Petualangan Kupu-Kupu Indah di Taman Bunga Dewa

Kupu-kupu
Ilustrasi kupu-kupu putih hinggap di atas bunga Taman Bunga Dewa. (Image: GwAI/Nusaweek)
banner 468x60

LESTARI dan damai—Di sebuah pulau yang selalu memancarkan kehangatan matahari dan aroma bunga-bunga eksotis di taman lestari, hiduplah seekor kupu-kupu kecil bernama Kupu-Kupu Sari. Pulau itu adalah Bali, tempat di mana cerita-cerita ajaib berbisik di antara pohon kelapa dan melodi gamelan mengalun di udara. Kupu-Kupu Sari masih sangat muda, sayapnya belum memiliki corak warna-warni seperti kupu-kupu lain di sekitarnya. Sayapnya putih polos, seputih awan di langit pagi.

Namun, Kupu-Kupu Sari memiliki sebuah mimpi besar yang terus berkilauan di hatinya. Ia ingin sekali memiliki sayap seindah bunga-bunga yang selalu diceritakan oleh kakeknya, bunga-bunga di Taman Bunga Dewa. Kakeknya sering berkata, “Cuk, di sana ada bunga-bunga yang warnanya seindah pelangi, bahkan lebih! Hanya kupu-kupu dengan hati yang tulus dan berani yang bisa menemukan jalannya ke sana.”

Mendengar cerita itu, hati Kupu-Kupu Sari selalu berdebar. Ia membayangkan sayapnya akan dipenuhi warna merah menyala seperti bunga kamboja, kuning cerah seperti bunga jepun, dan ungu gelap seperti senja. Ia ingin terbang meliuk-liuk di antara bunga-bunga, menjadi bagian dari keindahan Taman Bunga Dewa.

Perjalanan Dimulai

Suatu malam yang sunyi, ketika bulan bersinar purnama dan bintang-bintang berkelip seperti berlian di kain beludru hitam, Kupu-Kupu Sari memutuskan untuk memulai petualangannya. Ia tahu ini akan jadi perjalanan yang panjang dan mungkin sedikit menakutkan, tapi mimpinya jauh lebih besar daripada rasa takutnya. Dengan hati-hati, ia terbang mengendap-endap keluar dari sarangnya di bawah dedaunan rindang.

Cahaya kecil yang berkerlap-kerlip menuntunnya. Itu adalah kunang-kunang, mereka tampak seperti bintang-bintang kecil yang jatuh ke bumi. “Ikuti kami, Kupu-Kupu Sari!” bisik salah satu kunang-kunang. Dengan riang, Kupu-Kupu Sari mengepakkan sayap putihnya, mengikuti cahaya-cahaya lembut itu.

Mereka terbang melewati sawah terasering yang hijau memukau, seperti tangga raksasa menuju langit. Di kejauhan, bangunan pura-pura kecil dengan atap bertingkat menjulang anggun, memancarkan aura damai. Kupu-Kupu Sari merasa semangatnya semakin membuncah.

Di sepanjang jalan, ia bertemu dengan banyak teman baru. Pertama, ia mendengar suara merdu dari balik rumput. Itu adalah Jangkrik Joni, yang sedang asyik bernyanyi di bawah daun talas.

“Wah, ke mana kau terbang di malam hari, Kupu-Kupu Sari?” tanya Joni dengan suara nyanyiannya.

“Aku mau ke Taman Bunga Dewa, mencari warna untuk sayapku!” jawab Sari, suaranya penuh semangat.

“Wah, hebat sekali! Hati-hati ya, perjalanan itu jauh,” kata Joni sambil melanjutkan nyanyiannya.

Tak lama kemudian, ia berpapasan dengan Capung Cepat, yang melesat bagai anak panah.

“Hati-hati, Sari! Terbanglah lebih kencang!” seru Capung Cepat, menunjukkan arah dengan ekornya. “Kau harus berani hadapi angin di perjalanan!”

Kupu-Kupu Sari mengangguk dan berusaha terbang lebih cepat, menirukan gerakan lincah Capung Cepat.

Di tepi sebuah kolam kecil, ia melihat Kodok Koko yang sedang asyik melompat di atas daun teratai.

“Hup! Hup! Mau ke mana kupu-kupu cantik?” tanya Kodok Koko sambil melompat.

“Aku ke Taman Bunga Dewa!” jawab Sari.

“Jangan lupa bersyukur atas setiap langkah, ya! Setiap bunga itu indah dengan caranya sendiri,” ujar Kodok Koko bijak.

Setiap teman memberikan semangat dan sedikit nasihat yang berharga. Kupu-Kupu Sari merasa hatinya semakin kuat.

Ujian dan Pelajaran

Perjalanan itu memang tidak mudah. Kupu-Kupu Sari harus belajar melewati tiupan angin kencang saat ia melintas dekat puncak gunung berapi yang gagah. Angin itu hampir membuatnya terjatuh, tapi ia ingat kata-kata Capung Cepat tentang keberanian. Ia mengepakkan sayapnya lebih kuat, menembus hembusan angin dingin.

Beberapa kali, ia harus bersembunyi dari burung-burung besar yang lapar, yang terbang melintas di atasnya. Jantungnya berdebar kencang, tapi ia teringat pesan kakeknya tentang kebaikan para Dewa yang akan melindunginya. Ia percaya, jika ia berhati tulus, ia akan aman.

Setiap kali ia merasa lelah, Kupu-Kupu Sari teringat cerita kakeknya tentang keindahan Taman Bunga Dewa yang luar biasa dan kebaikan hati para Dewa yang menjaganya. Ia juga belajar banyak dari teman-temannya:

* Jangkrik Joni mengajarkannya tentang kesabaran. “Semua butuh waktu, Sari. Nikmati saja perjalanannya.”

* Capung Cepat memberinya semangat untuk tidak takut. “Meski ada rintangan, teruslah maju!”

* Kodok Koko mengingatkannya untuk selalu bersyukur atas setiap langkah, bahkan pada hal-hal kecil sekalipun.

“Lihatlah indahnya embun pagi di daun, Sari. Bersyukurlah untuk hal itu.”

Dengan bekal semangat dari teman-teman dan wejangan kakeknya, Kupu-Kupu Sari terus terbang, melalui hutan-hutan lebat dan lembah-lembah sunyi.

Pintu Gerbang Keajaiban

Akhirnya, setelah terbang selama beberapa hari dan malam, Kupu-Kupu Sari melihatnya. Sebuah gerbang tinggi menjulang di kejauhan, dihiasi dengan ukiran naga yang megah dan bunga-bunga teratai yang mekar di sekelilingnya. Itu adalah gerbang Taman Bunga Dewa! Hati Kupu-Kupu Sari melonjak gembira. Ia terbang mendekat, napasnya tertahan karena takjub.

Begitu ia melewati gerbang, ia terkesima. Di dalamnya, ada ribuan bunga dengan warna-warni pelangi yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ada bunga merah menyala seperti api, bunga biru pekat seperti lautan yang tenang, dan bunga kuning keemasan seperti matahari terbit yang paling indah. Aroma harum semerbak memenuhi udara, membuat Kupu-Kupu Sari merasa seperti di surga.

Dari dahan pohon beringin yang rindang, seekor burung jalak Bali yang cantik dengan bulu putih bersih dan lingkaran biru di matanya, menyambutnya dengan anggun.

“Selamat datang, Kupu-Kupu Sari,” kata Burung Jalak Bali dengan suara lembut. “Kau datang dengan hati yang bersih dan berani, seperti yang telah diramalkan. Sekarang, pilihlah warna yang kau suka untuk sayapmu.”

Hadiah dari Taman Dewa

Kupu-Kupu Sari sangat senang! Ia terbang dari satu bunga ke bunga lain, mengagumi setiap warna. Ia merasakan energi dan keindahan dari setiap kelopak. Akhirnya, ia tahu pilihan hatinya.

Ia memilih warna merah dari kelopak bunga kamboja yang lembut, kuning cerah dari bunga jepun yang ceria, dan hijau segar dari daun pisang yang mengkilap. Dengan lembut, ia menyentuh setiap warna itu dengan sayap putih polosnya.

Seketika, sesuatu yang ajaib terjadi! Sayap Kupu-Kupu Sari mulai bersinar. Warna-warna yang ia pilih meresap ke dalam sayapnya, membentuk corak yang sangat indah dan unik, seperti lukisan alam Bali yang penuh pesona. Ia memiliki garis-garis merah, bintik-bintik kuning, dan sentuhan hijau yang membuatnya tampak begitu istimewa.

Kupu-Kupu Sari mengepakkan sayapnya yang kini berwarna-warni, menari-nari di udara, disinari cahaya lembut dari Taman Bunga Dewa. Ia mengucapkan terima kasih kepada Burung Jalak Bali dan para Dewa yang telah mengizinkannya merasakan keajaiban ini.

Dengan hati yang penuh rasa syukur dan gembira, Kupu-Kupu Sari terbang pulang ke sarangnya. Ia tahu, keindahan sejati bukan hanya ada pada sayapnya yang kini telah berwarna, tetapi juga pada petualangan yang ia jalani, keberaniannya untuk mengikuti mimpi, dan pelajaran-pelajaran berharga yang ia dapatkan dari setiap rintangan dan teman-teman barunya. Ia juga belajar bahwa keindahan terbesar datang dari hati yang tulus dan berani. (*)

banner 300x250

Related posts