Mari Kenali Tradisi Unik Lompat Batu Masyarakat Nias

  • Whatsapp
Tradisi lompat batu Nias
Tradisi lompat batu masyarakat Nias adalah salah satu dari kekayaan budaya Indonesia. (Image: Kemenparekraf)
banner 468x60

Salah satu kekayaan budaya Indonesia yang unik dan sudah dikenal luas adalah tradisi lompat batu yang dilakukan oleh para pemuda gagah berani dari Suku Nias di Provinsi Sumatera Utara. Tradisi yang memadukan unsur budaya lokal dan olah raga ini tetap dilestarikan hingga kini.

Dalam bahasa masyarakat setempat, kearifan lokal berupa tradisi lompat batu tersebut dikenal dengan nama hombo atau fahombo. Uniknya lagi, tradisi ini hanya boleh dilakukan oleh kaum laki-laki suku Nias.

Read More

Mengapa demikian? Karena atraksi lompat batu ini cukup berbahaya bagi perempuan. Di samping itu, tidak semua laki-laki dapat melakukannya meskipun mereka sudah dilatih sejak kecil.  Dan hanya mereka yang memiliki ketahanan fisik yang fit dan keberanian tinggi yang bisa melakukannya.

Para pemuda biasanya melakukan tradisi lompat batu tersebut dengan melompati tumpukan batu setinggi hingga 2 meter untuk menunjukkan bahwa secara fisik mereka sudah layak dianggap dewasa.

Bawomataluo adalah salah satu desa adat di Kabupaten Nias Selatan yang masih melestarikan tradisi budaya yang unik ini. Dalam bahasa Nias, nama desa itu berarti ‘bukit matahari’ sesuai dengan lokasi desa yang strategis dan bertengger di atas perbukitan pada ketinggian 324 meter di atas permukaan laut.

Sejarah       

Tradisi unik lompat batu ini sudah berlangsung sejak berabad-abad yang silam dan diwariskan secara turun temurun. Aktivitas fisik ini berkaitan dengan praktek kesukuan seperti ritual, seni, kebugaran fisik dan bela diri. Konon, tarian perang dan pertempuran menjadi cikal-bakal dari ‘ritualisasi’ latihan fisik di Indonesia moderen.

Nah, pada suku Nias tradisi fahombo untuk ritual pendewasaannya mirip dengan lompat gawang dan lompat jauh dalam atletik. Pada zaman dulu, bila para pemuda bisa melakukan lompat batu dengan sempurna, mereka dinyatakan menjadi lelaki dewasa, dapat bergabung menjadi prajurit dan menikah.

Tradisi ini terus dilestarikan bersama-sama dengan budaya megalitikum di daratan pulau nan eksotis yang membentang pada kawasan seluas 5.625 km persegi dan dikelilingi Samudera Hindia.

Masyarakat Nias meyakini bahwa selain latihan yang tekun dan berkelanjutan, keberhasilan untuk melakukan atraksi lompat batu ini juga ada unsur magisnya berupa keterlibatan roh leluhur.

Atraksi wisata

Selain diadakan berkaitan dengan perhelatan adat, tradisi lompat batu ini juga bisa menjadi atraksi yang cukup menarik, khususnya bagi wisatawan yang berkunjung ke Nias.

Pelaku atraksi lompat batu ini harus melewati monumen piramida setinggi hingga 2 meter berlebar 1 meter dan berpanjang 60 cm. Nah, untuk bisa melompati tumpukan batu berbentuk piramida ini seorang pelompat harus berlatih tehnik mendarat dengan baik. Bila tidak, ia bisa mengalami cedera otot atau patah tulang.

Tentu saja atraksi lompat batu ini menjadi sangat menarik karena ia menggabungkan unsur seni tradisional (seperti penggunaan pakaian adat), bela diri dan olah raga tradisional yang masih kita warisi sebagai salah satu dasar olah raga atletik pada zaman moderen ini.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60