Merasa Dipukul ‘Mahluk Gaib,’ Pak Edo Langsung Ambruk

  • Whatsapp
Memasang lampu
Ilustrasi memasang lampu.
banner 468x60
  • PAK Edo merasa ada yang memukul dadanya, seperti pukulan tinju, sehingga ia jatuh tersungkur di lantai
  • Selidik punya selidik, ternyata mahluk ‘gaib’ penghuni tempat itu merasa tersinggung dengan omongan Pak Edo

Pak Edo adalah seorang instalatir listrik yang biasa menangani pekerjaan pemasangan listrik seperti lampu dan AC di vila pribadi dan hotel. Dibantu oleh seorang keponakannya, Adi, ia sudah menjalani pekerjaan ini sudah hampir selama 20 tahun. Berbagai suka dan duka ia alami bersama.

******

Pada suatu hari Pak Edo beraktivitas seperti biasa bersama keponakannya, di sebuah hotel dekat pantai. Tidak jauh dari hotel itu ada sebuah pohon besar, namun tidak ditebang oleh pemiliknya karena memberi keteduhan dan demi menunjang keindahan lansekapnya.

Saat itu Pak Edo tinggal memasang dua AC lagi di lantai tiga, sedangkan keponakannya memasang lampu di lantai dua. Pak Edo mendengar beberapa kali alat kerja Adi jatuh. Jadi ia khawatir bila ada masalah dengannya.

“Di, kalau kamu ada kesulitan atau tidak berani memasang di situ, biar Om yang turun. Kamu pasang di sini saja,” kata Pak Edi kepada Adi.

“Baik Om.”

Setelah mendengar jawaban Adi, Pak Edo pun turun lewat tangga. Ia khawatir bila ada masalah dengan keponakannya. Begitu ia hampir sampai di lantai dua, tiba-tiba sesuatu terjadi padanya.

“Bugggg!

Pak Edi merasa dadanya dipukul oleh seseorang, tapi tidak ada siapa-siapa di situ, selain Adi, keponakannya. Seketika itu ia jatuh tersungkur di lantai.

Adi terkejut ketika melihat Omnya tiba-tiba jatuh dan segera mendekati untuk menolongnya.

“Ada apa Om? Kok tiba-tiba saja bisa jatuh?”

“Gak tahu Di. Dada Om terasa sesak seperti ada yang mukul barusan,” kata Om Edi sambil memegang dadanya yang sakitnya terasa tidak kepalang.

“Entar ya Om. Aku ambilkan air dulu ya.”

“Ya, boleh juga.”

Adi bergegas mengambil air di lantai satu. Pihak manajemen hotel memang menyediakan air minum untuk mereka.

“Nih Om, airnya.”

“Baik, terima kasih ya.”

“O ya, ini aku ada balsam kecil. Mari saya olesi dada Om dengan balsam ini agar bisa lebih mendingan ya.”

Sore itu, ketika pulang kerja mereka mampir di klinik kesehatan untuk memeriksakan diri. Secara kasat mata memang ada lebam pada dadanya. Mungkin karena ‘pukulan’ yang tadi.

******

Dokter yang memerika kondisinya tidak menemukan ada masalah medis dengan Pak Edo. Memang ada kelihatan lebam di dadanya dan masih terasa sesak. Karena itulah, ia hanya diberi obat penghilang rasa sakit.

*******

Kendati masih terasa sakit, ia juga masih tetap bekerja namun dengan penuh kehati-hatian agar sakitnya tidak kambuh. Adi sudah mewanti-wanti pamannya agar istirahat dulu beberapa hari sehingga sakitnya cepat pulih.

Namun Pak Edo yang dikenal sebagai tipe pekerja keras, tetap sedikit memaksakan dirinya agar pekerjaannya cepat selesai karena masih ada beberapa order pekerjaan yang masih mengantri.

********

Di sela-sela menyelesaikan pekerjaannya itu, Pak Edo juga mencoba menanyakan kepada orang pintar atau dukun tentang kejadian aneh yang dia alami. Sudah ada sekitar belasan yang ia kunjungi, namun belum ada yang pas atau membuahkan hasil.

Nah, pada suatu ketika ia menceritakan kejadian yang menimpa dirinya kepada pegawai satpam di hotel tersebut. Dari perbincangannya itu, pak satpam menyarankan untuk berkonsultasi kepada orang pintar, yang juga kebetulan sahabatnya. Pasalnya, ia pernah mengalami kejadian serupa terkait hal-hal gaib dan mendapat kesembuhan.

Dengan diantar oleh pak satpam hotel ke orang pintar itu, Pak Edo ingin berkonsultasi tentang musibahnya. Rasa sakitnya tidak kunjung sembuh.

“Silakan Bapak berdua berdoa menurut keyakinan masing-masing agar apa yang menjadi tujuan datang ke sini mencapai keberhasilan,” demikian kata orang pintar itu.

“Baik Pak.”

“Nah, begini Pak Edo, dari penerawangan sesuai dengan metode penyembuhan saya, saya menemukan titik terang tentang kejadian yang Bapak alami.”

“Silakan ceritakan Pak.”

“Waktu itu Bapak sedang turun dari lantai tiga ke lantai dua di hotel tempat Bapak bekerja. Mahluk ‘gaib’ penghuni tempat itu tersinggung dengan omongan Bapak yang mengatakan ‘Kalau kamu tidak berani memasang di situ, biar Om yang turun.’ Karena itulah, si mahluk gaib itu memukul Bapak. Demikian pula peralatan keponakan Bapak jatuh berkali-kali adalah juga karena ulahnya. Apakah bener begitu?”

“Benar Pak. Terus apa yang harus saya lakukan kemudian?”

“Begini saja, Bapak meminta maaf kepada di tempat itu dan sampaikan Bapak memang tidak bermaksud menyinggung dan hanya komunikasi kerja biasa dengan keponakan.”

“Ada lagi yang lainnya Pak?”

“Sebagai sarana permintaan maaf, Bapak bawa oleh-oleh permen barang 1 atau 2 biji untuk dihaturkan di situ dan berdoa memohon keselamatan juga. Itu saja.”

“Ohh, jadi di situ ada penunggunya ya Pak?”

“Ya. Kan di situ ada pohon besar yang dibiarkan dan dirapikan oleh pemilik hotel. Nah, intinya di manapun beraktivitas, kita harus tetap permisi, menjaga etika dan tidak boleh berkata-kata kasar atau hal-hal tabu.”

“Baiklan Pak. Terima kasih banyak atas petunjuknya. Saya akan melaksanakan semua saran dari Bapak.”

Setelah Pak Edo melaksanakan semua saran orang pintar tersebut, lebam di dadanya ‘seperti dipukul mahluk gaib‘ pun berangsur hilang dan sakitnya tidak lagi terasa.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60