- SEBAGAI seorang penjual harus pintar-pintar menawarkan produk kepada pengunjung pameran agar mereka tertarik untuk membeli.
- Entah kenapa, seorang penjual keceplosan bicara bahwa ia barusan berhasil membuat anak kecil tertarik membeli bukunya
SEBUAH pameran buku digelar di sebuah obyek wisata. Tentu saja banyak pengunjung obyek tersebut yang juga datang ke stan buku mereka dan membuka-buka buku yang dipamerkan. Ada yang membaca sekilas buku-buku tersebut dan ada juga yang serius dan kelihatan berminat membeli. Ada mahasiswa, pelajar dan bahkan juga orang tua bersama anak-anak mereka.
Berkat strategi pemasarannya yang jitu, penjual mampu menarik minat seorang ibu bersama anaknya. Kelihatannya si anak sampai menangis minta dibelikan paket buku ensiklopedi tersebut. Harganya mencapai dua ratusan ribu.
Kemudian ada seorang pengunjung, kelihatan masih muda, juga ditawari buku yang sama. Ia manggut-manggut saja sambil memegang dan membuka salah buku tersebut.
“Maaf Pak, saya lihat semua buku ensiklopedi ini adalah hasil terjemahan ya Pak?” tanyanya.
“Ya benar Dik. Semua bukunya bagus dan sangat cocok untuk anak-anak. Bisa untuk menambah wawasan anak. Lagi pula disertai gambar-gambar berwarna yang sangat menarik.”
“Ngomong-ngomong, masih ada nggak buku-buku yang akan diterjemahkan. Saya juga seorang penerjemah Pak,” kata anak muda tersebut.
“Maaf Dik, sejauh ini belum ada.”
Entah mengapa, ia kemudian segera mengalihkan pembicaraan. Percakapan yang terjadi kemudian bukanlah antara calon pembeli dan penjual melainkan seperti percakapan dua orang sahabat atau kolega dengan posisi setara. Apa yang terjadi kemudian? Ternyata sang penjual buku ensiklopedia itu mengatakan rahasia ini.
“O ya, tadi saya berhasil merayu seorang anak bersama ibunya hingga nangis-nangis agar dibelikan buku oleh ibunya. Saya kasi lihat gambar-gambar yang bagus di dalamnya. Nampaknya ia sangat tetarik akan isi buku tersebut. Akhirnya dia dibelikan oleh ibunya.”