- WISATA mengamati burung bisa menjadi alternatif selain menyaksikan keindahan alam dan atraksi budaya
- Bila berwisata di Bali jangan lewatkan untuk mengunjungi Bali Bird Park, atau Desa Petulu yang sudah identik dengan burung kokokan atau blekoknya
Burung adalah salah satu satwa yang menyenangkan untuk dilihat, terutama bagi para penghobi burung. Kemerduan suara dan kemolekan tubuhnya dengan rupa warna gemilang bulunya bisa membantu meredakan kepenatan atau menenangkan pikiran.
Nah, bila sedang berwisata di Bali, Anda bisa mengunjungi tempat-tempat wisata burung berikut ini.
Dikenal juga dengan Bali Bird Park, taman burung ini berlokasi di Singapadu, Gianyar. Dengan koleksi lebih dari 1.300 burung dari 200 spesies, taman burung ini siap menghibur para penggemarnya dengan beragam burung eksotis yang beterbangan bebas di dalam taman aviari. Selain berfokus pada konservasi, taman ini juga melakukan penangkaran beberapa burung serta mengadakan pelepasliaran burung-burung langka.
Taman ini juga didukung beberapa fasilitas seperti restoran berkonsep terbuka, penangkaran komodo, koleksi palma, spot foto fantastik dan lain-lain.
Berjarak sekitar 2 kilometer dari Ubud, desa wisata ini sudah identik dengan aktivitas pengamatan burung kokokan atau blekok. Dengan sejarah panjang yang unik bermula sekitar tahun 1965, desa ini sudah menjadi habitat ramah blekok karena masyarakat setempat mendukung dan menghormati keberadaan mereka di sana.
Bisa dikatakan, masyarakat setempat sangat mencintai alam sehingga alam pun memberikan imbal balik bagi mereka. Nah, kini banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke desa wisata Petulu. Burung blekok yang berwarna putih dan bergradasi kuning krem bisa ditemukan di pohon-pohon sekitar desa ini.
Kawanan burung blekok juga bisa ditemukan di perbatasan Desa Lukluk dan Sempidi. Berbeda dari Desa Petulu dengan lokasi yang tersebar, di sini mereka hanya ditemukan di sebuah pohon beringin besar yang sudah menjadi ciri khas perbatasan desa zaman dahulu.
Pada siang hari hingga sore, biasanya hanya ditemukan sedikit burung. Namun mereka mulai berdatangan dari mencari makan di tempat nun jauh saat menjelang matahari tenggelam. Mereka akan kelihatan sibuk mencari tempat tidur masing-masing, bahkan ada yang berkelahi.
Keberadaan mereka di sini mungkin sangat nyaman karena dilindungi oleh warga dan pohon beringinnya sangat besar sehingga ada banyak tempat berteduh. Di sekelilingnya juga masih ada bentangan persawahan aktif untuk mencari makan selain mencari makan secara nomadis.
Jalak Bali (Leucopsar rothschild) adalah burung penyanyi yang berukuran sedang, memiliki panjang sekitar 25 cm, dan termasuk suku Sturnidae. Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali dan endemik Indonesia. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali.
Populasi hewan endemik Taman Nasional Bali Barat (TNBB) ini telah merosot tajam bahkan hampir punah karena hanya tersisa 6 ekor di alam bebas. Namun berkat adanya upaya konservasi yang dilakukan, saat ini populasinya tercatat mencapai 560 ekor. Di samping itu, upaya konservasi juga dibantu oleh kelompok-kelompok masyarakat sehingga membantu pelestarian burung cantik ini.
Tempat yang tidak kalah pentingnya bagi para penggemar burung adalah Pasar Burung Satria yang berlokasi di Jalan Veteran Denpasar. Pasar ini menjual aneka burung piaraan beserta pakan dan peralatan pendukungnya.
Di sini ada aneka warna burung parkit, tekukur, perkutut, ayam hutan, ayam mutiara, aneka burung pipit serta beberapa burung lainnya yang tak kalah menariknya dan legal untuk dipelihara.