tetap mengacu kepada konsep Kota Denpasar yang berwawasan budaya dimana setiap elemennya memiliki nilai historis dan filosofis dalam budaya lokal.
Interaksi ekonomi dan ragam budaya selama puluhan tahun ditambah lagi berbagai pusaka arkeologi dan arsitektur yang monumental menjadikan kawasan heritage Gajah Mada sebagai salah satu destinasi ikonik di Bali dan menguatkan posisi Kota Denpasar sebagai the Heart of Bali.