TEKUN dalam kebersamaan—Di sebuah padang rumput yang hijau dan subur, hiduplah sekelompok semut yang rajin dan seekor belalang yang riang. Para semut bekerja keras sepanjang musim panas, mengumpulkan biji-bijian dan makanan lainnya untuk persiapan musim dingin yang panjang. Mereka membentuk barisan panjang, membawa beban berat di punggung kecil mereka, dan menyimpan makanan di sarang mereka yang hangat dan aman.
Di sisi lain, Belalang hanya menghabiskan waktunya untuk bernyanyi, menari, dan bermain-main. Ia tidak pernah khawatir tentang masa depan dan selalu menganggap musim dingin masih jauh.
“Mengapa kalian bekerja keras seperti itu?” tanya Belalang kepada para semut.
“Musim panas masih panjang, dan makanan berlimpah. Mari kita bersenang-senang bersama!”
Kawanan semut hanya menggelengkan kepala dan terus bekerja. Mereka tahu bahwa musim dingin akan datang, dan mereka harus siap menghadapinya. Mereka tidak ingin kelaparan dan kedinginan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Saat musim gugur tiba, daun-daun mulai berguguran, dan udara menjadi lebih dingin. Para semut semakin giat bekerja, mengumpulkan sisa-sisa makanan yang masih ada. Belalang, di sisi lain, masih asyik bermain dan bernyanyi. Ia tidak menyadari bahwa musim dingin sudah dekat.
Akhirnya, musim dingin tiba. Salju turun dengan lebat, menutupi padang rumput dengan selimut putih. Makanan menjadi langka, dan udara sangat dingin. Para semut tetap hangat dan kenyang di sarang mereka, menikmati makanan yang telah mereka kumpulkan.
Sementara itu, Belalang dilanda kelaparan dan kedinginan. Ia tidak memiliki makanan atau tempat berlindung. Ia menggigil kedinginan dan merasa sangat lemah. Dengan suara gemetar, Belalang pergi ke sarang semut dan memohon bantuan.
“Teman-teman semut,” kata Belalang, “aku sangat lapar dan kedinginan. Bisakah kalian memberiku sedikit makanan dan tempat berlindung?”
Kawanan semut memandang Belalang dengan kasihan. Mereka tahu bahwa Belalang telah membuat kesalahan dengan tidak mempersiapkan diri untuk musim dingin. Namun, mereka juga tahu bahwa tidak baik membiarkan makhluk lain kelaparan dan kedinginan.
“Belalang,” kata salah satu semut yang bijaksana, “kami akan memberimu makanan dan tempat berlindung. Namun, kamu harus berjanji untuk belajar dari kesalahanmu.
Musim dingin adalah waktu yang sulit, dan kita semua harus mempersiapkan diri menghadapinya.”
Belalang mengangguk setuju. Ia sangat berterima kasih kepada para semut atas kebaikan mereka. Ia berjanji akan bekerja keras di musim panas berikutnya dan mengumpulkan makanan untuk musim dingin.
Akhirnya, para semut menepati janji mereka. Mereka memberi Belalang makanan dan tempat berlindung di sarang mereka. Belalang tinggal bersama para semut sepanjang musim dingin, belajar tentang kerja keras dan persiapan. Ia juga belajar tentang pentingnya berbagi dan membantu orang lain.
Ketika musim semi tiba, Belalang keluar dari sarang semut dengan semangat baru. Ia berterima kasih kepada para semut atas pelajaran berharga yang telah mereka berikan. Ia berjanji akan menjadi belalang yang lebih baik, yang bekerja keras dan mempersiapkan diri untuk masa depan.
Belalang menepati janjinya. Ia bekerja keras sepanjang musim panas, mengumpulkan makanan untuk musim dingin. Ia juga membantu para semut dalam pekerjaan mereka. Ketika musim dingin tiba, Belalang memiliki cukup makanan dan tempat berlindung. Ia tidak lagi kelaparan dan kedinginan.
Belalang belajar bahwa kerja keras dan persiapan adalah kunci untuk bertahan hidup. Ia juga belajar bahwa berbagi dan membantu orang lain adalah hal yang penting. Ia menjadi belalang yang bijaksana dan bertanggung jawab, yang dihormati oleh semua makhluk di padang rumput. (*)