• Selain di dunia nyata, penipuan juga bisa terjadi di dunia maya, seperti internet, lewat SMS atau email
• Karena itu, waspadalah dan jangan mudah tergiur dengan iming-iming hadiah tinggi atau pun menarik
UNTUK bisa menikmati waktu liburan dengan baik, menyenangkan dan berkesan, tentu harus berfokus pada liburan itu sendiri dan menjauhkan diri dari urusan rutinitas atau pekerjaan (bila memungkinkan) sehingga kesenangan dalam perjalanan tidak terganggu.
Namun peluang itu selalu ada karena ke mana-mana Anda selalu membawa alat komunikasi berupa handphone. Pesan-pesan komunikasi terkait urusan pekerjaan, mungkin Anda sudah mengetahuinya. Namun demikian, bila hal-hal berikut terjadi, Anda harus tetap mewaspadainya. Jangan mudah terpancing ataupun tergiur dengan hadiah menarik. Atau pilihan sakleknya bila tidak mau direpotkan, hapus saja pesan-pesan atau sms penipuan, email penipuan semacam berikut.
1. Pengumuman undian berhadiah lewat SMS
Kadang ada pengumuman undian berhadiah lewat pesan singkat atau SMS yang menyatakan kita menang undian dari salah satu bank swasta atau pemerintah, padahal kita tidak punya rekening di bank tersebut (Pertama, ini sudah mencurigakan). Atau bila punya, banknya tidak mengadakan undian berhadiah. Untuk lebih jelasnya, kita disuruh mengecek di alamat website, tapi lagi-lagi kelihatan alamat website-nya memakai hosting dan domain gratisan. (Kedua, ini tambah meyakinkan kita bila undian ini abal-abal yang akan berujung penipuan).
Dari alamat website-nya sudah jelas kita bisa ketahui bahwa ini adalah modus penipuan dan memang mungkin selalu demikian bahwa si penipu tidak bermodal atau tidak mau meninggalkan jejaknya. Masak ya, lembaga sebesar itu tidak mampu membeli hosting dan domain.
2. Undian berhadiah lewat karcis parkir
Modus yang mirip poin 1 di atas adalah karcis parkir berhadiah yang ditaruh seseorang di kaca depan mobil atau sadel sepeda motor. Di sana dicantumkan si ‘calon korban’ disebutkan mendapat hadiah produk tertentu.
Nomor karcis yang dipegang itu dinyatakan menang undian dalam sederetan nomor lain yang juga menang. Setelah datang ke alamat yang dicantumkan, si korban diminta membayar biaya administrasi untuk pengambilan hadiah tersebut dan seterusnya.
Terkait dengan undian karcis parkir resmi (bila ada), sepengetahuan penulis, biasanya si konsumen atau pemilik kendaraan akan diminta memasukkan karcis parkir tersebut sebuah kotak atau loket yang sudah dilengkapi nama dan nomor handphone. Pada karcis itu juga sudah tertera tanggal pengundiannya. Jadi bila menang, pemilik karcis akan dihubungi oleh manajeman perusahaan parkir tersebut. Sesedarhana itu, tidak ada tindakan lain yang perlu diambil.
3. Pembagian dana warisan lewat email
Namanya juga kemajuan zaman. Alat komunikasi apapun yang dipakai oleh masyarakat, pasti juga akan diikuti oleh pelaku tindak kriminal. Demikian pula email tidak luput dari alat yang mereka gunakan. Mungkin mereka mendapatkan alamat email kita dari website.
Penulis pernah menerima email dari luar negeri. Isinya menyebutkan bahwa sipenerima dimintai bantuan untuk mengurus dana warisan dari keluarganya, karena si pelaku sudah tidak punya siapa-siapa. Untuk hal tersebut, ia memerlukan bantuan pihak ketiga. Kita yang dipercaya diminta menghubungi nomor telepon tertentu pada jam tertentu. Agar lebih meyakinkan, si penipu tidak boleh menerima telpon langsung, dan harus melalui seorang tokoh di tempatnya.
Logikanya, dia kan tinggal mengurus akta kematian keluarga kemudian melanjutkannya ke catatan sipil atau lembaga lainnya yang terkait. Tidak ada urusannya dengan kita yang jauh-jauh di luar negeri mereka.
4. Dana hibah lewat spam email
Ada seorang teman meminta bantuan untuk menerjemahkan email yang menyatakan dia beruntung mendapat dana hibah dari luar negeri. Yang perlu dilakukan adalah melengkapi data-data pribadi serta nomor rekening bank untuk keperluan transfer dana tersebut. Tidak tanggung-tanggung, dana itu sebesar Rp 1 milyar. Kalau bisa cair, si teman menjanjikan bagi hasil 50-50.
Penulis kemudian jelaskan modus-modus model seperti ini amat sering terjadi di dunia maya dan tanpa referensi lembaga yang kredibel atau yang berwenang di pihak kita atau seorang individu luar negeri, si pemilik dana itu tidak mungkin mau memberikan kita dana hibah.