Tongkonan, Rumah Adat Unik Masyarakat Tana Toraja

  • Whatsapp
Tongkonan
Tongkonan, rumah adat Tanah Toraja. (Foto: Kemenparekraf)
banner 468x60

Desa Kole Sawangan adalah sebuah desa wisata yang terletak di Kecamatan Malimbong Balepe’, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Desa yang terletak di kaki Gunung Sado’ko ini berjarak sekitar 45 menit perjalanan dengan kendaraan dari Bandara Toraja.

Desa ini memiliki sejumlah daya tarik wisata yang tentunya akan membuat setiap pengunjung betah untuk berlama-lama berkeliling, berinteraksi dengan masyarakat setempat dan memperkaya pengalaman budaya.

Daya tarik wisata

Seperti kawasan Tana Toraja pada umumnya, desa wisata Kole Sawangan juga memiliki ragam kekayaan budaya yang menarik seperti berikut:

  1. Deretan Tongkonan atau rumah adat masyarakat Toraja yang indah nan megah. Tongkonan adalah rumah panggung tradisional Toraja yang berbentuk persegi empat panjang.
  2. Uniknya, di Desa Kole Sawangan wisatawan bisa menyaksikan salah satu Tongkonan tertua. Konon, bangunan beratap batu tersebut dibuat pada tahun 1200. Kemudian pada tahun 1939, Tongkonan tersebut terbakar dan baru dipugar kembali 7 tahun kemudian. Rumah adat Tongkonan berperan penting sebagai tempat tinggal dan tempat bagi keluarga untuk melaksanakan berbagai upacara yang berkaitan dengan sistem kepercayaan serta sosial kemasyarakatan.
  3. Bagian depan Tongkonan dihiasi dengan susunan tanduk kerbau secara vertikal. Tanduk kerbau itu menandakan jika sang pemilik rumah sudah mengadakan upacara rambu solo’–sebuah upacara pemakaman atau pesta adat sebagai penghormatan terakhir kepada mendiang.
  4. Wisatawan akan disuguhi aneka kerajinan tenun dan manik-manik khas buatan kaum wanita setempat. Desa ini juga dikenal sebagai salah satu pusat kerajinan dan ekonomi kreatif. Produk kerajinan lainnya adalah anyaman bambu seperti keranjang, nampan, tas, dan alat rumah tangga lainnya.
  5. Kuburan batu Saluliang–merupakan salah satu kuburan batu tertua di Toraja, dan dibuat sekitar tahun 1215 dan masih digunakan sampai saat ini. Batu-batu besar yang berjejer sesuai kontur lahan itu dilubangi dan dipahat sedemikian rupa untuk membuat liang kubur.
  6. Tarian Pa’gellu: sebuah tarian sukacita yang biasa dipentaskan pada upacara adat Toraja. Dalam Bahasa Toraja, Pa’gellu atau ma’gellu bermakna menari-nari dengan sukacita sambil bergoyang dengan gemulai dan berlenggak-lenggok.

Sumber: https://wonderfulimage.id/read/516/menparekraf-apresiasi-kesiapan-desa-kole-sawangan-tana-toraja-menjadi-desa-wisata

 

banner 300x250

Related posts

banner 468x60