- KEHADIRAN para dewa dari kahyangan yang turun ke bumi disambut Tari Rejang Dewa sebagai simbolis bidadari
- Pementasan tarian sakral ini berkaitan dengan rangkaian prosesi upacara seperti piodalan atau ulang tahun pendirian pura dan upacara keagamaan lainnya
Tari Rejang Dewa adalah salah satu tari rejang sebagai simbolik bidadari yang menuntun dan menyambut kehadiran para dewa dari kahyangan guna menghadiri upacara yadnya. Pada umumnya, tarian ini dibawakan oleh anak-anak perempuan seperti anak usia sekolah dasar yang belum menstruasi.
Sebagai tarian yang tergolong sakral, tarian ini berfokus pada nilai-nilai spiritual dan kesucian. Hal ini tercermin pada pakaian adat Bali yang dikenakan, yakni berwarna putih dan kuning serta hiasan kepala dari janur dan bunga gumitir yang didesain menyerupai sarana upacara. Mereka menari dengan penuh penjiwaan. Biasanya, pementasan dilakukan menjelang puncak upacara atau setelah melaksanakan prosesi melasti.
Tarian ini juga dimaksudkan untuk menghibur, mengungkapkan rasa bhakti serta terima kasih kepada beliau karena sudah berkenan hadir, turun dari kahyangan ke tempat upacara suci berlangsung. Kehadiran beliau adalah untuk menyaksikan upacara tersebut dan memberi anugerah kepada segenap umat.
Seperti namanya tarian sakral, tarian rejang ini hanya dipentaskan dalam rangkaian upacara seperti piodalan atau perayaan ulang tahun peresmian pendirian pura (melaspas) atau upacara keagamaan lainnya di tempat-tempat suci. Piodalan ini biasanya diadakan setahun sekali (bulan purnama) atau enam bulan sekali menurut kalender pawukon (210 hari).
Dilihat dari para penarinya, tarian ini dibawakan secara berkelompok atau paling sedikit oleh enam penari. Para penari Rejang Dewa tersebut berbaris, berjejer, membentuk lingkaran dan sesekali memegang selendang penari lain di depannya sambil berputar ke arah kanan. Mereka menampilkan gerakan-garakan yang simpel namun progresif dan dinamis dengan meliuk ke kiri dan ke kanan selaras dengan alunan irama gamelan yang menyejukkan jiwa.
Bagi anak-anak, kegiatan ini akan memperkenalkan salah satu unsur budaya Bali pada usia mereka, yaitu kesenian, yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Dalam tradisi berkesenian di Bali, tarian tidak hanya untuk pementasan atau hiburan semata tetapi juga menjadi sebuah persembahan kepada Tuhan.
Dengan terlibat langsung di dalamnya, anak-anak tersebut diharapkan mendapat pengalaman baru dan sekaligus ikut melestarikan keseniannya. Selain itu, cara ini juga dapat melatih keberanian, menyalurkan energi kreatif dan di kemudian hari mereka juga diharapkan akan tertarik belajar dan membawakan tarian yang lain.