Desa Besani Jateng Usung Tagline ‘Gerbang Akulturasi Jawa-China’

Desa Wisata Besani Batang Jateng
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, sedang mencicipi teh Desa Wisata Besani, Blado, Batang, Jawa Tengah. (Foto: Kemenparekraf)
banner 468x60

Dari tahun ke tahun, desa wisata di Indonesia terus berkembang dan jumlahnya juga bertambah. Mereka selalu berinovasi untuk senantiasa membuat destinasi serta produk ekonomi kreatif mereka semenarik mungkin.

Desa Wisata Besani di Kecamatan Blado, Batang, Jawa Tengah, misalnya, yang mengusung tagline “Gerbang Akulturasi Jawa-China” dan menghadirkan produk unggulan teh yang menjadi sumber pendapatan daerah setempat. Ini kemudian menjadi modal tersendiri yang membawa desa tersebut masuk 75 Besar Desa Wisata Terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.

Read More

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, saat melakukan kunjungan ke Desa Wisata Besani, Sabtu (10 Juni) menjelaskan bahwa Desa Wisata Besani merupakan wujud kolaborasi Pemerintah Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah dengan Pokdarwis dan pengelola hingga masyarakat yang sangat antusias dalam membangun desanya.

“Saat beberapa kilometer sebelum masuk ke desa ini, masyarakat antusias menyambut saya, ini menunjukkan program pemerintah yang sudah baik harus terus didorong untuk mempercepat kebangkitan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang terus dibutuhkan. Masyarakat memberikan harapan agar lapangan kerja tercipta dan terjadi pemberdayaan UMKM,” katanya.

Kabupaten Batang di pantai utara Jawa Tengah berada pada jalur utama yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. Posisi strategis tersebut menempatkan wilayah Kabupaten Batang, utamanya ibu kota pemerintahannya, pada jalur ekonomi Pulau Jawa sebelah utara yang sangat prospektif, terlebih dengan adanya peluang investasi dari relokasi industri negara lain yang sebagian besar berasal dari China.

Menurut Menparekraf, ada hal menarik di sini yang perlu di contoh desa-desa lainnya. Dengan adanya investasi yang besar dari pihak investor China di desa ini, pihak desa  lalu menyiapkan sebuah terobosan dengan menciptakan kampung Jawa Mandarin, yang mengajarkan Bahasa Mandarin kepada anak-anak di desa wisata Besani ini. Beliau berharap generasi muda Indonesia nantinya berkesempatan untuk menguasai keterampilan berbahasa termasuk Bahasa Mandarin.

“Ini adalah bentuk bagaimana kita berinovasi sehingga mereka memiliki keterampilan, paling tidak berbahasa asing dan meningkatkan kemampuannya mendapat kerja,” ujarnya.

Selain itu, komoditas teh yang sudah mendunia juga menjadi daya tarik desa yang berjarak sekitar 25 km dari ibu kota Kabupaten Batang selain wilayah itu juga memiliki produk-produk lain yang sudah dikurasi oleh pokdarwis.

Beliau juga menambahkan, beberapa produk yang dikurasi sudah memenuhi standar dunia. Untuk itu, pihaknya akan membawa lebih banyak kolaborasi bersama dunia usaha dan akan mengolahnya di sini agar wilayah ini lebih dikenal oleh dunia. Apalagi desa ini pernah menjadi pemasok teh nomor dua dunia setelah Brazil. Nah, citra itu yang perlu diambil dan diangkat. (Sumber: Siaran Pers Kemenparekraf)

banner 300x250

Related posts