Raja Hutan yang Sombong dan Pelajaran dari Sungai

  • Whatsapp
Singa
Ilustrasi origami singa. (Image: GwAI/Nusaweek)
banner 468x60

SEBARAN pohon akasia yang jarang namun berkanopi luas tampak gersang pada musim kemarau itu. Di tengah hutan savana yang luas dan panas, hiduplah seekor singa bernama Kingo. Sesuai dengan namanya, Kingo ini terkenal suka menyombongkan diri. Setiap kali bertemu dengan hewan lain, ia selalu membanggakan kekuatannya.

“Aku inilah yang terhebat di hutan ini!” katanya pada zebra yang sedang makan rumput. “Aku pernah mengalahkan banteng! Jerapah pun lari ketakutan melihatku!”

Zebra yang mendengarnya hanya mengangguk-angguk malas. Jerapah yang sedang lewat juga cuma mendesah sambil menggelengkan kepala.

Suatu hari yang sangat panas, Kingo merasa kehausan. Ia berjalan ke sungai di tengah hutan savana. Tanpa menaruh rasa waspada, ia langsung menundukkan kepala dan meminum air sungai dengan angkuhnya.

Sementara itu, di dalam air yang tenang, mengintai seekor buaya besar bernama Gagos. Gagos sudah lama mengamati Kingo yang sombong itu. “Hmm, kesempatan bagus,” pikirnya, sambil mendekati Kingo yang sedang asyik minum.

Saat Kingo lengah, ‘Brak!’—Gagos mencaplok kaki kanan depan Kingo dengan rahangnya yang kuat! Kingo terkejut dan langsung mengaum keras. Dia mencoba menarik kakinya, tetapi Gagos tak mau melepaskannya begitu saja. Mereka terlibat dalam pertarungan sengit di air dangkal.

Kejadian itu ternyata dilihat oleh segerombolan zebra, jerapah, dan gajah yang sedang lewat. Walaupun sering diremehkan oleh Kingo, mereka tidak tega melihat Kingo berjuang sendirian. Para gajah segera berkumpul di tepi sungai dan mulai menginjak-injak air, membuat Gagos agak kesulitan mempertahankan cengkeramannya. Zebra dan jerapah pun ikut membantu, berteriak dan membuat keributan, sehingga Gagos akhirnya melepaskan gigitan dari kaki Kingo.

Raja berhasil keluar dari air, tetapi kondisinya cukup parah. Kaki depannya patah dan penuh lecet berdarah. Gajah-gajah mengangkat tubuh Raja yang lemah dan membawanya ke dataran di bawah pohon rindang. Dengan hati-hati, mereka mengobati lukanya dengan daun-daunan yang dikenal dapat menyembuhkan.

Seekor zebra berkata dengan lembut, “Maaf, Kinfo, kami hanya bisa menolong sebisanya. Kami tidak cukup kuat untuk melawan buaya sepenuhnya.”

Raja yang terluka, merasa malu dan terharu, menunduk sambil berkata, “Terima kasih, teman-teman. Aku menyesal telah meremehkan kalian semua. Kalian jauh lebih mulia daripada yang pernah aku pikirkan.”

Mendengar itu, hewan-hewan lain tersenyum penuh pengertian. Mereka tidak dendam pada Kingo dan dengan senang hati menolongnya.

Sementara itu, dari dalam air, Gagos si buaya yang merasa kalah justru sadar bahwa ia pun terlalu sombong. Dengan pelan, ia menyelam kembali, meninggalkan mereka tanpa berkata apa-apa, mungkin sambil merenungkan kesombongannya sendiri.

Sejak saat itu, Kingo tak lagi sombong. Ia menjadi raja hutan yang lebih rendah hati dan menghargai hewan-hewan lain di sekitarnya.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *