- HUTAN Kera Sangeh menawarkan perpaduan unik antara keindahan alam, makna budaya, dan perjumpaan satwa liar yang memesona. Pengunjung hutan mistis ini akan terpikat oleh pohon pala kuno, terpesona oleh kera-kera lucu, dan tenggelam dalam esensi spiritual yang merasuki lingkungan sekitar. Seiring dengan berkembangnya upaya ekowisata dan konservasi, Hutan Kera di Bali ini berdiri sebagai bukti hidup berdampingan secara harmonis antara manusia dan alam.
Terletak di tengah lanskap subur Desa Sangeh, Badung, terdapat surga keanekaragaman hayati dan makna budaya yang menawan yang dikenal sebagai Hutan Kera Sangeh. Hutan yang terletak di Desa Sangeh dan dapat dicapai dengan berkendara singkat dari Ubud ini menawarkan pengalaman mendalam yang menggabungkan keindahan alam, suasana spiritual, dan kejenakaan kera yang tinggal di hutan tersebut.
Huta kera ini berada di tempat strategis dan di pinggir jalan raya Denpasar-Plaga. Berjarak kurang lebih 18 km dari kawasan wisata Ubud, 25 km dari Denpasar, 29 km dari Sanur, 32 km dari Kuta, dan 40 km dari Nusa Dua.
Oasis Alami Keanekaragaman Hayati
Hutan Kera Sangeh membentang seluas 10 hektar dan ditandai dengan pohon pala (Palaquium obovatum) yang menjulang tinggi yang telah tumbuh subur selama berabad-abad. Pohon-pohon kuno ini, beberapa di antaranya tingginya lebih dari 40 meter, menciptakan kanopi lebat yang tidak hanya menawarkan lingkungan sejuk dan teduh namun juga menyediakan perlindungan bagi spesies flora dan fauna yang tak terhitung jumlahnya. Lantai hutan yang diselimuti hamparan daun-daun berguguran menciptakan suasana tenteram dan damai yang mengajak pengunjung melepas penat dan menyatu dengan alam.
Selain pohon pala, daya tarik utama lainnya dari Hutan Kera Sangeh adalah kera yang menghuninya. Masyarakat setempat menyakini kera-kera tersebut sebagai pelindung hutan dan dianggap suci. Mereka tersebut ramah dan terbiasa dengan kehadiran manusia, sering mendekati pengunjung untuk mencari makan. Namun, penting untuk berhati-hati dan mengikuti pedoman yang diberikan oleh pengelola hutan untuk memastikan interaksi yang aman dan saling menghormati.
Hutan Kera Sangeh memiliki tempat khusus dalam budaya dan spiritualitas Bali. Hutan ini sering dikunjungi penduduk setempat untuk berbagai upacara dan ritual keagamaan. Pura Bukit Sari, yang terletak di dalam kawasan hutan, merupakan tempat ibadah penting dan bukti hubungan harmonis antara alam dan spiritualitas di Bali. Perpaduan antara praktek budaya dan keindahan alam menjadikan Hutan Kera Sangeh sebagai destinasi yang benar-benar unik.
Upaya Konservasi dan Ekowisata
Dalam beberapa tahun terakhir, Hutan Kera Sangeh telah mendapatkan popularitas di kalangan wisatawan yang mencari pengalaman alam yang autentik dan mendalam. Dengan meningkatnya lalu lintas pejalan kaki, praktek ekowisata yang bertanggung jawab menjadi penting untuk memastikan pelestarian ekosistem yang rentan ini. Upaya sedang dilakukan oleh otoritas setempat dan organisasi konservasi untuk mendidik pengunjung tentang pentingnya menghormati lingkungan dan satwa liar, serta pentingnya hutan dalam budaya Bali.
Tips untuk Pengunjung
Hormati Satwa Liar: Meskipun kera mungkin tampak ramah, penting untuk menjaga jarak dan bila memberi makan ikut panduan untuk pengunjung.
Berpakaianlah yang Sesuai: Karena hutan adalah situs suci, disarankan untuk berpakaian sopan untuk menghormati budaya lokal.
Ikuti Pedoman: Perhatikan pedoman yang diberikan oleh pengelola hutan wisata ini untuk memastikan kunjungan yang aman dan menyenangkan bagi pengunjung dan satwa liar.
Wisata Berpemandu: Pertimbangkan untuk mengikuti wisata berpemandu yang diatur oleh penduduk setempat (guide lokal) yang berpengetahuan luas yang dapat memberikan wawasan tentang sejarah hutan, keanekaragaman hayati, dan makna budayanya.
Abadikan Kenangan Secara Bertanggung Jawab: Jika Anda berencana mengambil foto, perhatikan sekeliling Anda dan hindari mengganggu satwa liar atau pengunjung lain.