- BALI Kandarupa atau pameran serangkaian acara tahunan Pesta Kesenian Bali ke-44 menampilkan lukisan klasik dan tradisi
- Tema pameran Danu Hulu Manu—Susastra Lelaku Air Cipta Rupa–selaras dengan tema besar PKB yaitu Danu Kerti Uluning Amertha—memuliakan air sumber kehidupan
Bali Kandarupa adalah pameran besar yang menampilkan hasil karya seni rupa klasik dan tradisi serta capaian turunan terkini. Acara tahunan serangkaian agenda Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV ini berlangsung pada tanggal 12 Juni-10 Juli 2022. Undangan terbuka diberikan kepada para pelukis maupun pematung Bali.
Tema PKB tahun ini, ‘Danu Kerthi Uluning Amreta’ (Memuliakan Air Sumber Kehidupan), selaras dengan Bali Kandarupa yang mengusung tajuk Danu Hulu Manu (Susastra Lelaku Air Cipta Rupa). Secara konseptual, Danu Hulu Manu adalah rangkaian proses dan capaian kreatif oleh seniman Bali dalam memaknai sekaligus mengembangkan estetika dan stilistika seni rupa klasik dan tradisi Bali yang mengalir secara dinamis ibarat lelaku air; yaitu melintasi penampang zaman dengan genialitas dari generasi ke generasi.
Bali Kandarupa berslogan Imaji, Memori dan Jati Diri yang memang dirancang untuk didedikasikan sebagai ruang apresiasi keberadaan seni rupa klasik maupun tradisional di Bali yang kian tumbuh dinamis seiring dengan kreativitas baru yang tetap berakar pada memori budaya agraris, imaji klasik dan warisan teknik mumpuni sebagai penegas jati diri seni rupa Bali.
Bali Kandarupa tahun ini diselenggarakan di empat lokasi berbeda, yaitu Gedung Kriya Taman Budaya Bali (23 seniman), Museum Puri Lukisan (30), Museum Seni Neka (29) serta ARMA (39). Secara keseluruhan, pameran tahun ini diikuti oleh 121 seniman, dimana 10 di antaranya adalah pematung. Seniman termuda kali ini adalah Gede Apriadi Saputra (15 tahun, Nagasepaha) sementara yang tertua adalah I Wayan Pendet (83 tahun, Ubud).
Adapun kurator dari lukisan-lukisan yang dilibatkan pada pameran tahun ini adalah AA Gede Rai, Prof Dr. Wayan Kun Adnyana dan Warih Wisatsana. Beberapa seniman yang berpartisipasi seperti I Gede Agus Mahardika, I Wayan Dana Wirawan, I Gede Widyantara, I Ketut Balik Parwata, I Made Awan, I Mada Kasna, I Made Sunarta, I Wayan Wira, Wayan Wijaya dan lain-lain.
Lukisan-lukisan yang dipamerkan di Gedung Kriya, misalnya, secara umum menggambarkan kehidupan masyarakat Bali, alam dan budayanya yang khas. Beberapa lukisan yang dipamerkan tersebut antara lain Tirta Empul oleh I Wayan Dana Wirawan (134 x 84 cm), cat akrilik di atas kanvas; Lautan Wisatawan di Pantai Kuta oleh I Gede Widyantara (90 x 150 cm), tinta hitam dan warna akrilik di atas kanvas; Dewi Danu oleh Pande Wayan Brata (150 x 100 cm) dan Alam Bali oleh I Made Sunarta (115 x 90 cm), akrilik di atas kanvas.