TIGA sahabat karib, Bli Made, Mbok Ayu, dan Gus Komang, memutuskan untuk berlibur ke Kebun Raya. Bli Made, seorang penghobi anggrek garis keras, ingin mengunjungi Kebun Raya untuk mencari anggrek langka “Si Ratu Malam”. Mbok Ayu, seorang pengamat burung amatir yang selalu membawa buku panduan burungnya, ingin mengamati burung-burung endemik Bali. Sementara Gus Komang, seorang petualang sejati, hanya ingin mencoba semua wahana outbound yang menantang.
Nah, petualangan mereka pun dimulai di Kebun Raya. Bli Made langsung terpana melihat koleksi anggrek yang luar biasa. Ia berkeliling kebun raya sambil membawa kaca pembesar dan buku panduan anggreknya. Tiba-tiba, ia melihat sebuah anggrek yang sangat indah dan langka, yang ia yakini sebagai “Si Ratu Malam”. Tanpa pikir panjang, ia memanjat pagar pembatas untuk mengambil anggrek tersebut.
“Bli Made, apa yang kamu lakukan?” teriak Mbok Ayu.
“Aku menemukan ‘Si Ratu Malam’! Aku harus memilikinya!” jawab Bli Made dengan mata berbinar.
Tiba-tiba, seorang petugas kebun raya datang dan menegur Bli Made. Bli Made pun panik dan berusaha melarikan diri, tetapi ia malah terpeleset dan jatuh ke dalam kolam ikan. Mbok Ayu dan Gus Komang tertawa terbahak-bahak melihat Bli Made basah kuyup dan dikelilingi ikan-ikan koi.
Setelah kejadian memalukan itu, mereka melanjutkan perjalanan ke area pengamatan burung. Mbok Ayu sangat bersemangat melihat berbagai jenis burung yang terbang bebas di sekitar mereka. Ia mengeluarkan teropongnya dan mulai mengamati burung-burung tersebut.
Tiba-tiba, seekor burung jalak Bali hinggap di kepala Mbok Ayu dan mulai mematuk-matuk rambutnya. Mbok Ayu pun berteriak kaget dan berusaha mengusir burung tersebut. Bli Made dan Gus Komang kembali tertawa terbahak-bahak melihat Mbok Ayu yang panik.
“Sepertinya burung itu naksir rambut barumu, Mbok,” goda Gus Komang.
Mbok Ayu mendengus kesal, tetapi ia juga ikut tertawa.
Setelah puas mengamati burung, mereka memutuskan untuk mencoba wahana outbound yang menantang. Gus Komang, yang selalu mencari adrenalin, langsung memilih flying fox yang melintasi jurang yang dalam. Bli Made dan Mbok Ayu, yang sebenarnya takut ketinggian, terpaksa ikut karena tidak mau kalah dengan Gus Komang.
Saat meluncur di atas tali, Gus Komang berteriak kegirangan, sementara Bli Made dan Mbok Ayu berteriak ketakutan. Tiba-tiba, tali flying fox yang dinaiki Bli Made tersangkut di tengah jalan. Bli Made pun tergantung di udara, berayun-ayun seperti jemuran.
“Tolong! Tolong aku!” teriak Bli Made panik.
Gus Komang dan Mbok Ayu, yang sudah sampai di ujung tali, kembali tertawa terbahak-bahak melihat Bli Made yang tergantung di udara. Mereka pun berusaha menarik tali untuk menyelamatkan Bli Made, tetapi tali itu malah semakin tersangkut.
Akhirnya, seorang petugas outbound datang dan menyelamatkan Bli Made. Bli Made pun turun dengan wajah pucat pasi. Gus Komang dan Mbok Ayu masih tertawa terbahak-bahak melihat Bli Made yang trauma.
“Sepertinya kamu harus ganti hobi, Bli. Mungkin kamu lebih cocok jadi pengamat ikan koi,” canda Gus Komang.
Bli Made hanya bisa mendengus kesal.
Meskipun liburan mereka penuh dengan kejadian lucu dan tak terduga, mereka tetap menikmati kebersamaan mereka. Mereka belajar bahwa liburan tidak harus selalu sempurna, tetapi yang terpenting adalah kebersamaan dan kegembiraan. Dan tentu saja, mereka belajar untuk tidak meremehkan burung jalak bali dan tali flying fox. (*)