Sony Pictures Jepang Sambut Baik Ajakan Kemenparekraf untuk Garap Film Berlatar Destinasi  

Menparekraf RI
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, bersama Representative Director Sony Pictures Entertainment Japan, Midori Tomita, di Kopikalyan Tokyo, Shibuya City, Jepang, (Foto: Kemenparekraf)
banner 468x60

FILM juga bisa dimanfaatkan untuk promosi destinasi wisata karena ia menawarkan pengalaman visual yang menarik dan imersif yang dapat memikat dan menginspirasi calon wisatawan.

Sejalan dengan hal di atas, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/ Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak Sony Pictures Entertainment Japan (SPEJ) berkolaborasi menggarap film dengan latar destinasi wisata Indonesia.

Dalam siaran persnya dikatakan bahwa ketika melakukan kunjungan kerja ke Jepang, Jumat (27 Oktober), Menparekraf Sandiaga, bertemu dengan perwakilan SPEJ, yang diwakili oleh Representative Director SPEJ, Midori Tomita, di Kopikalyan Tokyo, Shibuya City, Jepang.

Menparekraf menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia sangat menyukai kebudayaan serta beragam produk ekonomi kreatif Jepang, mulai dari fesyen, kriya, hingga kuliner. Ditambahkan, manga dan anime juga telah menjadi bagian dari kehidupan anak-anak hingga kalangan muda Indonesia.

“Banyak peluang yang bisa dikolaborasikan, mulai dari gaya hidup, fesyen, musik, animasi, serta games. Kami akan memberikan insentif untuk produksi film di destinasi pariwisata di Indonesia seperti Bali, Yogyakarta, Lombok, dan lainnya,” kata Menparekraf Sandiaga.

Tomita pun menyambut baik ajakan kolaborasi dari pemerintah Indonesia, khususnya terkait insentif yang diberikan. Dikatakannya, Sony Pictures Entertainment Japan bersedia membantu untuk promosi destinasi wisata Indonesia.

Pihaknya akan menjadi penghubung antara pemerintah Indonesia dengan Sony Pictures Entertainment (SPE) yang berbasis di Amerika Serikat yang memiliki empat divisi usaha, yakni Distribusi Film, Distribusi, serta Networking dan International Productions.

“Kami memiliki banyak unit usaha, dari unit usaha perfilman box office hingga unit usaha perfilman kecil Jepang. Kami siap menjadi penghubung dengan unit usaha induk SPE untuk mengakomodir kebutuhan promosi Indonesia melalui film,” kata Tomita. (Sumber: Kemenparekraf)

*****

Film berkontribusi positif terhadap promosi destinasi wisata dengan keunggulan yang dimilikinya sebagai media hiburan sekaligus promosi seperti berikut:

Daya Tarik Visual: Film memberikan representasi visual dari suatu destinasi, sehingga penonton dapat melihat keindahan alam, bentang alam, arsitektur, dan warisan budayanya. Visual ini menciptakan dampak yang kuat dan langsung, menarik minat calon wisatawan.

Bercerita: Film menyampaikan kisah, dan jika sebuah destinasi menjadi latar belakang atau tema sentral sebuah film, film tersebut akan menjalin narasi yang dapat melibatkan penonton secara emosional. Kisah-kisah ini dapat mencakup petualangan, romansa, drama sejarah, atau eksplorasi budaya yang berlatar di destinasi, sehingga lebih relevan dan berkesan.

Menampilkan Budaya: Film sering mengeksplorasi budaya, tradisi, dan cara hidup lokal di suatu destinasi. Hal ini dapat memperkenalkan pemirsa pada masakan, seni, musik, dan adat istiadat setempat, memberikan gambaran sekilas tentang pengalaman autentik yang dapat diharapkan oleh wisatawan.

Menciptakan Pengalaman Aspirasional: Film dapat menciptakan keinginan untuk mengalami apa yang tergambar di layar. Visual yang menakjubkan dan cerita yang menarik dapat menginspirasi orang untuk mengunjungi tempat yang mungkin belum pernah mereka pertimbangkan sebelumnya. Aspek aspirasional ini sangat kuat dalam mempromosikan destinasi yang kurang dikenal atau sedang berkembang.

Paparan kepada Penonton Global: Film dapat menjangkau penonton global melalui bioskop, televisi, platform streaming, dan festival film internasional. Jangkauan luas ini membantu memromosikan destinasi ke beragam populasi dan pasar.

Keakraban dan Pengakuan: Film dapat membuat suatu destinasi lebih dikenal dan dikenali. Saat penonton melihat suatu lokasi dalam sebuah film, mereka cenderung mengingat dan mengenali lokasi tersebut saat merencanakan perjalanan mereka. Lokasi film ikonik bisa menjadi landmark yang wajib dikunjungi.

Promosi Berkelanjutan: Kehadiran film bertahan lama. Bahkan setelah pertama kali dirilis, mereka dapat terus menginspirasi perjalanan selama bertahun-tahun yang akan datang, seiring orang-orang menemukan dan mengunjunginya kembali melalui berbagai saluran media.

Singkatnya, film bisa berfungsi sebagai alat pemasaran yang ampuh untuk destinasi wisata dengan menawarkan gambaran suatu tempat yang menawan, emosional, dan kaya budaya. Hal ini memiliki kemampuan untuk membangkitkan keinginan untuk melakukan perjalanan, meningkatkan bisnis yang berhubungan dengan pariwisata, dan meningkatkan visibilitas suatu destinasi di panggung global.

Akibatnya, banyak destinasi yang secara aktif mencari peluang untuk ditampilkan dalam film dan memanfaatkan penggambarannya dalam film dan dokumenter untuk menarik pengunjung.

banner 300x250

Related posts