Pantai Sanur, Masa Lalu dan Masa Kini

Pantai Sanur, Bali
Pantai Sanur Bali (Dok. Nusaweek/2018)
banner 468x60
  • DESIRAN angin Pantai Sanur berhembus dan membelai setiap pengunjung yang membuat mereka hanyut dalam sensasi keindahan.
  • Beberapa seniman asing pun menggambarkan dan mengabarkan keindahan tersebut kepada kawan-kawan mereka

Pantai Sanur adalah destinasi di sebelah timur Kota Denpasar, ibukota Provinsi Bali. Keindahan pantainya yang berpasir putih menarik wisatawan untuk datang, menjejakkan kaki dan menjelajahi keindahannya.

Pantai Sanur memiliki beberapa titik untuk dikunjungi. Membentang dari utara ke selatan ada Pantai Padanggalak, Pantai Matahari Terbit, Pantai Sindu, Pantai Segara Ayu, Pantai Karang, Pantai Batu Jimbar, Pantai Semawang dan Pantai Mertasari. Trotoar indah yang membentang di sepanjang bibir pantai menawarkan jalan setapak bagi pejalan kaki, pelari serta pesepeda.

Pesona Pantai Sanur Bali paling tepat disaksikan pada pagi hari karena dengan jelas pengunjung bisa menyaksikan Gunung Agung di timur laut serta Pulau Nusa Penida di sebelah Tenggara. Kabut tipis yang menyelimuti mereka sebelum sang mentari meninggi di ufuk timur memjadikan mereka lebih indah.

Masa Lalu

Keindahan dan berbagai aktivitas warga Pantai Sanur membuat banyak wisawan di masa lalu yang kepincut, termasuk pada zaman penjajahan. Pantai Sanur mencatat beberapa peristiwa penting dalam perjalannannya menjadi salah satu destinasi favorit di Bali.

Pada tanggal 27 Mei 1904, Pantai Sanur kedatangan kapal dagang bernama Sri Kumala milik Kwee Tek Tjiang, yang kandas pada malam itu. Belanda menuduh penduduk desa di sekitar pantai menjarah muatan kapal tersebut. Kandasnya kapal tersebut hanya dijadikan sekadar alasan untuk melancarkan ekspedisi militer terhadap Badung. Saat itulah Raja Badung menjawab tuduhan tersebut dengan aksi militer.

Sebenarnya, Belanda bertujuan untuk mewujudkan kekuasaan tertinggi atas semua daerah yang menolak tunduk untuk melaksanakan kebijakan Belanda “Pax Neerlandica.”

Selain itu, Pantai Sanur dikenal luas oleh masyarakat luar sejak tahun 1937. Adrien-Jean Le Mayeur memperkenalkan keindahan Sanur melalui lukisannya. Ia adalah seorang seniman Belgia yang menetap di Bali dan menikahi seorang penari Legong, Ni Nyoman Pollok, pada tahun 1935. Museum Le Mayeur di Sanur menjadi peninggalannya.

Sebelum dekade 1960-an, Sanur belum menjadi kawasan wisata. Pantai ini masih sakral sebagai tempat melarung. Bung Karno (Ir. Soekarno), Presiden Pertama RI, yang mengetahui potensi wisata Sanur, kemudian membangun Bali Beach Hotel. Lokasinya berada di dekat kediaman Le Mayeur dan Ni Pollok, konon keduanya adalah sahabat baik Bung Karno.

Demikian pula, seniman Miguel Covarrubias dan Walter Spies sama-sama menghabiskan waktunya di kawasan Sanur.  Mereka banyak mengekspos keindahan dan aktivitas budaya di Pantai Sanur melalui karya seni lukisnya.

Masa Kini

Sepanjang kawasan Pantai Sanur Bali ini kini sudah ditata rapi dan dikonservasi dari ancaman abrasi. Ada pembangunan senderan pengaman ombak yang dilengkapi dengan bale bengong untuk bersantai. Di samping itu, ia juga didukung berbagai fasilitas penunjang parwisata seperti hotel, restoran serta art shop.

Trotoar dibangun di sepanjang bibir pantai untuk pejalan kaki, baik wisatawan maupun masyarakat lokal. Fasilitas ini bisa digunakan untuk berolahraga (jalan-jalan) dan bersepeda sekaligus menikmati keindahan pantai di pagi hari.

Pantai Sanur juga dimanfaatkan sebagai dermaga penyeberangan ke Pulau Nusa Penida  (Bali) dan kawasan tiga Gili (Lombok).

banner 300x250

Related posts