Raja yang Salah Memahami Ramalan

  • Whatsapp
Sakura
Ilustrasi daun sakura yang dicat pink. (Image: GwAI/Nusaweek)
banner 468x60

KONON ada sebuah kerajaan di sebuah pulau kecil yang damai. Kerajaan itu dipimpin oleh Raja Zhu, yang terkenal sebagai raja yang bijak, tetapi juga sedikit terobsesi dengan ramalan. Setiap keputusan penting yang diambilnya selalu didasarkan pada nasihat para peramal istana. Salah satu ramalan yang paling diyakininya adalah sebuah pesan kuno yang berbunyi, “Bunga sakura yang mekar di istana akan membawa keberuntungan besar bagi kerajaan.”

Musim semi pun tiba, dan Raja Zhu tidak sabar menunggu momen keberuntungan tersebut. Ia memerintahkan para pelayan untuk merawat pohon-pohon sakura di taman istana dengan hati-hati, berharap bunga-bunga itu segera mekar. Raja Zhu percaya bahwa kemunculan bunga sakura di istana akan menjadi tanda kemakmuran dan kejayaan yang akan datang.

Read More

Namun, hari demi hari berlalu, dan pohon-pohon sakura di istana tak kunjung berbunga. Sang raja mulai gelisah. “Kenapa bunga sakura tidak mekar? Apakah ini pertanda buruk?” pikirnya dalam hati. Ia pun memanggil semua peramal dan penasihat istana untuk mencari tahu penyebabnya.

Seorang peramal tua, yang sudah lama bekerja di istana, menjelaskan dengan tenang, “Yang Mulia, bunga sakura mekar sesuai waktunya. Tidak bisa dipaksakan. Ramalan tidak bisa diburu-buru, semuanya bergantung pada alam.”

Namun, Raja Zhu sudah terlanjur cemas. Ia mulai merasa nasib kerajaan terancam tanpa bunga sakura yang mekar. Dalam kepanikan, ia pun memikirkan sebuah rencana yang aneh. Ia berdiri dari singgasana dan berkata, “Jika bunga sakura tidak mekar dengan sendirinya, kita harus membuatnya mekar!”

Semua orang di ruangan itu terdiam. Apa yang dimaksud oleh sang raja? Lalu, Raja Zhu dengan serius memberikan perintah yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa pun. “Kumpulkan semua cat merah muda yang ada di kerajaan. Kita akan mengecat daun-daun di pohon sakura agar terlihat seperti bunga yang mekar!”

Para penjaga dan pelayan istana terkejut, tetapi mereka tidak berani menolak perintah raja. Dengan sigap, mereka mulai mengumpulkan cat merah muda dari setiap sudut kerajaan. Beberapa pelayan bahkan harus pergi ke kota untuk membeli persediaan tambahan, dan tidak lama kemudian, istana dipenuhi dengan kaleng-kaleng cat.

Dalam waktu singkat, para penjaga istana—yang biasanya bertugas menjaga keamanan—berubah menjadi seniman dadakan. Mereka memanjat pohon-pohon sakura dengan tangga, kuas di tangan, dan mulai mengecat daun-daun dengan warna merah muda cerah. Pohon-pohon yang tadinya hijau kini berubah menjadi “bunga sakura” palsu yang terbuat dari daun berwarna merah muda. Mereka berusaha keras untuk menutupi setiap sudut daun, hingga tampak seolah-olah bunga sakura benar-benar telah mekar.

Para pejabat kerajaan yang melewati taman tidak dapat menahan tawa. Beberapa dari mereka bahkan hampir terjatuh karena melihat pemandangan konyol itu—penjaga istana yang gagah biasanya kini sibuk mengecat daun dengan serius. Salah satu pejabat, Menteri Li, yang terkenal dengan humornya, berkata sambil tertawa,

“Kalau begini, mungkin kita harus mengecat seluruh kerajaan agar terlihat makmur!”

Sementara itu, Raja Zhu berdiri di balkon istana, melihat hasil pekerjaan tersebut dengan senyum puas. Dari kejauhan, memang tampak seolah-olah bunga sakura yang indah telah mekar di seluruh taman. Ia merasa lega dan yakin bahwa ramalan akan menjadi kenyataan.

Namun, kekacauan belum berakhir. Malam harinya, hujan deras turun dengan tiba-tiba. Cat yang baru diaplikasikan pada daun-daun mulai luntur, menciptakan pemandangan yang lebih konyol lagi. Tetesan air berwarna merah muda mengalir di taman istana, membuat tanah dan jalan setapak berubah warna. Para penjaga yang berada di bawah pohon-pohon sakura pun terkena tetesan air bercat, hingga pakaian mereka juga berubah warna menjadi merah muda, membuat mereka terlihat seperti pelangi berjalan.

Pagi berikutnya, Raja Zhu keluar untuk memeriksa taman. Ia terkejut ketika melihat daun-daun kembali ke warna aslinya, sementara tanah dan kolam istana berubah menjadi warna merah muda yang aneh. Para pejabat yang berkumpul di taman juga mencoba menahan tawa mereka ketika melihat Raja Zhu yang kebingungan.

Salah satu penasihatnya, Menteri Li, mendekati sang raja dan dengan hati-hati berkata, “Yang Mulia, mungkin kita terlalu memaksakan ramalan itu. Keberuntungan tidak datang dari bunga yang mekar, melainkan dari tindakan bijaksana kita. Lagipula, alam memiliki jalannya sendiri.”

Raja Zhu merenungkan kata-kata itu. Ia tersadar bahwa keberuntungan dan kemakmuran tidak bisa dipaksakan, dan tidak bergantung pada ramalan atau bunga sakura yang mekar. Ia pun tertawa kecil, menyadari kebodohan tindakannya.

“Benar, Menteri Li,” ujar Raja Zhu akhirnya. “Keberuntungan tidak datang dari bunga yang mekar, tetapi dari kerja keras dan kebijaksanaan kita sendiri. Mungkin aku terlalu terbawa oleh ramalan.”

Sejak hari itu, Raja Zhu tidak lagi terobsesi dengan ramalan. Ia belajar bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan, dan bahwa keberuntungan sering kali datang dari hal-hal yang sederhana dan tak terduga. Sementara itu, para penjaga istana tetap dikenang sebagai “seniman” yang pernah mengecat daun-daun sakura dengan cat merah muda, menciptakan kisah lucu yang akan diceritakan di seluruh kerajaan selama bertahun-tahun.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60