Drama Penerbangan: Tiket ke Surabaya, Landing di Siberia

Bandar udara
Ilustrasi penumpang sudah turun dari pesawat. (Image: Created with AI/Nusaweek)
banner 468x60

DONI, seorang travel vlogger yang hidupnya lebih banyak di awan daripada di darat, merasa lelah sampai ubun-ubun. Jadwalnya hari itu sungguh gila: pagi-pagi dari Singapura, transit di Kuala Lumpur, lalu sorenya harus sudah di Jakarta. Besok paginya, ia sudah dijadwalkan terbang ke Surabaya untuk meliput festival kuliner terbesar di Jawa Timur. Matanya sudah seperti mata panda yang kurang tidur.

“Oke, Doni, semangat!” bisiknya pada diri sendiri sambil menyeret koper yang entah kenapa terasa lebih berat dari biasanya. Mungkin karena isinya cuma sisa-sisa pakaian kotor dan beberapa bungkus rendang sisa dari kunjungan terakhirnya. Ia tiba di Bandara Soekarno-Hatta dengan sisa-sisa tenaga. Papan informasi menunjukkan penerbangan ke Surabaya akan boarding 30 menit lagi. Ia bergegas menuju Gate B12.

Read More

Saat menunggu, kepalanya terasa berputar. Doni menyandarkan punggungnya ke kursi tunggu, menutup mata sebentar. “Sepuluh menit, cuma sepuluh menit,” pikirnya. Namun, sepuluh menit itu berubah menjadi mimpi indah tentang nasi pecel lele dan soto ayam.

Tiba-tiba, suara nyaring dari pengeras suara membangunkan Doni. “Boarding untuk penerbangan ke Surabaya sudah dimulai!” teriak suara itu. Tanpa berpikir panjang, Doni langsung berdiri dan berjalan cepat ke arah Gate B12. Ia menyerahkan tiketnya tanpa melihat, paspornya pun ia masukkan ke dalam saku jaketnya dengan buru-buru. Doni masuk ke dalam pesawat, menemukan kursinya, dan langsung menyandarkan kepala. Begitu nyaman, ia kembali tertidur.

Ia bermimpi sedang makan sate lilit di pinggir pantai. Angin sejuk berembus, dan suara ombak terdengar merdu. Ia terbangun saat seseorang mengguncangkan bahunya.

“Sudah mendarat, Mas.”

Doni tersenyum, “Ah, akhirnya sampai juga di Surabaya!”

Ia berjalan keluar dari pesawat, matanya masih setengah terpejam. “Eh, kok sepi banget?” gumamnya. Seharusnya, Surabaya ramai. Ia melihat ke luar jendela. Pemandangan di sana tidak seperti Surabaya sama sekali. Doni melihat salju, gunung-gunung berselimut es, dan beberapa orang memakai jaket tebal yang bulunya seperti boneka beruang.

Jantung Doni langsung berdebar. Ia bertanya pada seorang pramugari yang sedang merapikan troli. “Mbak, ini Surabaya, kan?”

Pramugari itu tersenyum aneh, “Maaf, Mas, ini bukan Surabaya.”

“Lalu ini di mana, Mbak? Jangan bilang saya salah pesawat!”

“Ini… Siberia,” jawab pramugari itu sambil menahan tawa.

Doni langsung melotot. “Siberia? Sejak kapan Surabaya pindah ke Siberia?!”

Pramugari itu tertawa, “Mas salah naik pesawat. Mungkin Mas naik pesawat yang ke Gate B11. Tujuannya Siberia.”

Doni memeriksa tiketnya. Matanya langsung membesar. “Penerbangan menuju Siberia,” tulisan di tiket itu jelas dan besar. Ternyata, dia salah masuk gate. “Ini gila! Ada apa-apa di Siberia?”

“Di sini ada kuliner sate… sate beruang,” jawab pramugari itu sambil tertawa kecil.

Doni langsung mengambil ponselnya. Vlog tentang kuliner Surabaya, kini berganti judul. Ia membuat vlog di tengah salju dengan jaket yang terlalu tipis. “Halo, teman-teman! Hari ini saya mau review kuliner sate… sate… dari bulu beruang! Hehe,” katanya sambil menggigil kedinginan.

Petugas bandara di Siberia melihat Doni dengan pandangan aneh. Setelah penjelasan singkat, mereka tertawa terbahak-bahak dan bahkan berfoto dengannya. Mereka berjanji akan membantunya mendapatkan penerbangan kembali ke Jakarta.

Doni akhirnya pulang, namun cerita salah naik pesawat ini viral di semua sosial media. Ia terkenal sebagai travel vlogger yang salah naik pesawat. Tapi, setidaknya dia tidak jadi membuat vlog kuliner di Surabaya, melainkan vlog tentang dinginnya Siberia yang sukses mengundang tawa jutaan orang. “Lumayan,” pikirnya.

“Setidaknya aku dapat cerita yang jauh lebih menarik daripada soto ayam.” (*)

banner 300x250

Related posts