- KEINDAHAN gerbang Pura Pentaran Agung Lempuyang menarik banyak wisatawan untuk mengabadikannya lalu membagi keindahan tersebut di media sosial
- Karena keindahan tersebut, candi bentar atau gerbang tersebut kemudian dijuluki Gerbang Surga atau the Gates of Heaven
Salah satu pura terindah dengan latar belakang panorama Gunung Agung adalah Pura Lempuyang. Selain sebagai tempat suci, Pura Lempuyang juga memiliki keunikan tersendiri seperti kemurnian alamnya, terutama kawasan hutan lindung yang dipandang menjadi paru-paru Pulau Dewata.
Menurut lontar Markandeya Purana, pura yang juga dianggap sebagai penjaga penjuru arah timur Pulau Bali ini didirikan oleh Rsi Markandeya sekitar abad ke-8 Masehi. Nah, di kompleks Pura Lempuyang ini terdapat beberapa pura mulai dari jalur bawah hingga puncak yang dikenal dengan Pura Lempuyang Luhur. Dua di antaranya adalah:
- Lempuyang Madya atau Penataran Agung yang menjadi favorit wisatawan dengan Gerbang Surganya atau the Gates of Heaven dengan latar belakang Gunung Agung
- Lempuyang Luhur: untuk mencapai kawasan ini pengunjung atau pemedek harus menapaki sekitar 1.800 anak tangga. Pura Lempuyang Luhur ini terletak di Puncak Bukit Bisbis yang juga dikenal dengan Gunung Lempuyang.
Lokasi
Pura ini terletak di Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Karangasem atau Bali Timur. Dari Kota Denpasar lokasi ini bisa ditempuh dalam waktu 2-3 jam perjalanan dalam keadaan lalu lintas lancar atau normal.
Wisatawan yang gemar melakukan penelusuran, perjalanan menuju Pura Luhur ini akan memberikan sensasi dan pengalaman unik serta menantang terkait dengan jalur pendakian menuju puncak. Untuk lebih memudahkan, rute tersebut sudah dibuatkan tangga berundak pada jalur utama. Biasanya, jalur ini digunakan oleh umat Hindu sebagai jalur persembahyangan.
Perjalanan ke pura ini dimulai dari lokasi pertama yaitu Pura Lempuyang Madya, yang termasuk kedalam kategori Pura Dang Kahyangan. Menurut umat Hindu, yang dipuja dan dimuliakan di pura ini adalah Ida Batara Empu Agnijaya dan Empu Manik Geni. Untuk diketahui, Empu Agnijaya memiliki tujuh saudara, di antaranya Mpu Kuturan, Mpu Baradah serta Mpu Semeru.
Sementara itu, bagi pengunjung yang hendak menikmati seluruh pesona alam dari atas Gunung Lempuyang atau Bukit Bisbis menuju pura utama Pura Lempuyang Luhur yang termasuk sad kahyangan ini harus siap menapaki lebih dari 1.700 (seribu tujuh ratus) anak tangga.
Nah, dalam perjalanan ke puncak ini pengunjung akan menghirup udara sejuk yang dipancarkan oleh hamparan hutan alami yang masih asri. Selain itu, akan dihibur pula oleh suara-suara burung dan pemandangan alam Kabupaten Karangasem yang memukau. Tentunya akan diperlukan usaha ekstra dan kehati-hatian untuk mencapai puncak sebab adanya rimbuhan belukar bertebaran di antara pohon-pohon tropis dan kadang ada kera-kera liar bergelantungan saat melintas.
Wisatawan atau umat Hindu yang ingin datang untuk bersembahyang di Pura Luhur Lempuyang, harus menyiapkan ketahanan fisik, dan tentu saja berhati bersih, tulus dan suci.
Arsitektur
Tampilan gaya arsitektur yang megah dan indah dengan banyak ornamen khas Bali memberi ciri khas Pura Lempuyang ini. Tempat sembahyang berada di bagian dalam atau bagian tertinggi. Karena itu, umat harus melalui banyak anak tangga yang tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Ada tiga buah tangga yang menuju ke tiga buah pintu menuju Pura Penataran Agung.
Ciri khas lainnya adalah adanya sepasang patung Naga Anantaboga dan Naga Basuki yang mengapit gerbang ini serta terdapat sederet Patung Pandawa.
Spot favorit
Salah satu spot favorit bagi wisatwan ketika mengunjungi Pura Lempuyang adalah sebuah gerbang berbelah tanpa atap atau candi bentar dengan tampilan yang menakjubkan dan berlatar belakang megahnya Gunung Agung.
Spot ini menjadi kian populer ketika terjadi letusan Gunung Agung pada tahun 2017 silam dimana banyak wisatawan asing mengabadikannya agar bisa berbagi foto di halaman media sosial mereka seperti Instagram.
Pengambilan foto di gerbang ini bisa dibantu oleh juru foto setempat, sehingga mendapatkan foto yang unik dan menarik. Kadang-kadang keindahan gerbang dengan latar belakang Gunung Agung yang sebagian berselimut awan menjadi kelihatan melayang. Oleh sebab itu, ia dijuluki sebagai Gerbang Surga atau the Gates of Heaven. Pemandangan yang tak kalah indahnya juga bisa disaksikan pada saat matahari akan tenggelam, bila cuaca cerah. Ini bisa menjadi momen yang tak terlupakan saat berlibur di Bali.
Ketentuan Khusus
Untuk tetap menjaga kesucian dan etika secara sekala dan niskala di Pura Lempuyang sebagai tempat suci umat Hindu, seluruh umat Hindu dan para pengunjung lainnya (wisatawan) harus mematuhi larangan berikut:
- Wanita yang sedang datang bulan, umat atau pengunjung yang sedang masa berkabung (cuntaka) karena ada anggota keluarga yang meninggal, dilarang memasuki area pura
- Menggunakan pakaian terbuka, berciuman atau melakukan hal-hal tak senonoh lainnya.
- Bila tidak mengenakan kain, pengunjung atau wisatawan wajib menggunakan kain atau sarong yang diberikan sewaktu membeli tiket.
- Anak yang sedang menyusu atau belum tanggal gigi susunya, sebaiknya jangan dulu diajak masuk pura atau bersembahyang ke pura.
- Dilarang mengambil gambar atau foto dengan menggunakan drone.
- Tidak boleh berkata-kata kasar, tidak sopan atau mengatakan ‘lelah’ selama dalam perjalanan naik ke pura.
- Terakhir, tidak diperkenankan membawa atau makan daging babi.
Transportasi
Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi, motor atau mobil sewaan yang dikemudikan sendiri. Atau agar merasa lebih nyaman bisa menggunakan jasa travel agent, jadi tinggal duduk manis. Selamat berwisata! (Diolah dari berbagai sumber)