LOKASINYA jauh dari keramaian, yaitu sebuah desa kecil di kaki gunung, hidup seorang tukang cukur bernama Pak Wang. Meskipun terkenal dengan keramahannya, ia juga dikenal karena sering salah memahami permintaan pelanggan. Ketika seseorang meminta potongan rambut bergaya moderen, Pak Wang bisa saja memotongnya terlalu pendek atau malah memberi gaya rambut klasik zaman dahulu.
Anehnya, meskipun sering membuat kesalahan, pelanggannya tetap kembali karena hasil potongannya, meskipun tidak sesuai keinginan, selalu unik dan lucu.
Suatu hari, seorang jenderal yang dihormati bernama Jenderal Fu sedang berkunjung ke desa tersebut. Jenderal Fu baru saja menyelesaikan tugasnya dalam sebuah misi militer dan ingin sedikit bersantai.
Merasa rambutnya sudah terlalu panjang, ia memutuskan untuk mencari tukang cukur terbaik di desa itu, dan akhirnya direkomendasikan untuk datang ke tempat Pak Wang.
Jenderal Fu adalah pria yang sangat serius dan disiplin. Ia selalu memastikan penampilannya gagah dan tegas, terutama karena ia sering menjadi pusat perhatian saat berada di depan pasukannya. Ketika masuk ke dalam warung cukur sederhana milik Pak Wang, ia langsung duduk di kursi kayu tua yang mengeluarkan bunyi berderit.
“Pak Wang,” kata Jenderal Fu dengan nada berwibawa, “saya ingn potongan rambut yang membuat saya terlihat gagah dan kuat. Saya harus tampil seperti singa di depan pasukan saya.”
Pak Wang, yang sedikit gemetar karena bertemu dengan seseorang seberpengaruh Jenderal Fu, mengangguk bersemangat, meskipun ia tidak sepenuhnya memahami apa maksud dari “gagah seperti singa.” Dalam pikirannya, ia mencoba membayangkan seekor singa, tapi justru teringat anak-anak kecil di desa yang sering datang meminta potongan rambut pendek dan rapi.
Dengan penuh keyakinan, Pak Wang mengambil guntingnya dan mulai bekerja.
Setelah beberapa saat, Pak Wang berkata, “Selesai, Tuan Jenderal! Lihatlah hasilnya. Ini potongan rambut yang luar biasa!”
Jenderal Fu melihat ke cermin dan terkejut. Alih-alih mendapatkan potongan rambut yang membuatnya tampak gagah dan tegas, Pak Wang telah memberikan potongan rambut yang sangat pendek, mirip dengan gaya rambut anak kecil yang sering bermain di sawah. Sisi-sisi kepala Jenderal Fu dicukur sangat pendek, sementara bagian atasnya dibiarkan sedikit panjang, membuatnya terlihat jauh lebih muda, bahkan seperti bocah sekolah.
Mata Jenderal Fu membesar. “Apa ini?!” katanya dengan marah. “Aku meminta potongan yang membuatku terlihat kuat, bukan anak kecil yang baru keluar dari sekolah!”
Pak Wang, meskipun merasa gugup, tetap tersenyum. “Tuan Jenderal, Anda mungkin belum terbiasa, tapi ini potongan rambut yang sangat trendi dan membuat Anda terlihat segar!”
Pada awalnya, Jenderal Fu sangat marah dan hampir saja meninggalkan warung cukur tanpa membayar. Namun, begitu ia berjalan keluar dan bertemu dengan penduduk desa, hal yang tak terduga terjadi. Banyak orang yang melihatnya langsung tersenyum dan menyapanya dengan ramah. Anak-anak berlari menghampirinya, mengagumi rambutnya yang mereka anggap “keren,” sementara para pedagang memuji betapa awet mudanya penampilan Jenderal Fu.
Salah satu warga desa bahkan berkata, “Wah, Tuan Jenderal terlihat jauh lebih muda! Potongan rambut ini membuat Anda tampak bersahabat.”
Jenderal Fu awalnya tak percaya, namun seiring berjalannya waktu, ia mulai merasakan perubahan. Orang-orang tidak lagi terlihat takut atau tegang di hadapannya. Sebaliknya, mereka lebih sering mendekatinya, mengobrol dengan santai, dan bahkan lebih menghormatinya karena kesederhanaannya.
Potongan rambut yang awalnya membuatnya merasa kikuk justru mengubah cara orang memandangnya. Ia tak lagi hanya dikenal sebagai jenderal yang kuat, tetapi juga sebagai pemimpin yang ramah dan dekat dengan rakyat.
Kabar tentang gaya rambut baru Jenderal Fu dengan cepat menyebar ke seluruh desa, bahkan ke desa-desa sekitar. Para prajuritnya, yang awalnya tertawa melihat penampilan sang jenderal, mulai terkesan dengan reaksi positif dari orang-orang. Tak butuh waktu lama sebelum mereka sendiri mulai meminta potongan rambut yang sama kepada Pak Wang.
Fenomena “potongan rambut Jenderal Fu” menjadi tren baru di desa, dan tempat cukur Pak Wang pun mendadak ramai dengan pelanggan yang ingin mengikuti gaya rambut tersebut.
Pak Wang, yang tadinya khawatir karena kesalahannya, justru merasa bangga karena tanpa sengaja menciptakan tren baru yang disukai semua orang. Sementara itu, Jenderal Fu, meskipun pada awalnya malu, mulai merasa nyaman dengan potongan rambut barunya dan bersyukur karena, meski tidak sesuai dengan harapan awalnya, rambut barunya justru membantunya menjadi pemimpin yang lebih disukai dan dihormati.
Sejak hari itu, setiap kali ada orang yang datang ke Pak Wang dan meminta potongan rambut khusus, ia selalu berkata, “Apakah Anda ingin gaya Jenderal Fu?” dan hampir selalu, jawabannya adalah, “Ya!”