Sinopsis Novel ‘Robinson Crusoe,’ Sang Petualang

Sang Petualang
Ilustrasi Crusoe yang terdampar di sebuah pulau terpencil. (Image: GwAI/Nusaweek)
banner 468x60

‘ROBINSON Crusoe’ adalah novel petualangan, salah satu novel pertama dalam genre realis dan menjadi karya klasik yang sangat berpengaruh dalam sastra dunia, yang ditulis oleh Daniel Defoe, pertama kali diterbitkan pada tahun 1719. Kisah ini menceritakan tentang seorang pria bernama Robinson Crusoe yang, setelah mengalami kecelakaan kapal di laut, terdampar di sebuah pulau terpencil selama 28 tahun.

Novel ini menyoroti perjuangan Crusoe untuk bertahan hidup sendirian. Ia harus belajar menggunakan akal dan keterampilannya untuk membangun tempat tinggal, mencari makanan, beternak, dan mengolah lahan. Selama masa kesendiriannya, ia juga merenungkan kehidupan dan keimanan.

Sinopsis

Novel ini menceritakan kisah seorang pria muda asal Inggris bernama Robinson Crusoe yang menentang keinginan orang tuanya untuk menjadi seorang pelaut. Setelah beberapa kali petualangan di laut yang penuh bahaya, kapalnya karam dalam badai dahsyat. Crusoe menjadi satu-satunya yang selamat dan terdampar di sebuah pulau tropis terpencil di dekat lepas pantai Venezuela.

Selama 28 tahun, Crusoe belajar untuk bertahan hidup sendirian. Dengan akal, ketekunan, dan sisa-sisa dari kapal karam, ia membangun tempat tinggal, membuat perkakas, bertani, beternak kambing, dan membuat kerajinan tangan. Kesendiriannya yang mendalam membuatnya merenung tentang hidup dan hubungannya dengan Tuhan.

Kisah berlanjut saat ia menemukan jejak kaki di pasir, yang ternyata milik kanibal yang sesekali datang ke pulau itu. Crusoe kemudian menyelamatkan seorang tawanan pribumi yang akan dikorbankan, yang kemudian ia beri nama Friday. Friday menjadi teman setia dan pembantu pertamanya. Hubungan mereka berkembang menjadi persahabatan yang kuat, di mana Crusoe mengajari Friday bahasa Inggris dan agamanya, sementara Friday membantunya bertahan hidup.

Setelah bertahun-tahun, sebuah kapal Inggris berlabuh di pulau itu. Kapal tersebut dikuasai oleh para pemberontak. Crusoe, dengan bantuan Friday, membantu kapten kapal untuk merebut kembali kendali. Akhirnya, setelah hampir tiga dekade, Crusoe berhasil kembali ke Inggris dan menemukan bahwa keluarganya telah menganggapnya meninggal.

Latar Belakang Sosial Budaya

Novel Robinson Crusoe (1719) diterbitkan pada masa pencerahan di Inggris (abad ke-18). Periode ini ditandai dengan perubahan besar dalam pemikiran, ekonomi, dan masyarakat:

Individualisme dan Kemandirian: Novel ini sangat menonjolkan semangat individualisme. Crusoe tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga membangun sebuah peradaban kecil sendirian. Ia adalah gambaran dari manusia pencerahan yang rasional dan mampu mengendalikan nasibnya sendiri dengan akal dan kerja keras, bukan sekadar bergantung pada takdir atau status sosialnya.

Kolonialisme dan Superioritas Barat: Kisah ini mencerminkan pandangan kolonial yang umum pada masa itu. Crusoe, sebagai orang Eropa, dengan mudah menganggap dirinya superior dan memiliki hak untuk menguasai dan menamai segala sesuatu di pulau itu, termasuk Friday. Ia “mendidik” Friday dalam bahasa dan agama Kristen, menunjukkan pandangan bahwa budaya Barat dianggap lebih maju dan benar.

Agama dan Moralitas Puritan: Meskipun terdampar sendirian, Crusoe tidak lepas dari nilai-nilai agama. Ia membaca Alkitab yang ia selamatkan dari kapal dan sering merenung tentang dosa-dosanya. Novel ini mengedepankan pandangan moralitas Puritan, di mana kerja keras dan keteguhan iman adalah kunci untuk mendapatkan pengampunan dan keselamatan. Kesuksesannya dalam bertahan hidup dipandang sebagai anugerah dari Tuhan.

Pesan Moral

Ketekunan dan Kemandirian: Pesan moral paling utama adalah tentang kekuatan ketekunan dan kemandirian. Crusoe menunjukkan bahwa dengan akal, sumber daya, dan kemauan yang kuat, seseorang dapat mengatasi kesulitan paling ekstrem sekalipun dan menciptakan kehidupan dari ketiadaan.

Pentingnya Kerendahan Hati dan Taat: Awalnya, Crusoe menentang orang tuanya. Bencana kapal karam adalah “hukuman” atas ketidaktaatannya. Melalui pengalamannya di pulau, ia belajar untuk lebih rendah hati, bersyukur, dan kembali kepada ajaran agamanya. Hal ini menunjukkan pentingnya introspeksi dan pertobatan.

Nilai Persahabatan dan Kemanusiaan: Meskipun Crusoe berhasil bertahan hidup sendirian, kedatangan Friday mengubah hidupnya secara drastis. Hubungan mereka menunjukkan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial dan bahwa kebahagiaan dan makna hidup sering kali ditemukan dalam hubungan dengan orang lain, bukan hanya dalam pencapaian material. (*)

banner 300x250

Related posts