- KARENA sedikitnya pekerjaan pada musim sepi tamu, muncullah gagasan menjaili teman kerja sambil bercanda
- Teman yang dikerjain itu menjadi ketakutan dan harus melapor kepada atasan. Akhirnya skenario ‘menjaili’ ini terbongkar dan mereka berdamai
Suatu sore sekira pukul enam, suasana kantor di sebuah biro perjalanan wisata sudah agak sepi. Semua karyawan yang mengambil shift pagi sudah pulang. Nah, tinggal empat orang dari shift siang yang masih bertugas.
Karena volume pekerjaan juga tidak terlalu banyak dan kebetulan berada pada bulan-bulan sepi kunjungan tamu, mereka bekerja agak santai. Mereka berempat tidak menangani begitu banyak pemesanan kamar hari itu.
Kemudian muncullah ide mengerjai salah seorang temannya, yang dianggap polos. Setelah selesai meng-input konfirmasi pemesanan kamar hotel di komputer yang menggunakan jaringan intranet (jaringan privat/antarstasiun kerja di internal perusahaan) ia dikirimi pesan singkat:”Hati-hati menggunakan komputer ini. Tadi komputer Anda error yang berpotensi menimbulkan kerusakan. Cepat laporkan kejadian ini ke manajer Anda!”
Sang karyawan pun tampak terkejut dan wajahnya berkeringat. “Wah, ini harus segera saya laporkan agar masalahnya tidak berlarut-larut,” katanya di dalam hati sembari menoleh ke kiri dan ke kanan.
Dia tidak mengetahui jika pesan singkat itu dikirim oleh teman-temannya yang duduk di pojok belakang. Mungkin dia tidak memperhatikan dari komputer mana pesan itu dikirim. Dikiranya pesan itu dikirim dari kantor pusat di luar.
Keesokan paginya, dia segera menghadap sang manajer dan menyampaikan permasalahan yang terjadi.
“Selamat pagi Pak,” kata karyawan tersebut.
“Pagi, ada yang bisa saya bantu?” sahut pak manajer.
“Mmmaaf, saya melakukan kesalahan kemarin?”
“Apa itu?”
“Saya sudah menyebabkan salah satu computer error ketika menginput data.”
“Terus sekarang apakah masih rusak?”
“Tidak Pak, tadi saya nyalakan dan sudah normal.”
“Okay, kalau begitu, nanti hati-hati saat bekerja. Silakan kembali.”
“Terima kasih, Pak,” kata sang karyawan dengan perasaan lega saat melangkah ke ruangan kerjanya.
Sang karyawan ini rupanya tidak memperhatikan betul jika pesan itu dikirim oleh teman-temannya di pojok belakang. Di samping itu, ia tidak hafal dengan kode workstation atau masing-masing perangkat komputer yang digunakan padahal sudah adakode komputernya.
Nah, keluguan dan ketidaktahuannya itulah yang dimanfaatkan oleh teman-temannya untuk mengerjainya. Ketika ‘rahasia’ itu diungkap, ia kelihatan kesal dan teman-temannya pun akhirnya minta maaf.