- MENGHADAPI kenormalan baru (new normal), protokol kebersihan, kesehatan dan keamanan menjadi hal terpenting
- Bali rencananya akan dibuka bertahap dan Nusa Dua dipilih sebagai percontohan. Untuk wisman, Bali akan menyasar negara terdekat
Setelah sekian lama kegiatan pariwisata di tanah air ditutup akibat menghadapi pandemi Covid-19, pemerintah pun akhirnya memberikan lampu hijau untuk membuka beberapa obyek wisata secara bertahap. Tentu saja pembukaan operasional tersebut harus memenuhi berbagai persyaratan dan protokol kesehatan.
“Saat ini industri dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali sedang menyiapkan diri untuk menghadapi kenormalan baru pariwisata dengan penerapan protokol kebersihan, kesehatan dan keamanan,” demikian diungkapkan Sekretaris ASITA Bali, I Putu Winastra, dalam International Webinar Tourism in Indonesia untuk pasar Thailand dan Indochina yang bertema “Bali Alright” yang berlangsung secara daring, Jumat (5/6/2020), seperti dalam siaran pers yang dikutip dari laman Kemenparekraf.
Protokol tersebut akan diterapkan pada semua sektor yang terkait dengan pariwisata antara lain usaha jasa transportasi, akomodasi, restoran, dan seluruh obyek pariwisata, demikian lanjut I Putu Winastra.
Protokol sudah disiapkan berdasarkan customers journey yang berfokus pada tiga hal utama yaitu kebersihan, kesehatan, dan keamanan. Hal tersebut meliputi persiapan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi sebelum berangkat ke Bali seperti surat pernyataan bebas Covid-19, rencana perjalanan serta tanggal kedatangan sebagaimana disyaratkan pemerintah.
Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk menunjang pariwisata Bali saat dibuka nanti, Bali akan menyasar negara-negara terdekat seperti Thailand, Myanmar, dan Vietnam yang bisa menjadi andalan untuk pasar internasional. Untuk tahap awal memang akan berfokus pada pasar domestik. Beliau juga menambahkan, bahwa Bali tidak akan dibuka semua dulu, namun dipilih kawasan Nusa Dua, Badung, sebagai percontohan atau pilot project.