- MUSEUM Le Mayeur yang berlokasi di Pantai Sanur ini memajang 75 karya lukis sang Maestro
- Berbagai aktivitas perempuan Bali diabadikannya lewat karya lukisnya. Salah satu dari mereka adalah sang isteri, Ni Pollok
Berada di tepi Pantai Sanur berpasir putih yang indah, Museum Le Mayeur mungkin jarang dikenal oleh masyarakat umum. Memang agak tersembunyi karena untuk mencari pintu masuknya, pengunjung harus masuk ke gang kecil. Tapi jangan khawatir karena sudah ada papan nama di trotoar tepi pantai.
Awalnya, Museum Le Mayeur Sanur adalah tempat tinggal yang nyaman dan menyenangkan untuk hidup jauh dari keramaian dunia bisnis atau aktivitas sehari-hari pada saat itu. Hal inilah yang melatarbelakangi dipilihnya lokasi tersebut sebagai tempat tinggal dan studio lukis karena banyak melahirkan inspirasi baru.
Nama Museum Le Mayeur sendiri diambil dari nama pendirinya, Andrien Jean Le Mayeur De Merpres. Ia adalah seorang bangsawan pelukis dari Belgia yang lahir pada tanggal 9 Februari 1880 di Ixelles, Brussel. Secara akademis, dia adalah seorang sarjana arsitektur. Mungkin karena bakat seni yang diwarisi dari ayahnya yang juga seorang pelukis, Le Mayeur kemudian lebih mementingkan seni lukis.
Setelah belajar di Ernest Blanc Garin, ia akhirnya memutuskan untuk melakukan perjalanan ke berbagai negara seperti ke Italia, Prancis, Tunisia, Maroko, Aljazair, Thailand, India, dan Kamboja. Pada akhirnya, ia mendarat di Pulau Bali pada tahun 1932 dan kapalnya mendarat di Pelabuhan Buleleng, Bali Utara.
Dari Bali Utara, ia kemudian melakukan perjalanan ke Denpasar dan menyewa rumah di Banjar Kelandis, Denpasar. Di sini, ia bertemu Ni Nyoman Pollok, penari Legong yang cantik, lahir pada 3 Maret 1917. Le Mayeur memintanya menjadi model lukisannya untuk dipamerkan di Singapura pada 1933.
Berawal dari keberhasilan pameran tersebut, Le Mayeur menjadi terkenal. Tiga tahun kemudian, mereka menikah dalam upacara adat Bali. Setelah itu, mereka membangun sebuah rumah idaman di tepi Pantai Sanur di atas lahan seluas 32 are yang juga digunakan sebagai studio lukisnya.
Secara garis besarnya, museum dekat Pantai Sanur ini banyak memajang lukisannya yang terinspirasi oleh keindahan rona budaya Bali. Ada tarian Bali, aktivitas perempuan Bali dalam balutan pakaian tradisional, aktivitas wanita desa seperti menenun serta aktivitas nelayan.
Pada tahun 1956, Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan RI, Bahder Djohan, berkunjung ke rumah Le Mayeur di Sanur tersebut. Beliau terkesan dengan ragam koleksi dan keindahan karyanya, dan kemudian meminta Le Mayeur untuk menjadikan rumahnya sebagai museum. Gagasan tersebut disambut baik oleh Le Mayeur.
Le Mayeur meninggal pada 18 Juli 1958 di Brussel pada usia 78 karena kanker telinga setelah memenuhi mimpinya untuk mendirikan museum. Seperti yang dijanjikan sebelumnya, Ni Pollok akhirnya menyerahkan rumah sekaligus studio yang ditinggalkan suaminya kepada pemerintah Indonesia dan mendedikasikannya untuk sebuah museum. Sedangkan Ni Nyoman Pollok meninggal dunia pada 27 Juli 1985 dalam usia 68 tahun.
Kini Museum dekat Pantai Sanur ini menjadi destinasi wisata yang bisa dikunjungi dengan mudah, ketika Anda sedang berlibur di kawasan Pantai Sanur. Lukisan Le Mayeur berjumlah kurang lebih 75 buah pada berbagai media seperti 28 buah di atas kanvas, 25 buah di atas hardboard dan 22 lainnya di atas anyaman daun ilalang, Museum ini layak dikunjungi bagi pecinta seni lukis atau seni pada umumnya.
Alamat: Jalan Hang Tuah, Sanur Kaja, Denpasar
Buka: 08:00-15:30, kecuali Jumat: 08:00-12:30