- TARIAN Baris, yang merupakan salah satu tarian sakral Bali, memiliki banyak ragamnya dalam khazanah tarian Bali
- Hadir dengan gerakan yang sangat lincah dan dinamis, tarian baris melambangkan prajurit
Ada beberapa jenis tari baris dalam khazanah tarian Bali yang tergolong tarian sakral dan umumnya dipentaskan terkait pelaksanaan upacara keagamaan. Salah satu faktor pembeda yang mudah diamati dari jenis tarian baris ini adalah senjata yang dibawa.
Pada dasarnya tari baris melambangkan tarian pasukan perang yang dibawakan mulai dari 8 hingga 40 orang penari. Nah, jiwa kesatria dan kegagahan prajurit ini kemudian diungkapkan dalam bentuk gerakan tari dan kostum yang beragam pula.
Hadir dengan penampilan lincah, kokoh, lugas dan dinamis, gerakan tarian ini selaras dengan iringan musik gamelan berupa gamelan Gong Kebyar atau Gong Gede.
Sejarah singkat
Naskah Bali kuno Usana Bali ada menyebutkan bahwa Mayadenawa, seorang raja Bali Aga yang lalim, diserang dan dikalahkan dalam sebuah pertempuran sengit oleh pasukan Dewa Indra.
Nah, setelah meraih kemenangan itu Dewa Indra membangun kahyangan di empat lokasi yaitu Kedisan, Tihingan, Manukraya, dan Kaduhuran. Kemudian, pada upacara penyucian dan peresmiannya diadakan keramaian dengan penuh suka cita. Para warga surga seperti widyadari pun ditugaskan menari rejang, widyadara menari baris, dan gandharwa memainkan gamelan.
Baris Tumbak
Salah satu jenis tarian baris ini adalah Tari Baris Tumbak. Seperti namanya, Tari Baris Tumbak membawa senjata berupa tombak dan berbusana awiran berlapis. Selain itu, ada juga senjata tambahan berupa keris. Tarian ini dipentaskan dalam kaitannya dengan prosesi upacara Dewa Yadnya seperti piodalan di pura. Biasanya, tarian jenis ini dapat dijumpai di daerah Kabupaten Badung dan Bangli.
Secara ringkas, tari baris ini bercerita tentang sekelompok prajurit yang akan berangkat ke medan pertempuran yang diawali dengan meneriakkan yel-yel penyemangat. Setelah itu, mereka menampilkan gerakan baris-berbaris dan kesiagaan menyerang musuh. Sebagai representasi sosok prajurit dalam bertugas, tarian ini juga menampilkann gerakan seperti mengurung dan atraksi berhadap-hadapan.
Filosofi
Dari sejarah ringkas di atas, mungkin bisa ditarik benang merah antara pementasan tarian baris dan perayaan peresmian keempat tempat suci tersebut. Di sisi lain, Dewa Indra sendiri adalah dewa perang. Jadi pementasan tari baris juga bentuk penghormatan kepada Dewa Indra sebagai dewa perang. Konon setelah perayaan itu, di pura-pura selalu dipentaskan tari rejang dan tari baris.
Di satu sisi, tarian baris melambangkan penghormatan kepada Dewa Indra yang mewariskan kegigihan dan patriotisme. Sementara di sisi lain, tarian ini menginspirasi umat agar senantiasa merawat nilai-nilai patriotisme dalam menghadapi kesulitan hidup.