EMMA, seorang turis asal Inggris, sedang menikmati liburan di Bali. Setelah mengunjungi pantai yang indah dan menikmati makanan khas lokal, ia memutuskan untuk menghabiskan hari terakhirnya dengan berbelanja oleh-oleh di pasar tradisional. Di tempat yang sama, Carlos, seorang turis asal Spanyol, juga sedang sibuk mencari suvenir untuk dibawa pulang ke negaranya.
Pasar itu penuh dengan warna-warni, suara-suara para pedagang yang menawarkan barang, serta aroma rempah-rempah yang menguar di udara. Emma dan Carlos, yang tidak saling mengenal, kebetulan berada di kios yang sama untuk membeli kain batik yang cantik. Karena pasar itu sangat ramai, mereka berdua tidak sengaja meletakkan paspor mereka di meja penjual saat hendak membayar, tanpa memperhatikan bahwa mereka telah meletakkannya berdampingan.
Setelah menyelesaikan transaksi, Emma dan Carlos masing-masing mengambil paspor mereka tanpa melihatnya dengan seksama. Dengan senyum puas karena berhasil mendapatkan barang yang mereka inginkan, keduanya kemudian melanjutkan perjalanan kembali ke hotel.
Sesampainya di hotel, Emma mendekati meja resepsionis untuk meminta kunci kamarnya. Dengan ramah, ia menyerahkan paspornya kepada petugas hotel. Petugas tersebut membuka paspor itu dan tiba-tiba berhenti, menatap Emma dengan wajah kebingungan.
“Maaf, Nona,” kata petugas itu dengan sopan, “Tapi ini bukan paspor Anda. Ini milik seorang pria bernama Carlos González.”
Emma terkejut. “Apa? Tidak mungkin! Ini pasti kesalahan!” katanya sambil melihat paspor di tangannya. Dan benar saja, di halaman pertama terlihat foto seorang pria dengan nama Carlos González.
Sementara itu, di hotel lain yang tidak jauh dari situ, Carlos mengalami kejadian serupa. Ia menyerahkan paspornya kepada petugas hotel, yang langsung tersenyum aneh dan bertanya, “Maaf, Tuan, tapi apakah Anda baru saja menjalani operasi plastik? Ini paspor milik seorang wanita bernama Emma Thompson.”
Carlos, yang terkejut melihat foto Emma di paspornya, langsung mengerti bahwa ada sesuatu yang salah. Ia mengingat-ingat, dan tiba-tiba teringat pasar oleh-oleh tempat ia baru saja berbelanja. Di saat yang sama, Emma juga menyadari bahwa satu-satunya tempat di mana hal ini bisa terjadi adalah pasar yang sama.
Dengan cepat, keduanya kembali ke pasar, berharap bisa menemukan orang yang telah menukar paspor dengan mereka. Emma dan Carlos yang masih kebingungan mencari-cari, tanpa sengaja hampir bertabrakan di lorong pasar yang sempit. Ketika mata mereka bertemu, mereka langsung melihat paspor di tangan masing-masing dan tertawa terbahak-bahak.
“Anda pasti Emma,” kata Carlos sambil mengulurkan paspor milik Emma.
“Dan Anda pasti Carlos,” balas Emma sambil menyerahkan paspor Carlos.
Mereka berdua tertawa dan merasa lega akhirnya bisa menyelesaikan kebingungan tersebut. Setelah bertukar paspor, mereka memutuskan untuk duduk di sebuah warung kopi di dekat pasar, berbagi cerita tentang bagaimana mereka hampir tertukar identitas di negara asing.
Kejadian lucu ini menjadi awal dari persahabatan yang tidak terduga antara Emma dan Carlos. Mereka menyadari bahwa, meskipun kesalahan bisa terjadi kapan saja, terkadang dari situasi yang paling kacau bisa muncul momen yang paling menyenangkan. Ketika liburan mereka berakhir, Emma dan Carlos pulang ke negara masing-masing, membawa oleh-oleh dan juga kisah lucu yang akan mereka ceritakan kepada teman-teman dan keluarga.
Tak lama setelah kejadian itu, Emma dan Carlos tetap berhubungan dan sering mengingat kembali momen lucu tentang paspor tertukar di pasar oleh-oleh. Mereka pun sepakat bahwa dalam setiap perjalanan, hal tak terduga seperti ini adalah bagian dari petualangan yang paling berharga. (*)