- DESA Wisata menjadi penggerak ekonomi pedesaan karena melibatkan semua komponen masyarakat dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki
- Jenis wisata ini memberikan pengalaman berbeda karena wisatawan berinteraksi langsung dengan masyarakat
Akhir-akhir ini santer dibahas tentang topik desa wisata. Desa wisata ini diharapkan bisa menjadi wisata alternatif dan mengajak pengunjung agar lebih menghargai dan melestarikan lingkungan alam.
Pandemi Covid-19 juga mendorong tren ke arah ini karena salah satu protokol kesehatan menganjurkan untuk menjaga jarak. Ruang alam yang luas sangat memungkinkan untuk bisa menjaga jarak dengan leluasa antara satu pengunjung satu dengan pengunjung lainnya.
Menurut Wikipedia, desa wisata adalah desa yang dijadikan objek wisata karena daya tarik yang dimilikinya yang dibentuk dari kombinasi atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung berupa aktivitas kehidupan masyarakat yang menyatu dengan cara hidup dan tradisi mereka.
Biasanya desa wisata memiliki potensi daya tarik beragam seperti wisata alam, wisata budaya, dan wisata hasil buatan manusia dalam satu kawasan tertentu dengan fasilitas pendukungnya.
Desa wisata adalah bagian dari pengembangan pariwisata berkelanjutan dan salah satu program pemerintah pusat yang diharapkan dapat mempercepat kebangkitan pariwisata dan memicu pertumbuhan ekonomi.
Sekurang-kurangnya, ada tiga komponen penting yang harus dipenuhi sebagai syarat membangun desa wisata. Pertama, adanya potensi wisata dan perangkat desa harus memiliki basis data yang jelas mengenai lahan, lokasi, daerah serta bagaimana ekosistem yang dapat membantu pengembangannya.
Kedua, adanya minat dan kesiapan masyarakat setempat untuk mengembangkan destinasi wisata tersebut dan adanya organisasi terampil dan profesional yang akan mengelola potensi itu secara berkelanjutan.
Ketiga, harus memiliki konsep desa wisata yang unik agar bisa berbeda dan lebih menonjol dibandingkan desa-desa wisata lainnya.
Jenis-jenis desa wisata
Kemenparekraf menggolongkan ada 4 jenis desa wisata bila dilihat dari potensi dan perkembangannya.
- Rintisan—masih dalam bentuk potensi dan belum adanya kunjungan wisatawan. Sarana dan prasarananya masih sangat terbatas dan belum adanya kesadaran masyarakat.
- Berkembang—meski masih berupa potensi, namun sudah ada rencana untuk mengembangkan potensi tersebut lebih jauh.
- Maju—masyarakatnya sudah sadar wisata dengan indikator sudah ada kunjungan wisdom dan wisman dan dapat mengelola usaha pariwisata, termasuk menggunakan dana desa untuk tujuan tersebut.
- Mandiri–masyarakat sudah berinovasi dan destinasi wisatanya juga sudah diakui dunia dengan sarana dan prasarana yang terstandarisasi. Selain itu, pengelolaannya bersifat kolaboratif pentahelix.
Pengembangan wisata pedesaan akan mendorong pelestarian alam (bentang alam, persawahan, sungai, danau) yang pada gilirannya diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif bagi pengembangan masyarakat.