Bebek-Bebek Itu Pun Dapatkan Habitat Mereka

  • Whatsapp
vila dan bebek
Ilustrasi vila dan bebek. (Image: Dok. Nusaweek dan Pixabay)
banner 468x60
  • SUARA bebek pagi itu yang ‘kwak-kwek’ amat mengganggu tamu yang menginap di vila 10 jadi ia komplin ke kantor depan
  • Informasi tersebut lalu diteruskan ke bagian humas untuk mencarikan solusinya agar kejadian itu tak terulang lagi

Pak Made adalah seorang pegawai  hubungan masyarakat ‎ (humas) di sebuah resor vila yang berada di tepi sungai. Di belakang vila ada hamparan sawah yang bertingkat. View-nya eksotis sekali sehingga banyak tamu yang menyukai suasana alami betah menginap di sini.

Semua unit vila atau bangunan yang ada didesain dengan memadukan gaya arsitektur lokal dan moderen sehingga nampak begitu selaras dengan lingkungan di sekitarnya.

Read More

Sementara itu, Pak Made sendiri berasal dari lingkungan dekat vila ia bekerja. Sebagai salah seorang bagian humas, ia difokuskan untuk menangani permasalahan vila yang berkaitan dengan lingkungan sosial di sekitar villa.

********

Didukung suasana alam yang damai, sejuk dan keramahtamahan seluruh karyawan, tamu merasa betah sehingga masa tinggal mereka pun bisa mencapai dua minggu. Bahkan ada yang datang menginap secara rutin setiap tahun, sebagai repeater guest.

Pada suatu ketika, Pak Made mendapat laporan dari kantor depan tentang keluhan tamu yang menginap di vila 10.

“Pak Made, tamu yang menginap di vila 10 dekat sawah itu tadi komplin karena terganggu oleh suara bebek milik warga pendamping. Tadi pagi katanya suara bebeknya ramai sekali,” kata Budi dari Kantor Depan.

“Terus apa yang Pak Budi sudah lakukan?” tanya Pak Made.

“Setelah dicek ke sana, ternyata memang benar kejadiannya seperti itu. Jadi saya pindahkan tamu tersebut ke unit vila yang jauh dan lebih tenang. Sebagai tambahan, kita juga berikan dia voucher 1x dinner gratis.”

“Baik. Segera saya carikan solusinya.”

***********

Sebelum makan siang, Pak Made mendapat pesan WA dari seorang temannya, Budi. Dia berjanji ketemuan di warung nasi dekat pasar. Katanya ada info penting yang ingin disampaikan.

Saat tiba di warung makan itu, temannya itu sudah menunggu di sana dan sedang menikmati es jeruk pada siang yang gerah itu.

“Hai Pak Made, pa kabar? Silakan duduk, sebelah sini,” panggil Budi.

“Baik. Kamu gimana, Bud?”

“Ya…. Baik seperti kamu lihat.”

“Ngomong-ngomong… kamu sudah dapat info terkini tentang Pak Raden yang membangun kandang bebek darurat di sawah dekat vila tempatmu bekerja?”

“Oh…. Kalo yang itu sih belum. Tapi tadi aku dapat laporan komplin tentang tamu yang tinggal dekat situ komplin. Ya….karena bebek-bebek itu ramai.”

“Nah… kebetulan.”

“Maksudmu?”

“Begini. Si empunya tanah, tetangga vilamu itu, sebenarnya melakukan protes ke vilamu karena anaknya tidak diterima melamar kerja di situ tempo hari?”

“Ooh… jadi toh akar permasalahannya. Ia ingin mencari perhatian gitu. Sebenarnya, anaknya itu tidak memenuhi kualifikasi yang disyaratkan untuk posisi yang tersedia. Ya….. jelas kami tidak menerimanya.”

“Nah, itulah pemicunya.”

“Okay, terima kasih banyak Bro. Aku sudah menangkap akar permasalahannya.”

“Sekarang mari kita pesan makanannya dulu. O… ya, kamu pesan minumnya juga.”

**************

Kini Pak Made sudah menangkap permasalahan yang dihadapi oleh vila dimana ia bakerja sekarang. Ia akan berusaha menggunakan pendekatan halus agar tidak memicu ketersinggungan. Di satu sisi, ia adalah pegawai di vila itu, tempat mencari nafkah. Sementara di sisi lain, ia warga desa setempat, tempat ia lahir dan meninggal, sedangkan si penyanding yang memelihara bebek itu, berasal dari desa sebelah.

Keesokan harinya, sekira pukul 9 pagi ia melihat pemilik lahan sebelah sedang membajak sawahnya dekat muara. Pak Made menggunakan kesempatan baik tersebut. Ia pura-pura saja memancing dan lewat di sungai di hilir sawah tersebut. Pak Made memang kenal dengan pemilik sawah tersebut karena desanya bertetangga.

“Halo Pak Made, ngapain di situ?” tanya Pakr Raden, sang pemilik sawah.

“Oooh…. Bapak, saya lagi mancing nih, Pak.” Jawab Pak Made.

“Emangnya, Bapak dapat ikan apa mancingnya?”

“Ini Pak, ada udang galah sedikit. Tidak terlalu besar, sih.”

“Waah…. Pintar juga Pak Made mancingnya.”

“Aaah…. Nggaak Pak. Cuma iseng-iseng.”

“Mari Pak mampir ke gubuk saya. Di sini ada ubi  ungu bakar.”

“Boleh juga Pak. Ini ajakan yang susah ditolak lho, Pak. Makasih.”

Mereka pun ngobrol sambil menikmati ubi ungu bakar di gubuk sawah petani itu. Obrolannya mengalir begitu saja dan alami. Sesekali juga diselingi tawa. Ada tentang budidaya padi di sawah hingga pariwisata.

“Ngomong-ngomong, dalam waktu dekat vila kami akan memperluas area kebun alami. Nah, di situ ada pisang dan buah-buahan lokal. Kami ingin memperkenalkan tentang kekayaan buah lokal kepada tamu. Pokoknya komplit. O ya, nanti juga akan ada kolam itiknya agar kelihatan nuansa pedesaan lokalnya.”

“Bagus sekali itu, Pak. Kapan itu rencananya Pak?”

“Segera Pak. Kolam bebek kami sudah ada di bawah, dekat pinggir sungai itu lho.  Kira-kira 300 meter dari unit vila. Jadi vila kami ingin menawarkan sesuatu yang unik kepada tamu. Gitu…”

“Apakah ada rencana membeli lahan lagi Pak Made?”

“Sejauh ini sih, belum. Kami ingin mengoptimalkan lahan yang ada dulu.  Entahlah nanti, saya tidak tahu. Terkait dengan rencana ini, apakah Bapak kira-kira ada kerabat yang belum bekerja?”

“Ooh… ada Pak. Anak saya. Dulu dia tidak lulus tes di vila sebelah, di tempat Bapak, sehingga tidak diterima.”

“Wah…kebetulan ini. Nanti kami akan membutuhkan seorang gardener yang gemar atau hobi merawat tanaman plus menggembalakan bebek di kolam itu nanti.”

“Kok ada bebek segala, Pak. Apa maksudnya ini?”

“Begini Pak, nanti kami akan membuat program harian atau daily activities untuk tamu-tamu yang menginap di vila. Mereka bisa memberi makan, menggembalakan itik atau mengambil telornya. Kami ingin memberikan mereka kesempatan untuk mendapat pengalaman itu.”

“Kalau yang ini, anak saya pasti mau.”

“Baiklah kalau memang berminat dengan peluang yang ditawarkan, tolong sampaikan kepada putra Bapak kabar ini. Kami tunggu kehadirannya di vila Senin depan untuk wawancara.”

“Baiklah, terima kasih banyak, Pak Made.”

Akhirnya Pak Made dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dnegan bebek. Sang pemilik merasa tidak keberatan bila bebek-bebeknya dipindahkan karena bahasanya bukan ‘memindahkan.’ Tapi vila membutuhkan bebek-bebek itu untuk mengisi program Kegiatan Harian atau Daily Activities untuk tamu. Sekalian juga kandangnya akan dibuatkan di situ. Jaraknya sekitar 300 meter dari unit vila terdekat. Dengan demikian, bebek-bebek itu diharapkan tidak lagi mengganggu.

banner 300x250

Related posts

banner 468x60