PAGI itu, bandara sangat sibuk. Orang-orang berlalu-lalang dengan koper dan tas di tangan, terburu-buru mengejar jadwal penerbangan mereka. Di tengah keramaian itu, ada seorang traveler bernama Arina yang baru saja tiba di area pengambilan bagasi setelah penerbangan panjangnya. Matanya sudah lelah, dan yang diinginkannya hanyalah segera mengambil kopernya dan pergi ke hotel.
Namun, saat koper pertama muncul di conveyor belt, Arina menyadari bahwa ia harus menunggu sejenak. Koper-koper lain mulai bermunculan, dan mata Arina terus mengawasi setiap koper yang lewat. Akhirnya, ia melihat sesuatu yang sangat familier—kopernya yang berwarna merah terang, dengan stiker lucu di bagian sampingnya, muncul di ujung conveyor belt.
Tetapi, ada yang aneh. Koper itu tidak berjalan seperti biasanya. Koper Arina meluncur dengan cepat, seolah-olah ada yang mendorongnya dengan kekuatan yang tidak wajar.
Arina langsung panik. Ia berpikir, “Apa kopernya salah arah?” atau “Apakah kopernya bisa bergerak sendiri?”
Dengan segera, Arina mulai berlari di sepanjang conveyor belt, berusaha mengejar kopernya yang tampaknya semakin cepat. Orang-orang di sekitarnya melihatnya dengan ekspresi kebingungan, beberapa bahkan berhenti sejenak untuk menonton kejadian yang tak biasa ini.
Setelah beberapa saat, Arina berhasil menyusul kopernya. Ia mengulurkan tangan untuk menangkap pegangan koper tersebut, tetapi saat itu, ia melihat sesuatu yang sangat aneh. Ternyata, koper Arina tersangkut pada roda koper lain yang lebih besar dan lebih berat. Karena berat koper lain tersebut, koper Arina ditarik ke arah yang salah dan terlihat seolah-olah “kopernya terbang” dengan sendirinya.
Arina tertawa lega, menyadari bahwa koper tersebut tidak terbang sendiri seperti yang ia pikirkan. Ia dengan cepat melepaskan kopernya dari roda koper yang lain. Namun, saat ia melihat ke belakang, ada seorang pria dengan wajah kebingungan yang berusaha mengambil kopernya sendiri—yang ternyata adalah koper yang menjadi penyebab masalah ini.
“Maaf, koper saya tersangkut di koper Anda!” kata Arina sambil tersenyum canggung.
Pria itu juga tertawa dan berkata, “Tidak apa-apa, saya pikir koper saya tiba-tiba punya kehidupan sendiri!”
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, sementara orang-orang di sekitar mereka juga ikut tertawa setelah menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Setelah itu, Arina dan pria tersebut saling membantu mengambil koper masing-masing dan akhirnya pergi ke arah yang berbeda, membawa cerita lucu yang akan mereka ceritakan kepada teman-teman mereka.
Kejadian ini menjadi salah satu petualangan bandara yang tidak akan pernah dilupakan Arina. Setiap kali ia bepergian, ia akan selalu memastikan kopernya tidak “terbang sendiri” lagi.